Berita Wonosobo

Gandeng Pegiat Sampah, Pemkab Wonosobo Terus Upayakan Berbagai Solusi Penanganan Sampah

Permasalahan sampah masih menjadi PR Kabupaten Wonosobo yang harus diselesaikan, sehingga Pemkab Wonosobo menggandeng para pegiat sampah. 

Penulis: Imah Masitoh | Editor: raka f pujangga
Ist. Pemkab Wonosobo
Suasana halalbihalal bersama pegiat Bank Sampah, dan Kelompok Pengelola Sampah Mandiri se-Kabupaten Wonosobo, Kamis (4/5/2023) di Taman Plaza.  

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Permasalahan sampah masih menjadi PR Kabupaten Wonosobo yang harus diselesaikan. 

Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar mengatakan perlu adanya upaya-upaya strategis dalam rangka pengelolaan sampah.

"Seperti melalui peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan menerapkan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle (3R)," ucapnya saat menghadiri halalbihalal bersama penggiat Bank Sampah, dan Kelompok Pengelola Sampah Mandiri se-Kabupaten Wonosobo, di Taman Plaza, Kamis (4/5/2023). 

Baca juga: Ini Wajah Dokter Wayan, Rumah Praktik Banyak Sampah Namun Tetap Layani Pasien yang Tak Bawa Uang

Hal ini selaras dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 4 tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah.

Pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, namun perlunya keterlibatan peran serta masyarakat maupun Pemerintah Desa. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Endang Listyoningsih, mengatakan Pemerintah Daerah sudah melakukan penerapan pengurangan timbulan sampah yang dilaksanakan sejak 15 Desember 2022.

Yakni tahapan pengurangan dari timbulan sampah masuk maksimal 50 persen dari kondisi awal. 

Kemudian pada tanggal 1 Januari 2023 penerapan maksimal 30 persen residu sampah yang masuk TPA.

Suasana halalbihalal bersama pegiat Bank Sampah (2)
Suasana halalbihalal bersama pegiat Bank Sampah, dan Kelompok Pengelola Sampah Mandiri se-Kabupaten Wonosobo, Kamis (4/5/2023) di Taman Plaza. 

Bila melanggar perjanjian kerjasama yang telah disepakati akan dilakukan pengembalian atau penolakan saat sampah memasuki jembatan timbang. 

"Kondisi TPA Wonorejo sudah sangat memprihatinkan. Tahun 2022 lalu, setiap harinya menerima kiriman sampah hingga 150 ton. Bahkan belum lama ini, empat hari pasca lebaran kemarin sampah yang masuk TPA Wonorejo mencapai 30 ton," ungkapnya. 

Melalui penggiat bank sampah, yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Wonosobo peran sertanya sudah mulai dirasakan manfaatnya. Berbagai inovasi telah mereka munculkan. 

Salah satunya di Desa Wonosroyo dengan pengolahan sampah organik dalam pengelolaan sampah

Kemudian Desa Jojogan yang berinovasi dengan pembuatan alat pembakaran sampah organik dan anorganik menggunakan drum bekas dan oli bekas. 

Sementara abu hasil pembakaran digunakan untuk menetralisir tanah mengurangi keasaman tanah. 

Baca juga: Selama Libur Lebaran Volume Sampah di Kudus Capai Ratusan Ton Setiap Hari

Desa Jojogan memberikan nama pada inovasinya dengan "Apsonik", yakni Alat yang digunakan untuk pembakaran sampah organik dan anorganik. 

Dari dialog bersama penggiat Bank Sampah, perwakilan dari Kaliwiro Eni Safitri menyampaikan penanganan permasalahan sampah dimulai dari rumah tangga. 

Jadi kesadaran dalam memperlakukan sampah dimulai dari lingkungan terkecil. Dengan memilah memilih dan tidak membuang sampah sembarangan. (ima) 

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved