Berita Nasional
Indonesia Diminta Latih Prajurit Khusus Kongo
Pemerintah Indonesia dan Republik Demokratik Kongo sepakat menjalin kerja sama di bidang militer dan pertahanan.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Republik Demokratik Kongo sepakat menjalin kerja sama di bidang militer dan pertahanan.
Kerja sama mencakup pembelian sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) dan pengiriman prajurit untuk belajar di akademi militer di Indonesia.
Kerja sama terjalin setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Kongo Jean Pierre Bemba Gombo di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Baca juga: Menhan Prabowo Subianto Berikan Bantuan 100 Motor Dinas Babinsa di Makodam IV/Diponegoro
Pertemuan yang berlangsung secara tertutup itu dilakukan selama kurang lebih 1,5 jam.
Kepada Prabowo, Jean Pierre Bemba meminta agar angkatan bersenjata atau prajurit khusus Kongo dilatih Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pada saat yang sama, Kongo juga meminta agar para perwira-perwira muda dan kadet-kadet mereka dididik di Unversitas Pertahanan dan akademi-akademi militer di Indonesia.
“Mereka meminta pasukan khusus mereka dilatih,” ujar Prabowo kepada awak media di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis.
Di sisi lain, Indonesia dan Kongo sepakat untuk menjalin kerja sama di bidang pertahanan. Prabowo mengaku, Kongo bahkan tertarik untuk membeli sejumlah alutsista buatan dalam negeri.
Sebelum bertemu Prabowo, Jean Pierre Bemba diketahui berkunjung terlebih dulu ke dua produsen pertahanan dalam negeri, yaitu PT Pindad Persero dan PT Dirgantara Indonesia.
“Beliau sangat tertarik dan berminat dengan produk-produk kita,” ucap Prabowo.
Beberapa alutsista yang menarik minat mereka antara lain pesawat CN-235 dan pesawat N-219 buatan PT Dirgantara Indonesia, lalu Harimau Medium Tank produksi PT Pindad.
“Mereka tertarik dengan pesawat CN-235, mereka tertarik dengan pesawat N-219, pesawat baru kita, dan tank medium,” kata Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Jean Pierre Bemba mengatakan bahwa Kongo sangat antusias dengan kerja sama ini.
“Ini adalah kerja sama yang penting, yang telah kami diskusikan tadi,” kata Jean Pierre Bemba.
Untuk diketahui, hubungan diplomatik Indonesia-Kongo sudah terjalin sejak 1963, namun ditutup setahun kemudian setelah jatuhnya PM Patrice Lumumba. Hubungan diplomatik baru dibuka kembali pada 1984.
| Wakil Ketua Komisi XIII DPR Apresiasi Kemenham Jateng Wujudkan Implementasi P5HAM bagi Masyarakat |
|
|---|
| Tampang Janda Muda Bukittinggi yang Bunuh Bayi Hasil Hubungan Gelapnya, Dipotong Jadi 3? |
|
|---|
| Kakanwil Kemenham Jateng Audiensi dengan Wagub DIY, Bahas Rencana Pembentukan Kanwil HAM DIY |
|
|---|
| Kemenham Jateng Dorong Sinergi Daerah Sukseskan Aksi HAM B12 2025: Menuju RANHAM Generasi Ke-6 |
|
|---|
| Tingkatkan Tata Kelola Pemerintahan, Kanwil Kemenham Jateng Gelar Sosialisasi Kearsipan di DIY |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.