Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

32 Biksu Jalan Kaki dari Thailand ke Candi Borobudur, Mulai Berangkat sejak 2 Bulan Lalu

Puluhan biksu berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Tribun Jogja
Ilustrasi Waisak - Umat Buddha, Bhiksu, dan Bhiksuni mengikuti prosesi kirab atau arak-arakan dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Prosesi kirab ini merupakan satu dari rangkaian peringatan Hari Tri Suci Waisak 2562 BE/2018, Selasa (29/5/2018). 

TRIBUNJATENG.COM - Puluhan biksu berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Media sosial dalam beberapa hari terakhir diramaikan dengan foto dan video aksi para biksu tersebut.

Mereka berjalan kaki dalam rangkaian merayakan Waisak 2023 atau 2567 BE pada Juni mendatang.

Baca juga: Viral Sosok Mirip Puan Maharani Nonton Konser Blackpink di Singapura, Ketua DPR RI Fans K Pop?

Ketua Thudong Internasional Welly Widadi mengatakan, ritual ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri).

"Ritual thudong ini seperti napak tilas, di mana dilakukan dari Thailand berjalan kaki menuju Malaysia dan berjalan menuju Singapura," kata Welly kepada Kompas.com, Minggu (14/5/2023).

Tri Suci Waisak-Biksu berjalan di antara stupa candi saat menjalankan prosesi pradaksina di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (6/5).
Tri Suci Waisak-Biksu berjalan di antara stupa candi saat menjalankan prosesi pradaksina di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (6/5). (P RADITYA MAHENDRA YASA)

"Dari Singapura naik kapal feri menuju Batam, dari Batam naik pesawat ke Jakarta.

Dari jakarta langsung jalan kaki ke Candi Borobudur," sambungnya.

Menurutnya, 32 biksu yang berasal dari Indonesia, Thailand, dan Malaysia tersebut mulai berjalan sejak dua bulan yang lalu.

Meski berjalan ribuan kilometer melintasi beberapa negara, Welly menyebut mereka tidak membawa uang dan hanya makan dua kali dalam satu hari.

"Mereka memang tidak membawa uang.

Biksu itu sehari hanya makan dua kali sampai jam 12 siang.

Setelah jam 12 siang tidak makan sama sekali, tapi minum tetap diperbolehkan asal tidak mengandung susu," jelas dia.

Untuk memenuhi kebutuhannya, para umat Buddha di berbagai daerah yang dilewati biasanya secara sukarela menyediakan tempat tinggal dan makanan.

Bukan hanya dari kalangan umat Buddha, para biksu ini juga disambut hangat oleh beberapa umat beragama lainnya.

 Saat tiba di Karawang, misalnya, 32 biksu ini dijamu di salah satu pondok pesantren.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved