Guru Berkarya
Tingkatkan Pemahaman Materi Berbagai Macam Energi melalui Model Asik
Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses perkembangan anak didik. Belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukungnya.
Oleh: Rahayu Budi Suprapti, S.Pd., SDN Balok Kabupaten Kendal
Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses perkembangan anak didik. Belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukungnya. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar adalah motivasi belajar yang ada pada diri anak didik. Motivasi belajar memiliki peranan penting dalam memberi rangsangan, semangat, dan rasa senang dalam belajar. Antusiasme belajar akan terbangun dan berdampak pada pemahaman materi belajar. Akan tetapi, motivasi belajar tidak selalu muncul dalam diri anak didik yang dapat diamati dari pasifnya anak didik dalam kegiatan di kelas dan rendahnya rata-rata hasil belajar anak didik.
Permasalahan guru tersebut harus menjadi perhatian. Guru perlu menerapkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar anak didik. Penerapan model pembelajaran yang tepat menjadikan proses belajar menjadi lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat menjadi alternatif dalam pengelolaan pembelajaran adalah Student Team Achievement Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan kesempatan kepada anak didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan kerja sama dengan teman sejawat, sehingga anak didik mendapat pengalaman langsung dalam menemukan konsep-konsep dari materi yang dipelajari. Sumarjoni (2012:26) mengungkapkan bahwa pada model pembelajaran STAD adalah pembelajaran yang anak didik ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD penulis praktikkan pada anak didik kelas satu SDN Balok Kabupaten Kendal, salah satunya pada pembelajaran Berbagai Energi Dan Manfaatnya. Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran STAD yang penulis terapkan, yaitu: Pertama, anak didik dibimbing membentuk kelompok terdiri atas empat anak didik secara heterogen berdasarkan keragaman prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain. Kedua, anak didik memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Selain memperhatikan penjelasan guru, anak didik juga dibimbing untuk belajar materi terlebih dahulu di dalam kelompok masing-masing secara sederhana. Ketiga, anak didik secara bekelompok mengerjakan tugas yang disajikan dalam bentuk kuis teka-teki silang (TTS) berkaitan dengan materi siklus air.
Anak didik dibimbing untuk saling membantu dan memotivasi teman satu kelompoknya agar berhasil bersama melalui kegiatan tutor sebaya. Hasil diskusi kelompok akan menjadi salah satu aspek penilaian poin kelompok. Keempat, guru memberi kuis atau pernyataan kepada seluruh anak didik mengenai materi belajar secara individu dimana dalam kegiatan ini anak didik tidak diperbolehkan untuk saling bekerja sama. Skor kuis dari anak didik akan menjadi poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan reward.
Kelima, setelah kegiatan dalam kelompok selesai dan anak didik memperoleh pemahaman terhadap materi, maka kegiatan berikutnya adalah evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman anak didik secara individu dengan menjawab soal yang telah disediakan oleh guru. Keenam, pada akhir kegiatan pembelajaran anak didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama. Pada tahap ini dilaksanakan refleksi terhadap pengalaman anak didik dalam mengikuti kegiatan belajar.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan permainan TTS ternyata sangat dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik. Hal ini tampak pada meningkatnya keaktifan anak didik selama proses belajar di kelas. Hasil belajar anak didik juga meningkat sesuai harapan. Dengan adanya motivasi belajar yang kuat membuat anak didik belajar dengan lebih tekun dan pada akhirnya berdampak positif terhadap hasil belajarnya.