Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Launching Tapenas Gemi BNI, 'Ngumpulke Artha, Ngayemke Ati'

BNI kantor wilayah 05 dan wilayah 17 Yogyakarta, melaunching tabungan perencanaan masa depan (Tapenas) Gemi (gangsar, ayem, nastiti), di Kanzuz Salawa

TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO
Potret suasana Grand Launching Tapenas Gemi oleh BNI Kanwil 05 Semarang 17 Yogyakarta di Kanzuz Salawat Pekalongan, Kamis (18/5/2023). 

"Apabila dilanjutkan kembali, jangka waktu saat menabung akan dibayarkan oleh asuransi. Contohnya, kita menabung untuk membeli kambing dalam jangka waktu satu tahun."

"Dalam perjalanannya atau baru 6 bulan menabung, nasabah itu meninggal dunia. Ada dua yang diberikan oleh BNI, pertama apakah tabungan itu break atau mau dilanjutkan. Apabila dilanjutkan, sisa bulan menabung tersebut nantinya akan dibayarkan oleh asuransi," imbuhnya.

Sangat Inovatif

Wakil Wali Kota Pekalongan, Salahudin mengatakan, progam baru ini sangat inovatif dan menginspirasi banyak orang. Ditambah, progam yang baru ini sangat familiar sekali.

"BNI ada progam ini sangat bagus sekali. Kata Gemi itu sudah dikenal sejak dulu. Progam ini inovatif dan menginspirasi orang. Jadi, saya berharap dengan masyarakat apabila mempunyai dana lebih untuk disimpan di perbankan dengan niat bisa bermanfaat untuk orang lain," harap Salahudin

Pihaknya menceritakan, semua wilayah ingin daerah kondusif untuk berbagai macam investasi, tentunya dalam lembaga keuangan. Terkait dengan itu, Pemkot Pekalongan mempersiapkan berbagai program, di antaranya untuk menaikkan kapasitas usaha seperti memberikan pelatihan ekspor impor.

"Sehingga, pengusaha di Pekalongan bisa naik kelas. Baik dari kapasitas usaha maupun jangkauan pemasaran," imbuhnya.

Kemudian, terkait pertanyaan dari masyarakat bagaimana cara mengetahui bahwa hidup sudah berkecukupan. Pihaknya mengatakan, bahwa salah satu cara hidup sudah berkecukupan itu ialah mempersedikit keinginan.

"Jadi keinginan-keinginan bukan kebutuhan pokok harus dikurangi. Cukup itu hanya di hati. Lalu, yang memberikan kecukupan itu hanya Allah SWT," katanya.

Owner PT Dakota Mitra Tama Azhar Gilang menceritakan, pada saat pandemi Covid-19 tahun lalu memang banyak para pengusaha muda mengalami kebangkrutan. Bahkan, mereka tidak bisa membayar gaji pegawainya karena modalnya belum kembali.

"Di usia-usia sekarang 30-40 kita dapat literasi lebih baik dibandingkan orang tua kita dahulu. Komunikasi kita juga berbeda antara orang tua kita dengan orang sekarang. Dulu sejelek-jeleknya saat Covid-19, media komunikasi kita baik.

Banyangkan saja, Covid-19 itu ada pada saat massa SMS blm ada BBM. Bagaimana kita membutuhkan informasi. Justru di jalan sekarang kita maafkan sosial media untuk bertahan hidup," katanya.

Pada saat Covid-19, usahanya berubah dari garmen menjadi membuat masker kain.

"Terus terang, saya usaha garmen, langsung pindah ke pembuatan masker saat Covid-19. Dari baju yang belum selesai, langsung saya ganti ke masker kain untuk kita jual. Walaupun saya dari jakarta tidak bisa ke Pekalongan, kita masih bisa menggunakan medsos. Jangan gunakan medsos kita untuk tidak bermanfaat," tuturnya.

Jadi, gunakan jaringan dan komunikasi untuk mendapatkan opurtunity. "Baca situasi lalu kita putuskan," ucapnya. (Adv/Dro)

Baca juga: BPOB Hadirkan Pelaku UMKM dari 109 Kabupaten/Kota di Kota Lama Semarang

Baca juga: Kisah Gadis Bawen Berhasil Meraih Emas Wushu SEA Games 2023, Tharisa Tumbangkan Atlet Vietnam

Baca juga: Mahfud Sebut Proyek Tower BTS Kominfo Mangkrak, Paloh Tantang Kejagung

Baca juga: Mbak Ita Ajak Masyarakat Ubah Budaya Tak Bergantung pada Makanan Pokok Beras

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved