Berita Semarang
Hati-Hati Jajan di Sekolah dan Pasar, Ada Boraks dan Formalin di Beberapa Makanan Ini
Masyarakat khususnya anak-anak sekolah diimbau berhati-hati saat membeli jajan pada penjual keliling di sekitar sekolah.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Masyarakat khususnya anak-anak sekolah diimbau berhati-hati saat membeli jajan pada penjual keliling di sekitar sekolah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, tim menemukan adanya makanan mengandung boraks saat melakukan kegiatan Pemantauan Kualitas Pangan dengan Melibatkan Elemen untuk Warga Semarang (Mata Dewa).
"Jumat lalu, kami melakukan kegiatan pemantauan di pedagang keliling sekitar SDN Manyaran 01, ditemukan gendar yang mengandung positif boraks," beber Bambang, Senin (22/5/2023).
Tak hanya menyasar pedagang keliling, Dishanpan juga memeriksa kualitas pangan di kantin sekolah tersebut. Namun, sejauh pemantauan, tidak ada temuan.
Tidak hanya di sekolah, masyarakat juga diimbau berhati-hati saat berbelanja di pasar. Temuan Dishanpan di Pasar Ngemplak Simongan, ditemukan ditemukan mie basah mengandung formalin dan boraks serta gendar mengandung boraks.
Ada pula ikan jambal, teri asin, dan nasi teri yang mengandung formalin.
"Ada sebagian pangan olahan yang usianya lebih dari tujuh hari, tidak ada izin PIRT. Kemudian, masih ada pangan olahan terdapat cemaran fisik," tambahnya.
Bambang memaparkan, pengetahuan masyarakat mengenai keamanan pangan masih perlu ditingkatkan. Menurutnya, sebagian masyarakat belum menyadari pentingnya mengkonsumsi pangan yang aman yang akan berdampak pada kesehatan, praktik higiene sanitasi sepanjang rantai pangan masih belum terpenuhi dengan baik.
Di samping itu, sebagian pelaku usaha pangan belum menyadari pentingnya registrasi pangan dan izin edar.
"Kemudahan pelaku usaha atau penjual pangan olahan yang dapat langsung berjualan tanpa berizin menjadikan tantangan tersendiri bagi Pemerintah Daerah di dalam upaya pembinaan dan pengawasan," paparnya.
Dia melanjutkan, Pemerintah Kota Semarang berkewajiban menjamin terwujudnya penyelenggaraan keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu. Pihaknya ingin mewujudkan kondisi masyarakat dan lingkungannya yang bersih, sehat, aman dan nyaman dalam mengoptimalkan keamanan pangan baik dalam keluarga dan masyarakat.
"Tentunya, kami perlu melibatkan elemen-elemen masyarakat tidak hanya pemerintahan sehingga harapannya permasalahan keamanan pangan di Kota Semarang dapat teratasi," ucapnya.
Melalui program Mata Dewa dan tersedianya mobil laboratorium keamanan pangan, dia berharap, masyarakat bisa memilih menu beragam, bergizi seimbang dan aman, baik pangan olahan maupun pangan segar baik pangan segar asal tumbuhan (PSAT), pangan segar asal hewan (PSAH), dan pangan segar asal ikan (PSAI).
"Aman dalam hal ini adalah terhindari dari cemaran kimia seperti pestisida dan bahan berbahaya misalnya formalin, boraks, rodhamin B, methanyl yellow, biologi dan fisik," sebutnya. (eyf)
Baca juga: BEM Fakultas Psikologi USM Selenggarakan Workshop FEEL GOOD & HAPPINES WITH LOA
Baca juga: Pengabdian Masyarakat DEMA Fakultas Psikologi USM di Panti Asuhan Darul Hikam
Baca juga: Pratama Arhan Kembali ke PSIS Semarang? Yoyok Sukawi Mengaku Tak Pernah Tutup Pintu
Baca juga: Kusnendro Pastikan Tahun Politik Tak Pengaruhi Tupoksi DPRD Kota Tegal
Olim Fight Night 2025 Resmi Dibuka untuk Publik di Semarang, Tiket Dibanderol Mulai Rp35 Ribu |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Sebut Bakal Tata Kawasan Kota Lama dan Sungai Semarang |
![]() |
---|
Lurah di Semarang Bongkar Fakta, Penyebab Koperasi Merah Putih Tak Berkembang, Masih Gitu-gitu Saja |
![]() |
---|
Baru 7 Koperasi Kelurahan Merah Putih yang Beroperasi Aktif di Semarang, Ini Daftarnya! |
![]() |
---|
Ternyata Tak Semua Infeksi Bisa Disembuhkan dengan Antibiotik, Bahaya Menanti Jika Tak Tepat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.