Berita Semarang

Ganasnya Air Rob Semarang, Motor Warga 'Digerogoti' Hingga Rugi Puluhan Juta

Air rob yang memiliki kandungan garam yang tinggi menyerang pula ke motor para warga.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Motor warga yang ambrol tak kuat menahan gempuran air rob. Warga merugi belasan juta dari kondisi bencana yang menahun tersebut, Kota Semarang, Selasa (23/5/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ganasnya banjir rob tak hanya menyerang manusia.

Air rob yang memiliki kandungan garam yang tinggi menyerang pula ke motor para warga.

Ratusan motor warga telah rusak akibat banjir rob sehingga butuh biaya perbaikan yang tinggi.

Bahkan, ada satu motor milik warga ambrol akibat kerangka motor putus.

"Iya kerangka putus seminggu lalu, motor ya gitu ga kepake di depan rumah, mau diperbaiki belum ada biaya," kata warga RT 1 RW 16, Tambakrejo, Tanjung Mas, Nuriah (48), Selasa (23/5/2023). 

Motor Vario berkelir putih tersebut merupakan milik anaknya.

Motor tersebut tidak dapat bertahan lagi selepas hampir lima tahun menerabas banjir rob.

"Knalpot sama bodi mesinnya karatan semua kena rob," bebernya.

Tak hanya Nuriah, warga lainnya mengalami kondisi serupa. 

Maka, mereka tidak berani menerjang banjir rob secara serampangan.

Mereka lebih memilih memarkirkan motornya di jalan kampung yang konturnya lebih tinggi.

"Warga tidak berani parkir di depan rumah, hanya sedikit yang berani, lainnya diparkir di gang kampung," jelasnya.

Ketua RW 16 Tambakrejo, Slamet Riyadi mengatakan, warganya di enam RT terdampak rob lebih memilih memarkirkannya di gang malam yang lokasinya lebih tinggi daripada jalan kampung.

Inisiatif warga tersebut untuk menghemat biaya perbaikan motor yang biasanya kena korosi di bagian kerangka, kenalpot, hingga kampas rem.

"Pulang kerja sore hari ditinggal di gang. Jam 10 malam baru diambil ketika rob sudah surut," ujarnya.

Terpisah, Manajer advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah, Iqbal Alma menyebut, bencana rob memang sering terjadi bahkan menjadi bencana langganan di wilayah pesisir utara Jawa Tengah.

Bencana ini menjadi bencana yang seakan diundang oleh manusia khususnya pemangku kebijakan.

Rob yang terjadi bukanlah suatu kiriman Tuhan yang terjadi begitu saja atau tiba-tiba.

"Bencana ini lahir dari proses panjang eksploitasi manusia terhadap lingkungannya," ujarnya. (iwn) 

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved