Fokus
Fokus: Kunci Elektabilitas hanya Satu
Hasil Survei Litbang Kompas pada elektabilitas parpol politik (parpol) menjelang Pemilu 2024 cukup seru. Survei itu dilakukan terhadap 1.200 responden
Penulis: m nur huda | Editor: m nur huda
Tajuk Ditulis Oleh Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNJATENG.COM - Mengamati perkembangan dan situasi politik Tanah Air selalu menarik. Terlebih mendekati gelaran Pemilu 2024 ini, baik Pemilu Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres).
Hasil Survei Litbang Kompas pada elektabilitas parpol politik (parpol) menjelang Pemilu 2024 cukup seru. Survei itu dilakukan terhadap 1.200 responden di 38 provinsi yang memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan ambang batas kesalahan 2,38 persen.
Survei yang dilakukan pada 29 April-10 Mei 2023 itu, hanya enam parpol yang diprediksi akan lolos ke parlemen dan memiliki kursi di DPR RI. Sedangkan 14 parpol lainnya diprediksi tidak akan mampu memenuhi ketentuan ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT) 4 persen.
Hasil survei di antaranya PDI Perjuangan (PDIP) masih memiliki elektabilitas tertinggi dengan 23,3 persen. Naik dibanding survei Januari 2023 lalu sebesar 22,9 persen.
Disusul Partai Gerindra dengan elektabilitas 18,8 persen, naik dari hasil survei sebelumnya sebesar 14,3 persen. Peringkat ketiga, Partai Demokrat dengan elektabilitas 8 persen. Keempat, Partai Golkar dengan 7,3 persen. Posisi kelima ditempati Partai NasDem dengan 6,3 persen dan disusul PKB dengan 5,5 persen.
Sementara 14 parpol lainnya diprediksi tidak mampu memenuhi ketentuan ambang batas parlemen 4 persen di antaranya, PKS dengan 3,8 persen, turun dibanding hasil survei Januari sebesar 4,8 persen.
Kemudian elektabilitas PAN hanya 3,2 persen. Perindo dengan elektabilitas 3,1 persen. Sedangkan PPP, Hanura, PBB, PSI, Gelora, Partai Buruh, Partai Garuda, Partai Ummat, hingga PKN dalam survei terbaru Litbang Kompas ini memiliki elektabilitas di bawah 3 persen.
Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas menyebut, posisi hasil survei elektabilitasi partai politik saat ini tidak banyak berubah sampai 2024 mendatang. Meskipun hasil survei bersifat dinamis. Maka ketika tidak ada badai politik dalam kurun waktu hingga Pileg mendatang, komposisi ini tidak banyak berubah.
Perubahan hanya terjadi semisal PDIP hanya turun 3 persen ketika diterpa isu penolakan Timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20. Kemudian Gerindra naik 4 persen dalam hasil survei terbaru. Nasdem sempat meningkat 4 persen saat mendeklarasikan bakal calon presidennya yaitu Anies Baswedan.
Toto menjelaskan, hasil survei Litbang Kompas kali ini bisa jadi berubah ketika dilakukan survei terbaru di masa depan. Tetapi survei kali ini menggambarkan, ada posisi kuat yang didapatkan beberapa partai politik khususnya di papan atas. "Jadi ada batas-batas kalau itu memang konferm, komposisinya, strong voter yang jadi basis dari penguasaan partai-partai ini," kata dia.
Meski hasil survei tidak banyak berubah, namun perubahan itu pasti bisa dilakukan. Upaya kunci perubahan yang bisa dilakukan adalah turun ke bawah menemui konstituen serta menepati janji-janji politik yang pernah dilontarkan.
Jelang Pileg 2024 nanti, berbagai adu strategi politik oleh masing-masing parpol dan calon anggota legislative (caleg) akan diterapkan guna mengonversi elektabilitas dan popularitas menjadi perolehan suara. Namun, strategi ampuh apapun tidak akan bisa memengaruhi pemilih ketika para kandidat tidak turun ke bawah menyapa calon pemilih.
Ketika strategi ampuh telah dilakukan namun ada pertanda tak membuahkan hasil, biasanya para pemain culas akan memainkan wasit dan mengubah paksa sistem dengan menghalalkan segala cara. Waspadalah!(*TRIBUN JATENG CETAK)