Pasca Lebaran, Kasus Diabetes Melitus di Semarang Naik

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mencatat kasus diabetes melitus naik pasca lebaran.

Hal itu disebabkan karena konsumsi masyarakat tidak terkontrol. 

Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, kenaikan kasus diketahui dari tren keterisian rumah sakit yang cenderung naik.

Dalam tiga pekan terakhir, rumah sakit di Semarang penuh. Mayoritas dipenuhi pasien diabetes melitus dan hipertensi yang sudah komplikasi. 

Baca juga: Kisah Pemuda Pemalang Pantang Menyerah, Ikuti Tes UTBK SNBT Sembari Berbaring Karena Kecelakaan

"Persentase kenaikan tidak tahu pasti, tapi lihat tren Kota Semarang dengan jumlah tempat tidur RS penuh. Ini didominasi penyakit-penyakit metabolik, diantaranya diabetes melitus, kencing manis, dan darah tinggi," sebut Hakam, Jumat (26/5/2023). 

Menurut Hakam, naiknya pasien diabetes melitus pasca lebaran karena ketidakhati-hatian dalam mengonsumsi makanan.

Banyak kue lebaran yang dimakan sendiri.

Masyarakat tidak menyadari yang dikonsumsi menyebabkan kadar gula darah tinggi.

"Satu nastar kandungan 80 kalori. Sambil duduk, makan 10 nastar, itu sudah sekian kalori. Tidak disadari kadar gula darah tinggi, tekanannya tinggi," papar Hakam. 

Lebih lanjut, Hakam memaparkan, penyakit metabolik juga muncul saat musim panas seperti sekarang ini.

Saat musim panas, masyarakat cenderung minum minuman yang manis. Jika tidak bisa mengendalikan, orang dengan diabetes tentu akan naik kadar gula darahnya. (eyf)