Hari Lahir Pancasila
Di Balik Peristiwa Hari Lahir Pancasila, Soekarno Rumuskan Ide Dasar Negara di Bawah Pohon Sukun
Setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila, ideologi dasar negara Indonesia. Namun, peristiwa penting ini tidak dapat dilepaskan
TRIBUNJATENG.COM -- Setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila, ideologi dasar negara Indonesia. Namun, peristiwa penting ini tidak dapat dilepaskan dari kisah yang melibatkan Soekarno, atau yang akrab disapa Bung Karno, saat dirinya menemukan ide dasar negara tersebut di bawah pohon sukun di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada masa itu, Bung Karno sedang dalam masa pengasingan di Ende, Flores, NTT. Konon, ide tentang Pancasila ditemukan oleh Bung Karno saat sedang "semedi" di bawah pohon sukun.
Dalam buku berjudul "Bung Karno dan Pancasila, Ilham dari Flores untuk Nusantara," dikisahkan bahwa Soekarno lebih mendalami pemahaman tentang Islam dan pluralisme.
Ia sering berkomunikasi dengan T.A. Hassan, seorang tokoh Islam di Bandung, serta sering berdiskusi dengan Pastor Pater Hujtink.
Hari-hari Soekarno di masa pengasingan diisi dengan kegiatan berkebun dan membaca. Jika bosan dengan aktivitas tersebut, ia kadang-kadang melukis dan menulis drama.
Pada malam Jumat, Soekarno seringkali merenung berjam-jam di bawah pohon sukun yang berada dekat dengan Pantai Ende. Pohon sukun tersebut berjarak sekitar 700 meter dari kediamannya.
Dalam suasana di bawah pohon sukun itu, Soekarno mengaku mendapatkan pemikiran tentang Pancasila.
Ia memperoleh gagasan tentang Pancasila dan mendapatkan inspirasinya dari lima cabang pohon sukun yang melambangkan sila-sila dalam Pancasila.
Peristiwa ini memberikan arti yang mendalam bagi Hari Lahir Pancasila.
Menemukan ideologi dasar negara di tengah keheningan dan refleksi di bawah pohon sukun menjadi momen yang menggambarkan tekad dan semangat Bung Karno untuk membangun negara yang kuat dan berlandaskan prinsip-prinsip yang adil dan berkeadilan.
Pancasila, dengan lima silanya yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi landasan utama bagi bangsa Indonesia dalam membentuk negara yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip keadilan dan persatuan.
Peringatan Hari Lahir Pancasila harus menjadi momen refleksi bagi kita sebagai warga negara Indonesia. Kita perlu mengenang perjuangan para pendahulu kita, termasuk Bung Karno, yang telah merumuskan Pancasila sebagai ideologi negara yang menjadi pijakan dan pedoman bagi pembangunan bangsa. Mari kita jaga dan laksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon sukun ini pula, kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila," ujar Soekarno kala itu, dikutip dari situs Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
Bung Karno kembali mengunjungi Ende pada tahun 1950 ketika menjabat sebagai Presiden pertama Indonesia.
Ia tak lupa dengan pohon sukun yang memberikannya ruang untuk merenung tersebut.
Pohon itu sejak tahun 1980-an dikenal sebagai Pohon Pancasila.
Namun, pohon aslinya tumbang sejak 1960-an.
Kini tempat tersebut menjadi Taman Perenungan Bung Karno yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kreasi seni dan budaya, serta diskusi.
Presiden Jokowi, menjelang upacara 1 Juni 2022, pun berkesempatan mendatangi tempat Soekarno diasingkan dan merenung.
Rumah pengasingan, kini berupa rumah sederhana bercat putih.
Jokowi dan rombongan sempat berkeliling ke dalam rumah dan halaman.
Di Balik Peristiwa Kebangkitan Pancasila, Ada 3 Pemikiran Hebat Soekarno Apa Itu?
Soekarno adalah tokoh besar Indonesia yang menjadi Presiden pertama Tanah Air.
Ia juga dijuluki sebagai Bapak Proklamator karena perannya dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Selain itu, Soekarno juga dikenal sebagai tokoh yang memiliki pemikiran hebat yang masih relevan hingga kini.
Berikut adalah tiga buah pemikiran hebat Soekarno yang patut kita ketahui dan apresiasi.
1. Pancasila
Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Pancasila tidak lahir begitu saja, melainkan melalui proses panjang yang melibatkan berbagai tokoh dan peristiwa sejarah.
Salah satu tokoh yang menyumbangkan pemikirannya tentang Pancasila adalah Soekarno.
Dalam pidatonya pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan lima prinsip dasar negara yang ia sebut Panca Sila.
Prinsip-prinsip itu adalah:
- Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme
- Peri Kemanusiaan atau Internasionalisme
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan Yang Berkebudayaan
Pemikiran tentang Pancasila itu ia gali saat tengah menjalani pengasingan di Ende pada 1934 hingga 1938.
Ia mengambil nilai-nilai luhur dari kebudayaan dan pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai bahan materi Pancasila.
Ia juga terinspirasi dari gagasan-gagasan besar dunia, seperti Islam, Hindu-Buddha, Marxisme, dan Barat. Namun, akarnya tetap dari gagasan bangsa Indonesia.
2. Nasakom
Nasakom adalah singkatan dari Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme. Konsep pemikiran ini ia ungkapkan dalam Suluh Indonesia Muda.
Pemikiran ini sudah ia miliki sejak tahun 1926 dan merupakan solusi bagi pergerakan Indonesia yang ketika itu masih terbatas pada ideologi masing-masing.
Menurut Soekarno, nasionalisme memiliki keinginan untuk hidup sebagai golongan dan bangsa yang sama.
Ia tidak mengharuskan yang nasionalis menjadi lebih islamis atau condong kepada marxis.
Satu hal yang ingin dicapai adalah persatuan dari ketiga golongan itu.
Nasakom menjadi ciri khas Soekarno yang masih dibuat dalam buku bahan ajar hingga kini. Ideologi Nasakom juga menjadi landasan bagi pembentukan Front Nasional pada tahun 1957.
Front Nasional adalah koalisi politik antara partai-partai nasionalis, agamis, dan komunis yang mendukung pemerintahan Soekarno.
3. Marhaenisme
Marhaenisme adalah pemikiran Soekarno yang sangat terkenal dan masih diyakini banyak orang. Pemikiran ini disebut sebagai cerminan terbaik Pancasila.
Marhaenisme berasal dari kata Marhaen, yang merupakan nama seorang petani yang ditemui Soekarno di Bandung pada tahun 1925.
Marhaen adalah seorang petani yang memiliki tanah, kerbau, dan alat-alat pertanian sendiri.
Ia tidak bergantung pada orang lain, tetapi juga tidak menindas orang lain.
Ia hidup sederhana, mandiri, dan berkeadilan. Soekarno menganggap Marhaen sebagai simbol dari rakyat Indonesia yang mayoritas adalah petani dan buruh.
Marhaenisme adalah paham yang menolak kapitalisme dan imperialisme yang mengeksploitasi rakyat.
Marhaenisme juga menolak feudalisme dan kolonialisme yang menindas rakyat. Marhaenisme menghendaki kemerdekaan, kesetaraan, dan kesejahteraan bagi rakyat.
Itulah tiga pemikiran hebat Soekarno yang masih relevan hingga kini.
Pemikiran-pemikiran ini menunjukkan betapa visioner dan cemerlangnya Soekarno sebagai tokoh besar Indonesia.
Kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjaga dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pemikiran-pemikiran tersebut. (Intisari Online)
Baca juga: Final Draft BRI Liga 1 2023/2024, PSIS akan Hadapi Bhayangkara Fc di Pekan Pertama
Baca juga: Nasib Akhir Kasus Istri dan bayi Meninggal di Puskesmas, Suami tak Tempuh Jalur Hukum: Allah Tahu
Baca juga: Bulog Surakarta Selesaikan 3 Alokasi Bantuan Pangan Pemerintah di Wilayah Solo Raya
Baca juga: Petaka VCS, Gadis 15 Tahun Ini Diperkosa dan Diperas Penjahat Kelamin
Hari Lahir Pancasila, Bupati Arief Rohman Turut Sukseskan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih |
![]() |
---|
Pagelaran Wayang Kulit Dalang Cilik Jadi Puncak Peringatan Hardiknas di Banyumas |
![]() |
---|
DPP LDII Ingatkan Hari Lahir Pancasila, Momentum Membangun Peradaban di Bidang Moral |
![]() |
---|
Pidato 1 Jam Bung Karno, Cikal Bakal Lahirnya Pancasila |
![]() |
---|
PERLU ANDA TAHU: Apa Beda Hari Pancasila 1 Juni dengan Hari Kesaktian Pancasila |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.