Berita Regional
Gubernur Emil Bentuk Tim Dalami Dugaan Ajaran Sesat di Ponpes Al Zaytun
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau Kang Emil juga menyampaikan peringatan keras kepada pengurus Pondok Pesantren Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu.
TRIBUNJATENG.COM, CIREBON - Pondok Pesantren Al-Zaytun di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menjadi perbincangan hangat.
Pendiri Ponpes Al-Zaytun Prof DR (HC). Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, MP atau biasa disapa Panji Gumilang sering melontarkan statmen yang kontroversial.
Selain itu, publik juga menyoroti kegiatan ibadah di dalam Ponpes, serta pernyataan-pernyataan Panji Gumilang yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam. Pemda Jawa Barat serta MUI sedang mengkaji hal-hal yang membuat masyarakat resah tersebut.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau Kang Emil juga menyampaikan peringatan keras kepada pengurus Pondok Pesantren Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu.
Gubernur meminta pengurus ponpes pimpinan Panji Gumilang itu bersikap kooperatif dan tidak menghalangi proses pengumpulan data tim investigasi yang ia bentuk.
"Kami meminta pihak Al-Zaytun untuk kooperatif, karena sudah beberapa kali dalam catatan sejarahnya sering menolak mereka yang mencoba untuk ber-tabayyun," ujar Ridwan Kamil, saat ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (19/6).
Kang Emil mengatakan, pengumpulan data dilakukan sebagai upaya tabayyun terkait isu ajaran sesat di Al-Zaytun.
"Kami tidak bisa mengeluarkan keputusan tanpa fakta yang lengkap. Faktanya sedang dilengkapi selama tujuh hari oleh tim investigasi," ucapnya.
Gubernur mengatakan, pembentukan tim investigasi ini adalah kesepakatan pertemuan Pemprov Jabar dengan sejumlah kiai di Gedung Sate, Senin (19/6) siang.
Kemarin, ratusan kiai berkumpul di Gedung Sate, memenuhi undangan Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, untuk membahas Pondok Pesantren Al-Zaytun.
Gubernur menegaskan, sikap pemerintah akan tergantung dari hasil investigasi ini.
Jika hasil tim investigasi nanti menunjukkan adanya bukti pelanggaran- pelanggaran secara fiqih, syariat, dan administrasi, tegas Gubernur, pemerintah tak akan ragu untuk bertindak.
"Akan ada tindakan-tindakan lain, tapi belum bisa disimpulkan, karena timnya baru akan bekerja," ujarnya.
"Jadi, faktanya sedang dilengkapi 7 hari tim investigasi. Dari besok, sampai Selasa depan. Jangan asal viral di media sosial, langsung main keputusan. Lebih baik ada waktu yang memadai daripada buru-buru terus salah, nanti digugat lagi ke PTUN, negara kalah, karena buru-buru ambil keputusan," terang Kang Emil.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jabar bahkan secara tegas telah menyatakan bahwa haram hukumnya untuk bagi orang tua memondokkan anaknya di Ponpes Al Zaytun.
Ketua PWNU Jabar, KH Juhadi Muhammad, mengatakan ponpes tersebut mengajarkan pelajaran yang menyimpang dari ajaran Islam.
Oleh karena itu memondokkan anak ke Al Zaytun sama saja dengan membiarkan anak belajar kesesatan.
"Kewajiban orang tua adalah harus memilihkan pesantren yang baik dan masyhur kompetisinya di bidang agama," ujar KH Juhadi, Minggu (18/6).
PWNU meminta aparat dan pemerintah bisa bersikap dengan tegas. Ini, ujar KH Juhadi, juga untuk mencegah terjadinya gejolak di tengah masyarakat.
"Sudah saatnya pemerintah mengambil tindakan," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua DPW NasDem Jawa Barat Bidang Agama, Asep Saputra.
"Negara wajib hadir dalam kasus ini. Kementerian Agama RI harus menyikapi provokasi-provokasi pimpinan Al Zaytun," ujarnya.
Ia juga mengatakan, ketegasan pemerintah akan mencegah konflik yang mungkin terjadi.
Sebab, kata Asep, eskalasi konflik terkait Al Zaytun bisa membesar kapan saja. Jumat (18/6) lalu, ratusan orang yang berunjuk rasa menuntut pembubaran Al Zaytun nyaris bentrok dengan massa Al Zaytun di depan gerbang ponpes tersebut.
Syukurlah bentrokan tak terjadi berkat kesigapan aparat kepolisian.
Galangan Kapal Disegel
Galangan kapal milik Panji Gumilang Ponpes Al Zaytun disegel Pemda. Galangan sepanjang 58 meter milik Panji Gumilang ini tampak megah.
Penyegelan galangan kapal milik Panji Gumilang ini sudah dilakukan sejak 2022 lalu.
Hanya saja video penampakan galangan kapal milik Panji Gumilang Ponpes Al Zaytun ini kembali viral di media sosial. Pasalnya, nama Panji Gumilang pimpinan Ponpes Al Zaytun saat ini menjadi sorotan karena dituding sebarkan aliran sesat.
Diketahui Panji Gumilang tengah memproduksi kapal berukuran besar hingga 600 gross ton (GT).
Salah satunya bahkan berukuran 600 gross ton (GT) dengan panjang mencapai 58 meter yang kini sudah hampir selesai dikerjakan.
Lokasi galangan kapal itu berada di Jalur Pantura Blok Cibiuk Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu.
Penyegelan galangan kapal milik Panji Gumilang dilakukan sejak 2022 lalu hingga saat ini. Pemerintah Jawa Barat akan menindak tegas semua hal yang ditempuh tanpa perizinan.
Penyegelan tersebut terjadi karena Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang belum ditempuh sampai sekarang.
Diketahui, saat membangun galangan kapal megah tersebut, tidak ada perizinan yang dibuat ke pemerintah daerah.
Hingga akhirnya, pemerintah melakukan sidak dan pihak galangan kapal tidak bisa menunjukkan PBG.
Termasuk menempuh izin Andalalin atau analisis dampak lalu lintas ke Kementerian Perhubungan. Mengingat, lokasi galangan kapal itu berada di Jalur Pantura atau jalan nasional.
Aliran Dana
Panji Gumilang buka-bukaan soal aliran dana yang diperoleh Pondok Pesantren Al Zaytun dari negara. Ternyata, dana dari negara yang diterima Al Zaytun itu jumlahnya cukup besar dan berpengaruh dalam anggaran yang disampaikan oleh Panji Gumilang.
"Terima kasih saya ucapkan kepada Negara Republik Indonesia telah membantu Al Zaytun untuk menyelenggarakan pendidikan," kata Panji Gumilang seperti dilansir dari kanal YouTube Al Zaytun pada Selasa, 20 Juni 2023.
Tak tanggung-tanggung, besaran dana bantuan dari negara yang ikut mendukung adalah 36 persen lebih kebutuhan anggaran tahunan Ponpes Al Zaytun.
Melansir situs resmi, Mahad Al Zaytun didirikan oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI). Laman resmi Al Zaytun juga mengklaim bahwa ponpes ini adalah milik umat Islam bangsa Indonesia dan umat bangsa lain di dunia, timbul dari umat, oleh umat, dan diperuntukkan bagi umat.
Al Zaytun didirikan dengan motto "Al-Zaytun Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian Menuju Masyarakat Sehat, Cerdas, dan Manusiawi."
Pembangunan ponpes ini dimulai pada tahun 1993 silam, namun baru beroperasi pada 1999 usai diresmikan oleh Presiden BJ Habibie kala itu.
Adapun Panji Gumilang adalah salah satu sosok yang aktif dalam pendirian ponpes ini. Panji sempat berkelana ke sana kemari untuk mencari lahan yang cocok untuk didirikan ponpes namun kerap tak berjodoh.
Akhirnya, Panji menemukan lahan yang cocok di desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. (kompas/tribun/cnn/tribun jateng cetak)
RSUD Kewalahan Tangani Korban Keracunan MBG di Lebong Bengkulu yang Jumlahnya Capai 281 Siswa |
![]() |
---|
Berawal Pakai Narkoba Bersama, David Tusuk Pacarnya hingga Tewas |
![]() |
---|
Musleh Dibacok Tetangga Sendiri gara-gara Rebutan Pohon Jati |
![]() |
---|
Jasad Wanita Nyaris Tanpa Busana Ditemukan di Semak-Semak Lahan Kosong |
![]() |
---|
Anggota TNI Pembunuh Istri Acungkan Jari Tengah ke Keluarga Korban saat Rekonstruksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.