Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Idul Adha

Mendekati Idul Adha, Hotel Kerbau di Jepara Banyak Diminati

Sejumlah kerbau di sentra peternakan di Desa Guwosoborkerto, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, atau dikenal hotel kerbau sudah terbeli

TRIBUNMURIA/YUNANSETIAWAN
Sejumlah kerbau di hotel kerbau, Desa Guwosobokerto, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, keluar kandang menuju sungai untuk mandi. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA -- Sejumlah kerbau di sentra peternakan di Desa Guwosoborkerto, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, atau dikenal hotel kerbau sudah terbeli.

Salah seorang peternak Bukan (70) menceritakan, dua kerbaunya sudah dibeli oleh warga Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak.

Saat ini kerbau tersebut masih dititipkan di hotel kerbau. Tepat pada Idul Adha, kerbau tersebut akan dikirim ke masjid-masjid tempat penyembelihan hewan kurban. 

Bukan mengakui harga kerbau saat ini mengalami lonjakan menjelang Idul Adha meski tidak signifikan. 

"Kenaikan harganya antara Rp 1-2 juta," kata dia, Rabu (21/6/2023).

Dia membeberkan dua kerbau yang paling banyak dicari kisaran harga Rp 20-25 juta. Dua kerbaunya juga laku dengan harga segitu. Satu ekor laku Rp 20 juta, satunga lagi laku Rp 22 juta. Dua ekor kerbau itu berjenis kelamin jantan.

Saat ini stok kerbaunya yang dijual sudah habis. Total ia memiliki lima kerbau. Dua sudah terjual.

Sementara yang tiga ekor untuk ternak. Dia menuturkan kerbau-kerbau milik peternak di Hotel Kerbaj yang dijual untuk Idul Adha hampir semuanya sudah terbeli.

Dia kini fokus merawat kerbau yang sudah dibeli oleh pembeli. Setiap hari Bukan memandikan kerbau itu empat kali di sungai dekat kandang kerbau.

Jam wajib mandi kerbau itu pagi, siang, sore, dan malam. Setiap usai mandi, kerbau tersebut dikasih makan.

Ihwal sentra peternakan itu dinamakan hotek kerbau, Bukan menjelaskan itu buah karya dari mahasiswa KKN pada 1984 lalu. Dulu, kata dia, warga menaruh kerbau di dekat rumah kemudian memandika di sungai. Akibatnya, jalan-jalan desa kotor karena kotoran kerbau dan lumpur.

Kemudian mahasiswa-mahasiswa KKN tersebut menyampaikan ide kepada warga agar kandang-kandang kerbau di rumah warga dipindah ke pinggir sungai dan tersentral di sana.

"Setelah dirapatkan di balai desa semua setuju," imbuhnya.

Sejak saat itu peternak kerbau di Guwosobokerto menaruh kerbaunya di kandang-kandang pinggir sungai tersebut. Total kini ada puluhan kandang yang berisi ratuan ekor kerbau di sana.

Namun saat itu tempat ini masih dinamakan kandang kerbau atau warga setempat menamakannya "boro". Penamaan "hotel kerbau", kata dia, bisa jadi dari banyak orang yang saban sore melihat kerbau-kerbau mandi di sungai. Dari atas jenbatan, sejumlah orang kebanyakan anak kecil akan melihat kerbau-kerbau itu berendam di sungai.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved