Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

China Buka Shelter Bom sebagai Tempat Pendinginan Darurat saat Suhu Capai 35 Derajat Celcius

China membuka shelter bom sebagai tempat pendinginan darurat bagi penduduk yang ingin berlindung dari gelombang panas.

Kompas.com
Ilustrasi suhu panas 

TRIBUNJATENG.COM - Gelombang panas melanda kota-kota di China.

Pemerintah China membuka shelter bom sebagai tempat pendinginan darurat bagi penduduk yang ingin berlindung.

Suhu mencapai 35 derajat Celcius selama hampir 10 hari berturut-turut, yang berakhir pada 3 Juli lalu, demikian dilaporkan Insider.

Baca juga: PM Kamboja Minta Ukraina Tak Gunakan Bom Tandan Kiriman Amerika, Ceritakan Pengalaman Menyakitkan

Kini, selama seminggu terakhir, kota-kota di China, termasuk Hangzhou, Wuhan, dan Shijiazhuang, yang terletak di seluruh negara besar itu, mengumumkan menggunakan tempat perlindungan bom mereka sebagai tempat perlindungan dari panas, menurut AP.

wanita menggunakan payung untuk berlindung dari matahari
Seorang wanita menggunakan payung untuk berlindung dari matahari melintasi di hari yang panas di Beijing pada 10 Juli 2023. China manfaatkan shelter yang dulunya sebagai tempat berlindung dari bom, menjadi tempat berlindung dari panas matahari. WANG Zhao / AFP

Shelter bom, banyak di antaranya dibangun selama invasi Jepang pada tahun 1937, sekarang memiliki berbagai fasilitas, termasuk area tempat duduk, air, minuman, dan obat serangan panas, menurut AP.

Beberapa tempat penampungan bahkan memiliki Wi-Fi, TV, dan meja ping-pong.

Insider melaporkan pada tahun 2011 bahwa China memiliki sekitar 40 bunker bawah tanah di seluruh negeri.

Saat itu, banyak di antaranya sudah dibuka untuk umum sebagai museum.

AP melaporkan bahwa serangkaian hari panas yang tidak normal menewaskan sedikitnya dua orang di Beijing.

Otoritas kesehatan mengatakan seorang pemandu wisata pingsan pada Minggu (2/7/2023) lalu karena panas dan seorang wanita yang meninggal karena serangan panas pada Juni lalu.

Otoritas kesehatan di Shaoxing juga mengatakan Kamis lalu bahwa kota itu juga mencatat kematian akibat gelombang panas, tetapi pejabat tersebut tidak membocorkan rincian lebih lanjut.

Bumi mencapai rekor suhu tertinggi

Gelombang panas menjadi lebih sering, parah, dan berlangsung lama, dan suhu malam hari juga meningkat, Insider melaporkan.

Saat ini, beberapa gelombang panas muncul di berbagai belahan bumi pada saat yang bersamaan, memicu kekeringan dan kebakaran hutan di seluruh dunia.

Bencana gelombang panas menghantam hampir setiap bagian dunia berulang kali tahun lalu, karena krisis iklim.

Aktivitas manusia telah melepaskan begitu banyak karbon dioksida dan metana yang memerangkap panas ke atmosfer sehingga suhu global rata-rata meningkat.

Prakiraan menunjukkan tahun 2023 dapat membawa musim panas yang luar biasa panas.

Asap dari ratusan kebakaran hutan di Kanada melayang jauh ke New York City dan Boston.

Sementara itu, gelombang panas mematikan melanda China dan Asia Selatan.

Hari terpanas di dunia

Data awal menunjukkan bahwa suhu rata-rata Bumi mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 3 Juli dan rekor itu langsung dipecahkan selama dua hari berturut-turut, menurut Associated Press.

Data ini berasal dari Climate Reanalyzer Universitas Maine, yang mengukur suhu udara 2 meter di atas permukaan bumi pada titik-titik acak di seluruh dunia, dan menggabungkannya untuk menghitung suhu global rata-rata keseluruhan.

Angka-angka tersebut bukan catatan resmi karena Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional tidak dapat memvalidasi metodologi atau kesimpulan dari analisis University of Maine, kata NOAA kepada NBC 5 Dallas-Fort Worth.

"Ini menunjukkan kepada kita indikasi di mana kita berada sekarang," kata kepala ilmuwan NOAA Sarah Kapnick kepada AP.

Rata-rata suhu global pada 3 Juli mencapai rekor 17,01 derajat Celcius dan kemudian melampaui 17,23 derajat Celcius pada 4 Juli, dan mempertahankan suhu itu hingga Kamis, per AP.

Angka itu tidak terlihat panas karena itu adalah suhu rata-rata dari seluruh dunia.

Namun, rata-rata suhu global belum pernah mencapai 17 derajat Celcius dalam catatan 44 tahun.

Kombinasi berbagai faktor, termasuk cuaca musim panas, atmosfer yang lebih hangat, dan pola cuaca musiman seperti El Niño telah membawa kita ke titik ini.

Tetapi para ahli memperingatkan bahwa bumi masih bisa menjadi lebih panas.

"Hari terpanas adalah ketika pemanasan global, El Niño dan siklus tahunan semua berbaris bersama. Yaitu beberapa bulan ke depan," kata Myles Allen, seorang profesor ilmu geosistem di Universitas Oxford, kepada The Washington Post. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Suhu Mencapai 35 Derajat Celcius, China Buka Shelter Bom sebagai Tempat Pendingin Darurat

Baca juga: Kecelakaan Mobil Tabrak Sekolah Tewaskan 2 Bocah Perempuan Berusia 8 Tahun

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved