Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Grebeg Suro Girikusumo Demak Setiap 1 Muharam Keliling Bawa 4 Jubah Agung

Menyambut 1 Muharram tahun baru hijiriah 1445 H, Yayasan Kyai Ageng Giri Pondok Pesantren Giri Kusumo mengadakan Grebeg Suro di Desa Banyumeneng.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Tim Video Editor

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Berikut ini video Grebeg Suro Girikusumo Demak Setiap 1 Muharam Keliling Bawa 4 Jubah Agung.

Menyambut 1 Muharam tahun baru hijiriah 1445 H, Yayasan Kyai Ageng Giri Pondok Pesantren Giri Kusumo mengadakan Grebeg Suro di Desa Banyumeneng, Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023)

Grebeg Suro diisi kirab pusaka Girikusumo yang diikuti Sesepuh Kasepuhan Girikusumo, Abdi Dalem Kasepuhan Girikusumo, Dewan Adat Girikusumo, pasukan songo Penerima amanah kirab pusaka Girikusumo, pasukan patang puluh pembawa kendi berkah banyu girikusumo, Gunungan papat lan Tumpeng Berkah Kemakmuran, angkatan muda girikusumo (AMGI), Perangkat Desa Banyumeneng, Nahdlatul Ulama beserta Banom-banomnya.

Pantauan Tribunjateng di lokasi, setelah kirab usai, tumpeng dan air kendi menjadi rebutan ratusan warga yang mencari berkah.

Tergabung dalam iring-iringan pasukan pembawa bendera dan kelompok musik tradisional yang turut memeriahkan acara.

Diketahui bahwa kirab budaya dimulai dari halaman Masjid Masjid Ageng Girikusumo "Bait Al Salam" setelah pembacaan doa dari KH Muhammad Munif Zuhri dan penyerahan 4 peti kayu yang berisi pusaka kepada ahli waris atau keluarga yang ditunjuk untuk membawa ke area Masjid "Baitul Musthofa" Makam Kasepuhan Girikusumo

Empat kotak kayu yang dibawa ahli waris berisi 4 jubah agung dari pengasuh terdahulu yakni, KH Muhammad Hadi Bin KH Muhammad Tohir, KH Muhammad Zahid Bin KH Muhammad Hadi, KH Zaenuri Bin KH Muhammad Hadi dan KH. Muhammad Zuhri Bin KH Muhammad Zahid.

Pasukan patang puluh pembawa kendi berkah banyu girikusumo membawa air berkah yang sudah didoakan turut mengiringi rombongan pembawa pusaka.

Gus Hanif Maimun, putra dari Mbah Munif mengatakan, Grebeg Suro atau peringatan tahun baru Islam 1 Muharam merupakan pelestarian tradisi turun temurun dengan harapan masyarakat setempat mendapat keberkahan dalam satu tahun ke depan.

“Bentuknya yang pertama memberikan sodakohan kepada masyarakat yaitu berupa gunungan yang berisi hasil palawija sama sayur mayur, dan ini sebagai bentuk doa dan harapan agar selama satu tahun ke depan nanti semua masyarakat yang ada di Girikusumo dan sekitarnya dapat mendapatkan keberkahan,” kata Gus Hanif kepada Tribunjateng, Selasa (18/7/2023).

Orang yang akrab disapa Gus Hanis itu menyebut, Grebek Suro merupakan acara tahunan yang setiap tahun dilaksanakan.

Adapun iring-iringan kendi patangpuluhan dan gunungan memiliki makna tersendiri, di antaranya yakni sebagai perantara keberkahan.

“Gunungan, kemudian tumpeng, dan juga tirto atau air ini nanti bisa menjadi perantara atau sebab keberkahan bagi semua masyarakat,” kata Gus Hanif.

Sementara air yang dimasukkan dalam kendi sejumlah 40 merupakan air mujahadah yang sudah dibacakan doa pada hari sebelumnya.

“Air yang kami arak di kendi-kendi ini merupakan air yang sudah kita mujahadhi (doa) di satu hari sebelumya, kemudian air tersebut dimasukkan ke dalam kendi kemudian diarak bebarengan dengan pusaka yang ada di pesantren,” tutupnya. (Ito)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved