Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Cerita Ratusan Emak Bawa Panci di SMAN 3 Kota Bogor, Gara-gara Anak Gagal PPDB Padahal Dekat Rumah

Ratusan emak-emak membawa panci dan menggelar aksi unjuk rasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Kota Bogor, Jawa Barat.

Editor: raka f pujangga
KOMPAS.com / RAMDHAN TRIYADI BEMPAH
Ratusan orang tua murid di Kota Bogor, Jawa Barat, melakukan aksi unjuk rasa di depan SMA Negeri 3, Selasa (25/7/2023). Aksi kaum emak-emak itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mereka karena diduga ada kecurangan dalam sistem PPDB 2023 jalur zonasi di sekolah tersebut. Dalam aksinya, mereka juga membawa alat masak seperti panci dan sebagian diantara mereka ada yang mengenakan kostum seragam putih abu-abu. 

TRIBUNJATENG.COM, BOGOR - Ratusan emak-emak membawa panci dan menggelar aksi unjuk rasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Kota Bogor, Jawa Barat.

Unjuk rasa emak-emak itu dilakukan sebagai buntut kekecewaan mereka terhadap proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2023.

Mereka menilai, pihak sekolah SMA Negeri 3 Kota Bogor diduga telah melakukan kecurangan dalam PPDB sistem zonasi.

Baca juga: SMPN 10 Purwokerto Buka Pendaftaran PPDB, Masih Dijumpai Berkas Belum Lengkap

Pantauan Kompas.com, di lapangan, para emak-emak yang berdemo membawa sejumlah alat masak seperti panci, Selasa (25/7/2023).

Unjuk rasa oleh emak-emak ini dilakukan sebagai buntut kekecewaan mereka terhadap proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2023 di sekolah tersebut.

Selain itu beberapa di antaranya mengenakan kostum seragam putih abu-abu.

Kumpulkan bukti kecurangan

Perwakilan pengunjuk rasa Atty Somaddikarya menyampaikan, banyak orangtua murid yang kecewa lantaran anaknya gagal masuk di salah satu sekolah favorit di Kota Bogor itu.

Padahal, sambung Atty, mereka tinggal tak jauh dari lokasi sekolah.

Hanya berjarak beberapa ratus meter saja.

Atty mengaku telah mengumpulkan data sebagai bukti adanya kecurangan dalam proses PPDB di SMAN 3 Bogor, yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

"Ada orangtua murid yang tinggalnya hanya berjarak 400 meter, 700 meter dari lokasi sekolah. Namun, anaknya ditolak masuk," kata Atty.

"Mirisnya, ada siswa yang tinggal jauh dari lokasi sekolah bahkan sampai numpang KK (kartu keluarga) tapi mereka diterima," lanjutnya.

Tuntut tanggung jawab

Atty menuntut kepala sekolah SMA Negeri 3 Kota Bogor bertanggung jawab atas masalah tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved