Penambang Emas Banyumas Terjebak
Tragedi Tambang Emas Banyumas: Marmukmin Tinggalkan Istri dan 2 Anak, Masih TK dan SD
Tangis haru keluarga mewarnai penutupan operasi SAR delapan penambang yang terjebak di tambang emas Banyumas
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS -- Tangis haru keluarga mewarnai penutupan operasi SAR delapan penambang yang terjebak di tambang emas Banyumas dan tidak dapat dievakuasi di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Selasa (1/8).
Keluarga korban mengaku ikhlas dan mengapresiasi Basarnas dan gabungan yang telah berusaha keras mengevakuasi.
"Kami sudah ikhlas.Saya wakil dari pada pihak keluarga semuanya. Ketentuan dari Allah," ujar salah satu perewakilan keluarga korban, Idik (63) warga Desa Kiarasari, Kecamatan Sukayaja, Kabupaten Bogor, kepada Tribunbanyumas.com.
Saat tabur bunga di Sumur Bogor lokasi delapan penambang terjebak ia dan keluarga lainnya sempat meneteskan air mata dan menahan haru.
Marfudin (42) yang merupakam kakak kandung dari salah satu korban bernama Marmukmin (32), warga Desa Kiarasari, Kabupaten Bogor, mengaku sudah mengikhlaskan kepergian para korban.
Apalagi melihat Tim SAR gabungan yang sudah bekerja selama tujuh hari dan berusaha secara maksimal.
"Terakhir ketemu mungkin sekitar 20 hari waktu mau ke sini, dia berangkat dari kampung. Dia pamit mau kerja, pesan-pesan tidak ada, saya tahunya mau nambang di Banyumas," terangnya.
Keahlian menambang Marmukmin dikatakan oleh Marfudin belajar secara otodidak dan karena tuntutan ekonomi.
Sehingga adiknya memberanikan diri berangkat ke Desa Pancurendang.
"Nambang tidak belajar, otodidak saja dan tuntutan pekerjaan saja. Sebelumnya dia kerja serabutan apa saja, bangunan juga," terangnya.
Marmukmin meninggalkan istri dengan dua orang anak yang masih kecil yang masik TK dan umur 2 tahun.
Cerita Tim Penyelamat
Ditutupnya operasi SAR 8 penambang yang terjebak di Banyumas menyisakan beberapa kisah.
Cerita datang dari personel SAR yang sempat mencoba turun ke lubang Dondong.
Lubang itu bersebelahan dengan lubang Bogor tempat delapan pekerja terjebak.
Personel itu nyaris terjebak air yang datang secara tiba-tiba.
Beruntung, dia dapat dievakuasi dengan cepat ke atas lubang.
Kepala Basarnas Cilacap sekaligus SAR Mission Coordinator Adah Sudarsa mengatakan, air di lubang Dondong sempat surut cukup signifikan.
"Rencana kami mau memasukkan pompa dari tikungan pertama (jalur pertemuan sumur pertama dengan sumur berikutnya," kata Adah.
Harapannya, dengan menyedot air dari lubang Dondong, air di lubang Bogor yang masih tinggi dapat sedikit surut.
"Tapi, baru mau coba masukkan pompa, air keluar begitu deras. Daripada membahayakan kita keluar secepatnya, karena airnya deras sekali," ujar Adah.
Adah mengatakan, operasi SAR ini cukup berat karena medannya sulit. Untuk itu, pihaknya selalu mengutamakan keselamatan para personel SAR.
Sebab, lubang sedalam puluhan meter itu dipenuhi air dengan kedalaman dari permukaan tanah fluktuatif antara 11 sampai 14 meter.
Selain itu, lubang itu sangat sempit. "Kalau masuk membahayakan penolong, maka perlu diperhatikan safetynya," ujar Adah.
Operasi SAR delapan pekerja yang terjebak di lubang gakian tambang emas sedalam puluhan meter resmi ditutup, Selasa (1/8/2023).
Suasana di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kembali seperti semula.
Jalan desa yang semula dipenuhi deretan mobil, kini kembali lengang.
Orang-orang dengan seragam beraneka warna yang hilir mudik juga tak nampak lagi.
Sementara, dua tenda besar berwarna oranye di tengah sawah yang nampak dari pinggir jalan juga telah dirobohkan.
Berbagai peralatan, mulai dari pompa air berbagai ukuran hingga genset telah diangkut dari lokasi tersebut sejak siang hari.
Di balik operasi panjang ini, terselip cerita dari mereka yang berjibaku selama sepekan terakhir.
Ada ratusan nyawa yang dipertaruhkan dalam operasi ini.
Petugas pingsan
Beberapa hari lalu, di tengah operasi tim SAR dan relawan sempat dibuat heboh saat ada salah seorang personel yang nyaris pingsan hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Ia merupakan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor yang diperbantukan dalam operasi ini.
"Jadi, awalnya sedang penyedotan di salah satu sumur (dekat lokasi kejadian) menggunakan alkon yang berbahan bakar diesel," kata salah seorang personel Basarnas Cilacap, Syaeful.
Namun, saat mendekati untuk melihat lubang sumur, personel BPBD Bogor ini diduga menghirup gas karbondioksida yang berasal dari pompa air berbahan bakar diesel.
"Itu kan tempatnya tertutup, asapnya masuk. Jadi, saat mencoba melihat lubang terus kliyengan," ujar Syaeful.
Dari alat pendeteksi yang selalu menempel di pakaian personel Basarnas, kadar karbondioksida di lokasi itu memang jauh di atas ambang batas.
"Sudah dikonfirmasi pakai alat pendeteksi gas memang kadar CO2-nya waktu itu mencapai 128, padahal normalnya 25," timpal personel Basarnas lainnya, Nurul Fauzan sambil mengemasi peralatan.
Informasi yang diterima, personel BPBD Bogor itu juga memiliki penyakit bawaan asma, sehingga sempat dilarikan ke rumah sakit.
"Sempat dibawa ke RSUD, tapi hari itu juga langsung balik ke sini lagi," tambah Fauzan.
Untuk diketahui, operasi SAR ini melibatkan lebih dari 200 personel dari Basarnas, TNI, Polri, Satpol PP, PMI, Tagana dan relawan dari berbagai organisasi.
Dukungan masyarakat Operasi SAR ini mendapat dukungan penuh masyarakat.
Masyarakat sekitar tak segan untuk mengulurkan tangan kepada para personel tim SAR gabungan yang memerlukan bantuan.
Seperti yang dilakukan Ruswono (30), warga yang rumahnya paling dekat dengan lokasi tambang.
Rumah ini berada di pinggir jalan desa, tepat di mulut gang menuju lokasi tambang.
Sejak sepekan terakhir, rumahnya tak pernah sepi.
Orang keluar masuk rumahnya untuk sekadar numpang ke toilet, mandi hingga shalat.
Kebetulan, halaman samping rumahnya juga dijadikan Posko Polresta Banyumas.
"Kenalan yang lewat banyak yang tanya, mengira saya mau nyunati," kata Ruswono terkekeh karena posko itu seperti tenda hajatan, lengkap dengan kain putih yang menutup sekelilingnya.
Ruswono mengatakan, awalnya pada hari pertama operasi, Rabu (26/7/2023) lalu mendengar informasi bahwa polisi membutuhkan tempat untuk posko.
"Tadinya polisi banyak yang duduk-duduk di sini (di teras), terus katanya kapolsek mau bikin posko. Ya sudah saya tawarkan di sini saja, kebetulan samping rumah cukup luas," tutur Ruswono.
Namun, Ruswono bersama teman-temannya harus membersihkan lokasi itu terlebih dahulu karena terdapat banyak tumpukan karung berisi material tambang.
"Saya minta kenalan untuk memasang tenda, hitung-hitungan (biayanya) menyusul pokoknya," ujar Ruswono.
Selain itu, di teras dan ruang tamu rumahnya juga disiapkan klasa. Ruangan itu biasa digunakan para relawan untuk beristirahat ketika malam hari.
"Saya pagi-pagi lihat banyak yang tidur di mobil bak terbuka (yang terparkir) di pinggir jalan, jadi saya suruh ke sini aja, walaupun cuma pakai tikar," kata Ruswono.
Ruswono mengatakan, dalam sepekan terakhir rumahnya tak pernah dikunci.
Pintu depan dan belakang rumahnya selalu terbuka 24 jam.
"Alhamdulillah air di sini juga gampang, saya ambil dari sumber air, jadi yang butuh ke belakang tidak repot," ujar Ruswono. (jti/kompas.com)
Baca juga: Lamar Putri Tukang Becak dengan Mahar Rp 2 Miliar, Ini Sosok Pengusaha Haji Abdul Azis: Wujud Sayang
Baca juga: Biaya Sekolah Makin Mahal, Jadi Penyumbang Kenaikan Inflasi
Baca juga: Michelle Ashley Speak Up Soal Pelecehan Seksual, Pinkan Mambo: Uang Sekolahmu Siapa yang Bayar?
Baca juga: Kabar Gembira, Sudah Ada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum SPKLU di Depan PLN Slawi
tambang emas banyumas
Tragedi Tambang Emas Banyumas
Marmukmin
korban tambang emas banyumas
penambang emas banyumas
tribun jateng
8 penambang emas banyumas
Pengakuan Arbani Ayah Korban Tambang Emas Banyumas, Sempat Video Call, Janji Pulang 17 Agustus |
![]() |
---|
Unggahan Terakhir Salah Satu Korban Tambang Emas Banyumas, Rekam Kondisi di Dalam Lubang |
![]() |
---|
Kesaksian Usman Sugalih Selamat dari Tambang Banyumas, Ingin Tarik Korban Tapi Tangan Tak Sampai |
![]() |
---|
Kisah Mistis Pengakuan Mantan Penambang Emas di Balik Tewasnya 8 Korban Tambang Tewas Banyumas |
![]() |
---|
Cerita Usman Selamat Dari Tambang Emas Banyumas, Keluar Dari Lubang Maut Sebelum Azan Magrib |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.