Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Singgih Januratmoko

Di Hadapan FKDM, Singgih Januratmoko Ajak Perkuat Gotong-Royong Sambut Pesta Demokrasi

Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko mengingatkan pesta demokrasi berupa Pemilu 2024, harus disambut suka cita masyarakat, dengan adu program

Istimewa 
Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko mengingatkan pesta demokrasi berupa Pemilu 2024, harus disambut suka cita masyarakat, dengan adu program dan gagasan. Bukan saling serang dan melempar kabar bohong atau hoax di media sosial. 

TRIBUNJATENG.COM, KLATEN -- Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko mengingatkan pesta demokrasi berupa Pemilu 2024, harus disambut suka cita masyarakat, dengan adu program dan gagasan.

Bukan saling serang dan melempar kabar bohong atau hoax di media sosial.

Hal tersebut ditegaskan Singgih saat menjadi pembicara kunci dalam rapat kerja Forum Kewaspadaan Dini (FKDM) di Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah, pada Minggu (6/8).

Singgih dalam kesempatan itu, berpidato dengan tema “Penguatan 4 Pilar sebagai dasar FKDM Kabupaten Klaten Menjaga Kondusivitas dalam Menghadapi Perubahan Iklim El Nino Jelang Pemilu Serentak 2024”.

Di hadapan 100-an hadirin dan para pengurus FKDM, Singgih mengajak para elit politik dan rakyat Indonesia menikmati pesra demokrasi dengan baik, lalu menikmati kepemimpinan dari hasil Pemilu serentak,

“Namanya pesta, kita harus menyiapkan dengan baik lalu menikmati hasilnya, bukan menyiapkannya dengan saling fitnah, saling serang.

Namanya pesta, tunjukkan bahwa kita ini menarik di mata rakyat, tunjukkan reputasi, program dan kerja nyata. Dan biarkan rakyat jatuh hati dan memilih. Itulah pesta demokrasi,” tutur Singgih Januratmoko.

Singgih Januratmoko yang juga meramaikan Pemilu Legislatif 2024 itu, mengingatkan kembali pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila merupakan bagian dari konsensus kebangsaan, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

“Keempatnya disebut juga pilar kebangsaan. Tanpa pilar, bangunan sehebat dan sebagus apapun pasti ambruk. Indonesia tanpa ditopang empat pilar itu ya bubar.

Namun, yang utama jiwa dari konsensus kebangsaan itu adalah Pancasila,” ungkap Singgih yang juga Ketua Umum DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Indonesia.

Pancasila adalah dasar negara, asas negara, dan juga jalan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,

“Maksudnya, apapun produk hukum yang dibuat mulai dari DPR, Presiden, Gubernur, hingga Pak Lurah sekalipun tidak boleh bertentangan dengan Pancasila,” imbuhnya.

Alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan, inti dari Pancasila menurut Bung Karno adalah gotong-royong.

Prilaku khas suku-suku di Nusantara itu, mengandung nilai-nilai tolong-menolong, peduli, menghormati, saling mengasihi, menyayangi, tenggang rasa dan simpati-empati,

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved