Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penangkapan Teroris

PPATK Blokir Rekening DE Berisi Saldo Miliaran Rupiah

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir rekening DE, karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI)

ISTIMEWA
ilustrasi Rupiah 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir rekening DE, karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang diduga terafiliasi jaringan teroris Ideologi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana mengatakan pemblokiran rekening itu dilakukan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

"Kami melaksanakan kewenangan kami (untuk pemblokiran) sesuai UU Nomor 8/2010," kata Ivan Yustiavandana saat dihubungi, Kamis (17/8).

Ivan tak merinci jumlah rekening milik tersangka terorisme yang sudah ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri itu. Termasuk rincian saldonya.

Namun dia menyebut bahwa saldo yang ada di rekening DE jumlahnya mencapai miliaran rupiah. "(Total saldo di rekening DE) miliaran. Kami koordinasikan dengan Densus 88 ya," tambahnya.

DE sebelumnya ditangkap oleh Densus 88 di kediamannya di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara pada Senin (14/8) siang sekitar pukul 13.17 WIB.

DE diketahui merupakan pendukung aktif ISIS yang kerap menyebarkan propaganda di media sosial.

"Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, Senin (14/8).

DE, kata Ramadhan, juga mengunggah postingan di Facebook berisikan pembaruan baiat dalam bentuk poster digital.

"DE mengirimkan sebuah postingan Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin Islamic State yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi," ungkapnya.

Di sisi lain, Ramadhan mengatakan DE juga memiliki sejumlah senjata api (senpi) rakitan. Namun, ia belum merinci berapa jumlah senpi tersebut. Ramadhan mengatakan peran DE juga merupakan seorang penggalang dana.

Namun belum diketahui dana tersebut diberikan untuk siapa.

"Merupakan admin dan pembuat beberapa channel telegram arsip film dokumenter dan breaking news yang merupakan channel update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," jelasnya.

Selain itu DE juga memiliki akun marketplace untuk menyamarkan kepemilikan senjata api.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan dari hasil pendalaman yang dilakukan, DE melakukan kamuflase melalui toko daring tersebut dengan menjual diecast dan mainan militer.

"Berkaitan dengan perlengkapan, ada gear, ada baju-baju tactical, perlengkapan tactical, kemudian ada termasuk senjata ini," kata Aswin, Selasa (15/8).

"Penyidik kita menyimpulkan memang itu sebagai sarana dia untuk mencari uang juga, tapi juga untuk menyamarkan aktivitasnya terkait dengan barang-barang (senjata api) ini," imbuhnya.

Saat ini Aswin mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman apakah marketplace tersebut hanya sebatas kamuflase atau sebagai sarana pengumpulan dana.

Pasalnya, kata dia, DE membutuhkan sejumlah dana tambahan untuk melakukan modifikasi agar senjata airsoft gun miliknya menjadi senjata api penuh.

"Ini masih didalami sejauh mana aktivitas akun yang bersangkutan tersebut di marketplace. Apakah memang benar-benar sebagai jualan saja untuk mencari uang, atau juga sebagai sarana-sarana lainnya," tuturnya.

Polisi sudah menyita sebanyak 16 senjata api miliki DE. Dari belasan senpi tersebut, 5 di antaranya berjenis laras panjang dan 11 sisanya senjata api laras pendek. "

Di antara senjata tersebut ada 4 yang memang senjata pabrikan dan ada 5 senjata yang dimodifikasi," kata Aswin.

Aswin menyebut modifikasi dilakukan pelaku dari senjata airsoft gun menjadi senjata api penuh. Selain itu penyidik juga menyita dua senjata jenis pen gun yang diperuntukkan dalam jarak dekat.

Dari sejumlah senjata tersebut, terdapat satu senjata laras panjang pabrikan yang ditempel DE dengan logo ISIS.

Aswin mengatakan pihaknya masih terus mendalami asal-usul senjata yang dimiliki DE. Termasuk soal apakah pelaku melakukan modifikasi senjata secara mandiri atau tidak. "Masih kita dalami, kita lakukan pendalaman terkait masalah senjata itu terpisah," jelasnya.(tribun network/abd/dod)

Baca juga: Buah Bibir : Putri Ariani Minta Doa ke Jokowi Jelang Tampil di Semifinal Americas Got Talent

Baca juga: 175.510 Narapidana Terima Remisi HUT RI dan 16 Koruptor dan 26 Napiter pun Langsung Bebas

Baca juga: Penyesalan Rider Malaysia yang Tak Sengaja Lindas Haruki Noguchi di Sirkuit Mandalika

Baca juga: Piala AFF U23 : Malaysia vs Indonesia, Andalkan Raja Gol

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved