Prabowo Makin Sulit Pilih Cawapres, PKB Tagih Janji
Prabowo kerap menyatakan bahwa keputusan cawapres pendampingnya tergantung Cak Imin.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (capres) Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) disebut-sebut bakal semakin kesulitan menentukan sosok bakal calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya di pilpres 2024, terlebih setelah bergabungnya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Seperti diketahui, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menggawangi KKIR bersama Partai Gerindra terus mendesak Menteri Pertahanan (Menhan) itu memilih ketua umumnya Mihaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai pendamping.
Sementara, Partai Golkar sebagai partai terbesar kedua pemenang pemilu 2019 menyodorkan ketua umumnya Airlangga Hartarto sebagai cawapres, sedangkan PAN terus mendorong Menteri BUMN Erick Thohir untuk mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid atau Gus Jazil menagih janji Prabowo terkait dengan kepastian Cak Imin menjadi bakal cawapres. Menurut dia, Prabowo kerap menyatakan bahwa keputusan cawapres pendampingnya tergantung Cak Imin.
"Ya nanti kita tunggu, kita lihat, sesuai janji Pak Prabowo di mana-man kan tergantung Pak Muhaimin (penentuan cawapres-Red), kita tagih aja nanti janjinya, siapa yang bohong duluan," katanya, di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, akhir pekan lalu.
Kendati demikian, Gus Jazil belum memastikan apakah PKB akan mencabut dukungan ke Prabowo bila Cak Imin tak menjadi cawapres. "Bukan begitu, lihat aja siapa yang bohong duluan," ujarnya.
Ia menegaskan,Cak Imin menjadi cawapres Prabowo merupakan keputusan yang tidak bisa ditawar. "Pokoknya PKB enggak bisa ditawar, Gus Muhaimin maju cawapres atau capres itu enggak bisa ditawar itu," tandasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Lodewijk Fredrich Paulus menyatakan, penentuan cawapres untuk Prabowo nantinya akan dibahas dan diputuskan oleh para ketua umum parpol rekan koalisi.
Terlebih, dia menambahkan, dari partai politik yang tergabung dalam koalisi, yakni PAN, Golkar, dan PKB memiliki figur masing-masing untuk dijadikan cawapres.
"Belum, belum, itukan masalah teknis yang perlu dibahas. Tentunya kalau kita berbicara sudah berkoalisi, hal-hal seperti itu kan harus dibicarakan dengan para ketua umum yang bergabung dalam koalisi tersebut," jelasnya, pekan lalu.
Wakil Ketua DPR itu juga menepis anggapan penentuan cawapres itu berada di tangan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Anggapan itu muncul lantaran PKB merupakan satu dari tiga partai yang berkoalisi paling lama dengan Gerindra. Terlebih, Cak Imin selalu didorong oleh seluruh kader PKB untuk masuk dalam kertas suara pilpres.
Keputusan bersama
Lodewijk menegaskan, penetapan cawapres itu berada di keputusan bersama seluruh ketua umum partai koalisi.
"Nah ini kan baru wacana-wacana yang disampaikan itu keputusan partai masing-masing. Tentunya untuk membicarakan fixnya bagaimana para ketua umum ini tentunya akan berbicara, tentunya dengan Pak Prabowo," tukasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.