Berita Viral
Sosok Panglima Pajaji dan Panglima Jilah: Bahas Nasib Warga Dayak dan Pembangunan IKN
Konflik terkait pembangunan Infrastruktur Kelistrikan Nusantara (IKN Nusantara) di Kalimantan terus memanas dengan adanya perseteruan antara 2 tokoh
TRIBUNJATENG.COM -- Konflik terkait pembangunan Infrastruktur Kelistrikan Nusantara (IKN Nusantara) di Kalimantan terus memanas dengan adanya perseteruan antara dua tokoh penting, yaitu Panglima Pajaji dan Panglima Jilah.
Proyek besar ini bertujuan untuk menghubungkan jaringan kelistrikan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan, untuk meningkatkan akses listrik bagi penduduk serta mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, kontroversi muncul karena dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan oleh proyek tersebut.
Panglima Jilah, yang mendukung proyek IKN Nusantara, tampaknya enggan memberikan respons atau tanggapan terkait kritik pedas yang dilontarkan oleh Panglima Pajaji.
Hal ini mengindikasikan ketidaksepakatan dan mungkin juga keengganan dalam mengakui dampak negatif yang mungkin timbul dari proyek tersebut.
Di sisi lain, Panglima Pajaji secara aktif mengunggah serangkaian video kritik terkait proyek IKN Nusantara di akun Facebook-nya.
Dalam salah satu video terbarunya, ia mengambil contoh nasib warga Dayak yang merasakan dampak langsung dari proyek ini.
Panglima Pajaji mengungkapkan keprihatinannya terhadap nasib mereka dan mempertanyakan apakah Panglima Jilah merasa sedih atau memperhatikan situasi yang terjadi di wilayah Kalimantan.
Salah satu poin yang ditekankan oleh Panglima Pajaji adalah potensi peningkatan jumlah penduduk dari luar Kalimantan akibat proyek IKN.
Ia menunjukkan kekhawatiran bahwa pertambahan penduduk tersebut dapat memicu lebih banyak penebangan hutan untuk pembangunan pemukiman baru. Panglima Pajaji menggambarkan potensi dampak lingkungan yang negatif dengan hutan-hutan yang terus hilang.
Dalam kritiknya, Panglima Pajaji bahkan mengibaratkan bahwa jika situasi ini dibiarkan, Kalimantan akan menghadapi nasib serupa dengan Jakarta, di mana lahan hijau dan hutan semakin berkurang akibat urbanisasi yang tak terkendali.
Panglima Pajaji juga mencoba mempengaruhi opini dan sikap Panglima Jilah dengan meminta agar ia mempertimbangkan ulang dukungannya terhadap proyek IKN Nusantara.
Pajaji menyoroti nasib warga Dayak yang sudah merasakan dampak negatif dari pembangunan perkebunan dan industri kelapa sawit. Ia menegaskan bahwa warga Dayak sudah lama tertindas oleh perkembangan ekonomi di wilayah tersebut dan mengajak Panglima Jilah untuk memikirkan kembali dampak sosial dari proyek tersebut.
Perseteruan antara Panglima Pajaji dan Panglima Jilah mencerminkan perbedaan pandangan dan kepentingan yang kompleks terkait pembangunan proyek IKN Nusantara di Kalimantan.
Ini juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan terkait proyek-proyek besar.
Sosok Panglima Pajaji dan Panglima Jilah
Melansir dari Sripoku, Pria bertato khas dayak ini ternyata memiliki ilmu kebal.
Terlihat dalam salah satu atraksi ia memanjat di atas sebuah senjata tajam dan tidak terluka sedikit pun. Dia pun memiliki kekuatan yang luar biasa dan itu ditunjukkan dalam atraksi.
Adapun atraksi tersebut dilakukan Pangalima Pajaji di Pekan Gawai Dayak Kabupaten Sintang 2023.
Panglima Pajaji pun disebut sebagai Pemimpin Pasukan Pantak Padagi Borneo.
Adapun dalam keterangannya di Youtube resminya, Panglima Pajaji menjelaskan bahwa ilmu kebal itu didapatkan dari para roh leluhur dayak di tubuh Pasukan Pantak Padagi Borneo.
Hal itu membuat para pasukan tersebut kebal terhadap benda senjata tajam.
Panglima Pajaji pun sosok yang cukup komitmen dalam menjaga adat dan tradisi dayak di Kalimantan.
Menurutnya, kalau bukan orang dayak tidak ada lagi yang mau menjaga tradisi tersebut. Dia menyatakan selama ini masyarakat Dayak kerap ditindas. Maka perlu menjaga dan melestarikannya.
2. Panglima Jilah
Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah, nama aslinya adalah Agustinus Jilah.
Ia lahir pada 19 Agustus 1980 di Toho, tepatnya Desa Sambora, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Indonesia.
Seperti dilansir dari TribunPontianak.co.id dalam artikel 'Siapa Panglima Jilah? Anak Dayak yang Sakti dan Rendah Hati Pimpinan Pasukan Merah, Masa Kecil Miris'.
Panglima Jilah adalah cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan.
Maka tidak heran Panglima Jilah sangat disegani sekaligus dikagumi khususnya di Pulau Kalimantan.
Ia berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak masyarakat yang terancam dirampas pihak lain.
Hingga Panglima Jilah pun dijadikan simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya.
Ia menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.
Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.
Namun dibalik itu semua, Panglima Jilah melalui masa lalu yang penuh liku dan bisa dikatakan sangat miris.
Pada masa kecilnya, Panglima Jilah memiliki kelainan dari teman-temannya kala itu.
Konon katanya lidahnya sering keluar, perut buncit dan keterbatasan dalam bicara alias gagap.
Namun dengan kegigihan yang dimiliki seperti halnya spirit para leluhur, perlahan Panglima Jilah mampu mengatasi semuanya hingga normal.
Kini Ia pun sangat dikagumi khususnya suku Dayak.
Ia tampak sangat tangguh dan menjadi orator ulung untuk membakar semangat Pasukan Merah.
Bersama sekitar 44 ribuan Pasukan Merah, Panglima Jilah menjadi orang terdepan untuk memperjuangkan keadilan dan bertanggung jawab penuh atas adat budaya Dayak.
Sejumlah persoalan yang merugikan masyarakat telah dituntaskan hanya bermodal keberanian dan kemampuannya beradu pendapat.
Walau demikian, Panglima Jilah sangat menyadari semua itu adalah titipan. Ia tidak sombong, tidak pula semena-mena.
Sebaliknya, Panglima Jilah adalah sosok rendah hati dan selalu mengutamakan kedamaian satu sama lain.
Ia sangat ramah, murah senyum, peduli dengan masyarakat dan lingkungannya.
Bersama Pasukan Merah yang dipimpinnya, Panglima Jilah terus menghidupkan tradisi dan adat istiadat yang mulai tergerus jaman.
Ia merangkul kaum muda untuk bersama-sama menghidupkan adat budaya serta melestarikan hutan Kalimantan.
Lalu siapakah yang layak menjadi Pasukan Merah?
Ternyata menjadi Pasukan Merah tidak semudah yang dibayangkan. Ada tahapan seleksi dan harus memenuhi sejumlah persyaratan baru bisa menjadi Pasukan Merah.
Selain seleksi kemampuan fisik, Pasukan Merah harus rendah hati, tidak radikalis, membela yang benar, dan menjadi garda terdepan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
Jika melanggar satu saja syarat-syarat tersebut, maka dipastikan si pelanggar dikeluarkan dari Pasukan Merah.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul UPDATE Perseteruan Panglima Pajaji vs Panglima Jilah: Bahas Nasib Warga Dayak, Tidakkah Kau Sedih?
Baca juga: Para Menteri Ekonomi ASEAN Dijamu Makan Malam di Kelenteng Sam Poo Kong
Baca juga: Ini 4 Weton Istimewa yang Punya Banyak Keberuntungan di Sepanjang Hidupnya
Baca juga: Hotel Santika Semarang Sambut Harlah ke-33 dengan Donor Darah dan Talkshow Kesehatan
Baca juga: 14 Pemuda yang Kedapatan Bawa Sajam di Kawasan Solo Baru Sukoharjo Dikenakan Wajib Lapor
10 Fakta Pembunuhan Alberto Tanos Cucu Tunggal 9 Naga: Dipicu Cemburu dan Pesta Miras |
![]() |
---|
Viral Oknum TNI Tampar Sopir yang Kibarkan Bendera One Piece: Itu Bendera China! |
![]() |
---|
Qoala dan GODA Hadirkan GODA EV Shield: Proteksi Sepeda Listrik Tanpa Biaya Tambahan |
![]() |
---|
Penyebab Tewasnya Prada Lucky Namo, Dianiaya 20 Senior Pakai Selang dan Tangan |
![]() |
---|
Warga Suriah Berbondong-bondong Cari Emas di Sungai Eufrat yang Mengering, Benarkah Tanda Kiamat? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.