Sosok Pratu Agung Pramudi TNI Asal Grobogan yang Gugur di Papua, Tinggalkan Istri Hamil 5 Bulan

TRIBUNJATENG.COM - Kepergian Pratu Agung Pramudi Laksono yang gugur tertembak KKB di di Pos Satgas Pamtas Mobile Yon 7 Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan meninggalkan duka mendalam.

Pratu Agung merupakan anggota TNI asal Desa Tegowanukulon, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Ia lahir di Grobogan pada 15 September 1996.

Merupakan anak keempat dari Parjan, sedangkan ibu dari Pratu Agung juga sudah meninggal dunia.

Baca juga: Detik-detik Truk Tak Kuat Nanjak Mundur Lindas Pemotor hingga Tewas, Warga Sudah Teriak Histeris

Pratu Agung baru menikah tahun lalu dengan seorang wanita bernama Chila.

Sang istri pun saat ini tengah mengandung 5 bulan dan menetap di Jakarta.

Pratu Agung menempuh pendidikan Dikmata 36 pada tahun 2016.

Dirinya merupakan anggota Satgas Pamtas Mobile Yon 7 Marinir TNI Angkatan Laut (AL) .

Baca juga: Kecelakaan Maut di Bandung: Tak Kuat Nanjak, Truk Mundur Lindas Pengendara Motor

Sebelumnya, tewas tertembak saat terjadi serangan KKB di alan Yahuli, Paradiso Bawah Km 6, Distrik Dekai pada Senin (21/8/2023).

Penyerangan KKB itu terjadi sekitar pukul 11.25 WIT.

Pratu Agung sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Dekai.

Namun sayang, nyawa Pratu Agung tak terselamatkan saat perjalanan menuju rumah sakit.

Baca juga: Viral Panglima Pajaji Minta Maaf pada Panglima Jilah, Apa yang Terjadi? Ini Katanya

Kabar ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama I Made Wira Hady melalui keterangan tertulis.

“Kontak tembak terjadi pukul 11.02 WIT, saat personel satgas melaksanakan pengamanan pembangunan Pos Camar dan mendapat serangan tembakan dari KST Yahukimo,” kata Wira dalam rilisnya, Senin petang WIB dikutip dari Kompas.com.

Jenazah korban sempat dibawa ke Jakarta lalu dibawa pulang ke Tegowanu, Grobogan.

Janazah Pratu Agung telah dimakamkan di i TPU Purwosari, Desa Tegowanukulon, Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, Rabu (23/8/2023).

Para tetangga pun kompak mengibarkan bendera setengah tiang uantuk menghormati kepergian Pratu Agung saat menjalankan tugas. (*)