Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Tim Ekspedisi Indonesia Baru Singgah di Semarang: Berbagi Derita di Zona Konflik

Tim Ekspedisi Indonesia Baru (EIB) singgah di Kota Semarang. Tim ekspedisi tersebut digawangi dua jurnalis senior Farid Gaban (62) dan Dandhy Laksono.

|
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf

Bagi Farid, hal terberat dalam ekspedisi bukan pada perjalanan mengendarai sepeda motornya melainkan membuat film dokumenter di wilayah konflik.

Mereka mendatangi wilayah yang masih sengkarut dengan  persoalan di antaranya tambang, pariwisata,dan  sawit.

Ketika di kondisi seperti itu tak hanya energi fisik tetapi energi jiwa juga ikut terkuras.

"Mendengar berbagai cerita sedih membutuhkan energi lebih besar. Itu tantangannya. Namun, kami juga naik gunung Rinjani, menyelam di Maluku dan Aceh, itu healing," katanya.

Gabungkan Dua Ekspedisi

Ekspedisi Indonesia Baru merupakan gabungan dua ekspedisi sebelumnya yakni ekspedisi Zamrud Khatulistiwa yang digagas Farid Gaban bersama Ahmad Yunus pada tahun 2009. 

Enam tahun kemudian, Dhandy Laksono melakukan ekspedisi serupa bersama Ucok atau Suparta lewat ekspedisi Indonesia Biru di tahun 2015. 

"Dua ekspedisi tersebut sama-sama naik motor. Nah, kami coba gabungin. Ada tambahan dua anak muda. Kami ingin melihat Indonesia dari generasi yang berbeda," cetus Farid.

Tim ekspedisi tersebut cukup lengkap dari segi usia karena mewakili empat generasi berbeda mulai dari generasi boomer, X, milenial, dan Z.

Ia menyebut, pembeda dari dua ekspedisi sebelumnya adalah soal solusi. 

Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa dan Indonesia Biru lebih ke identifikasi masalah. 

Untuk ekspedisi kali ini, timnya mencoba menawarkan solusi dari konflik yang ada.

Ambil contoh film Silat Tani  yang mengkritik kebijakan pertanian tetapi juga memberi solusi lewat koperasi tani.

Begitupun tergambar dalam serial film Dragon for Sale yakni mengulas ambisi pemerintah dalam upaya menciptakan 10 Bali Baru di berbagai daerah. "Kami menawarkan solusi pengembangan  wisata iut berbasis komunitas bukan investasi besar-besaran," tegasnya.

Ia menambahkan, Jawa Tengah sebagai tempat mengawali dan mengakhiri ekspedisi tentu ikut terekam dalam ekspedisi ini terutama pada isu pertanian, energi geotermal di Dieng, problem nelayan Karimunjawa.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved