Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wawancara Khusus

Grace Natalie PSI Puji Sosok Gibran sebagai Wali Kota yang Sukses

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie memuji sosok Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dinilai sukses seba

Editor: m nur huda
Instagram/ psi_id
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie memuji sosok Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dinilai sukses sebagai kepala daerah muda dengan sejumlah prestasi. 

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie Bicara Pemimpin Anak Muda (1)

TRIBUNJATENG.COM - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie memuji sosok Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dinilai sukses sebagai kepala daerah muda dengan sejumlah prestasi.

Bahkan, Grace menjabatkan sederet prestasi Gibran yang dinilai sebagai wajah pemimpin muda dengan kontribusi besar untuk rakyat. Mulai dari menghentikan bentuk diskriminasi agama, membebaskan peryataan hari raya agama serta mengembangkan UMKM Solo hingga tingkat Internasional.

Hal itu disampaikan Grace Natalie saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Kamis (24/8).

"Mas Gibran kan hari ini adalah pemimpin muda, kepala daerah yang sukses dan saya baru baru ini juga dari Solo melihat bahwa Solo itu keren banget sekarang," kata Grace.

Berikut petikan wawancara Grace Natalie dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra terkait sosok pemimpin muda yang berprestasi seperti Gibran Rakabuming Raka cocok melanjutkan karir politik yang lebih tinggi;

Sis Grace, bisa dijelaskan nggak apa makna mengundangan Budiman, Yenny dan Gibran (dalam acara Kopdarnas PSI). Apa konteksnya?)

Konteksnya mereka ini adalah anak-anak muda yang berprestasi di bidang masing masing, temanya itu untuk kan talkshow yang dipandu oleh Mas Helmi Yahya, jadi temanya itu tentang Pemimpin Pemimpin Muda.

Mbak Yenny Wahid adalah seorang perempuan yang punya komitmen besar dalam keberagaman, kemudian dia juga merupakan perwakilan perempuan Indonesia yang sangat Indonesia tapi juga pergaulannya luas, termasuk internasional.

Kita bayangkan, perempuan yang keren itu Mbak Yenny Wahid. Nah kemudian Budiman, Mas Budiman ini sahabat kami sudah lama. Jadi bahkan dalam peryataannya waktu ditanya di panggung, mas Budiman bilang saya ini seperti ada di rumah sendiri.

Jadi beliau nyaman, teman-temannya banyak PSI, komunikasi kita lancar bahkan sewaktu master saya yang kemarin, kita kan punya proyek akhir projek saya tentang desa digital. Nah, saya kontak-kontakannya sama Mas Budiman terus.

*Jadi bukan karena mau ngejek PDIP ya (mengundang Gibran)?

Enggak dong, masa butiran debu mengejek partai pemenang pemilu, enggak mungkin lah.

Lalu mas Gibran, Mas Gibran kan hari ini adalah pemimpin Muda kepala daerah yang sukses dan saya baru baru ini juga dari Solo melihat bahwa Solo itu keren banget sekarang, di saat kita tuh masih ada tempat tempat yang menyegel rumah ibadah, mas Gibran berani membuka segel rumah ibadah.

Sekarang ini semua perayaan keagamaan di kasih tempat di depan Balai Kota. Mau pawai Ogoh-Ogoh, perayaan Natal, apa pun itu semua bebas dan indeks toleransi di Solo naik drastis itu kan. Jadi keren banget sambil UMKMnya juga pada Go Internasional, bahkan di saat pandemi pun mereka tergolong baik gitu kan.

Jadi kenapa nggak kita hadirkan sosok sosok inspiratif ini supaya anak-anak muda yang kemarin dateng kader-kader dari berbagai kota, berbagai daerah supaya mereka itu terinspirasi juga gitu. Dan sosok-sosok yang selama ini mereka terlihat hanya di Tv, hanya di podscast Tribun misalnya mereka bisa melihat langsung dan sharing langsung pengalamannya.

Ada nggak hubungannya Gibran di undang itu dengan kecenderungan PSI untuk mendorong Gibran dalam konteks ini, untuk jadi calon wakil presiden? Apa ada hubungannya soal itu? Lalu, orang menghubungkan dengan oleh PSI melakukan JR batas usia capres-cawapres di MK?

Kalau mau dihubung-hubungkan semua bisa saja terhubung semua.

Tapi kemarin itu kami mengundang Gibran sesuai dengan kapasitasnya dan hari ini kan juga belum diundang di mana mana. Saya pikir kita tidak perlu meyakinkan publik tentang keberhasilan seorang Gibran Rakabuming, orang bisa melihat sendiri.

Nah soal JR, PSI itu meminta agar tolonglah dikembalikan ke undang undang Pemilu sebelumnya, di mana undang undang Pemilu sebelumnya itu sudah menetapkan batas minimum usia Capres-Cawapres 35 tahun.

Dua undang undang Pemilu sebelumnya undang undang tahun 2003 dan 2008 itu batas minimumnya 35 tahun. Justru yang aneh ini tiba-tiba undang undang tahun 2017 yang tiba-tiba berubah menjadi 40 tahun dengan alasan kalau dibawa 40 usianya masih labil. Nah ini tidak kuat alasannya yuridis, saintifik juga sudah dibantah oleh banyak pakar bahwa rentang 35 - 40 kategorinya sama, dewasa akhir. Jadi tidak bisa dikatakan 40 itu sudah tidak labil, 35 masih labil, masih 36 labil.

Jadi tidak ada hubungan JR dengan Gibran dan tulisan kaos di mbak Grace ya?

Yang ada adalah sama-sama mungkin semangat anak-anak muda bisa berkiprah lebih baik lagi di Indonesia.(Tribun Network/ yuda)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved