Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wawancara Khusus

Maju Pilkada DKI, Pramono Anung: Kami akan Wujudkan Jakarta sebagai Kota Global

PRAMONO Anung Menteri Sekretaris Kabinet RI ditunjuk oleh Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi Cagub DKI berpasangan dengan Rano Karno.

Editor: m nur huda
Tribunnews
PRAMONO Anung Menteri Sekretaris Kabinet RI ditunjuk oleh Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi Cagub DKI berpasangan dengan Rano Karno. 

TRIBUNJATENG.COM - PRAMONO Anung Menteri Sekretaris Kabinet RI ditunjuk oleh Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi Cagub DKI berpasangan dengan Rano Karno. Mas Pram sapaannya, menyatakan sudah sanggup dan akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugas, sebagaimana selama ini dia emban dengan baik.

Berikut ini lanjutan wawancara khusus Tribunnews dengan Pramono Anung.

Mas Pram jika terpilih apa program seratus hari pertama?

Saya termasuk melihat bahwa setiap gubernur itu punya legacy. Baik Pak Sutiyoso, Bang Foke, Mas Anies, Ahok, Pak Djarot, walaupun sebentar, termasuk Pj yang sekarang, semuanya punya legacy. Jadi semua hal yang baik yang sudah diwariskan oleh para pendahulu ini dilanjutkan.

Baca juga: Pramono Anung Beberkan Kronologi Maju Pilkada DKI: Jangan Bercanda dong Mbak

Tetapi, yang paling prinsip yang akan kita lakukan adalah berdasarkan undang-undang tadi, membuat Jakarta menjadi kota global, dan perekonomian nasional, dan memberikan kemudahan kepada siapapun yang akan datang ke Jakarta. Tidak lagi, misalnya Jakarta ini hanya untuk orang yang punya pekerjaan di Jakarta, atau Jakarta hanya kepada orang-orang yang mampu. Siapapun menjadi tanggung jawab pemerintah. Dan itulah yang akan kami lakukan.

Ada program misal DP rumah 0 persen atau reklamasi, menurut Mas Pram bagaimana?

Ya, banyak program yang terlalu muluk-muluk, biasanya tidak bisa diimplementasikan. Saya lebih berpikir bahwa program itu adalah program yang bisa diimplementasikan, tidak perlu yang terlalu muluk-muluk.
Contohnya, sebagai Sekretaris Kabinet, hal yang berkaitan Jakarta ketika dibahas, itu sebenarnya sebelum rapat dimulai saya yang mempersiapkan. Ketika rapat sudah diputuskan, saya yang mengeksekusi kepada kepala lembaga termasuk kepada gubernur yang ada. Sehingga dengan begitu, saya punya pengetahuan terhadap Jakarta ini, mungkin lebih dari yang lain.

Jadi bukan memulai dari Nol ya Mas?

Enggak. Makanya saya tadi katakan bahwa legacy yang sudah dibuat oleh gubernur sebelumnya, pasti saya lanjutkan.

Kenapa Mas Pram nggak bertanya ke Bu Mega kenapa Anda yang ditunjuk?

Bukan hanya bertanya, sempat nangis-nangis. Tetapi kan begini ya, kenapa kemudian PDIP bisa mencalonkan sendiri? Itu kan tidak pernah terbayangkan. Karena sebelumnya kalau tidak ada gugatan di MK, tidak ada putusan MK nomor 60, dan itu enggak mungkin. Tidak ada mahasiswa demo, tidak mungkin.
Sehingga dengan begini ya, ini bagian dari sejarah. Ini bagian dari bagaimana kontribusi yang diberikan oleh MK, dan juga para mahasiswa, para buruh, para petani, para nelayan, yang kemudian membuat, bisa mencalonkan.

Awalnya terus terang saja, saya yang ragu-ragu banget untuk maju. Karena memang sudah enggak ingin. Makanya kalau melihat medsos saya, isinya cuma cucu, naik sepeda, enggak pernah yang berkaitan dengan keinginan untuk jabatan apa-apa. Tetapi, saya ini fighter. Ketika sudah menjadi keputusan, pasti saya akan berjuang semati-matinya untuk bisa menunjukkan itu.

Menurut Mas Pram apakah Pilpres sama dengan Pilkada?

Agak berbeda. Bahwa beberapa daerah pertarungannya akan ketat, termasuk di Jakarta, menurut saya iya.

Apakah Mas Pram dan Bu Risma saling koordinasi?

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved