Berita Jateng
Pembangunan Tol Demak-Tuban Rencana 2025, Bupati Kudus Usul 2 Exit Tol
Pembangunan tol Demak-Tuban rencananya akan mulai dilaksanakan pada 2025. Ruas tol ini nantinya akan melintasi Kabupaten Kudus
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Pembangunan tol Demak-Tuban rencananya akan mulai dilaksanakan pada 2025. Ruas tol ini nantinya akan melintasi Kabupaten Kudus.
"Kalau menurut Bappenas (pembangunan to Demak-Tuban) di 2025," kata Bupati Kudus HM Hartopo.
Bupati Kudus pernah mengusulkan ada dua exit tol yang ada di Kudus.
Namun, kata Hartopo, sampai saat ini encana exit tol yang akan dibangun di Kudus hanya ada satu dan satu rest area.
"Dari Bappenas bilang yang sudah-sudah dari developer tentunya ingin pengguna tol sebanyak-banyaknya kan gitu kan. Dia pengen cari keuntungan juga. Dengan sendirinya dibuat exit tol sendiri tanpa kita minta dengan desain mereka sendiri dari developer," kata Hartopo.
Untuk itu, kata Hartopo, perihal usulan exit tol di Kudus tidak perlu risau.
Sebab pengembang akan memikirkan hal tersebut sesaui dengan tingkat aksesibilitas.
"Rencana pembangunan 2025 berarti untuk pembebasan kira-kira nanti 2024," kata Hartopo.
Sebelumnya memgusulkan dua exit tol di Kudus. Alasannya agar volume kendaraan di kota Kudus berkurang dan terhindar dari kemacetan.
Selain itu dia juga mengusulkan pembangunan rest area dibangun di Desa Temulus, Kecamatan Mejobo. Proyeksi lahan yang dibutuhkan untuk rest area yakni seluas 5 hektare.
"Untuk rest area ini kalau bisa juga dibuatkan jalan khusus untuk sepeda motor tanpa harus melewati tol, jadi bisa dijangkau," katanya.
Adapun rencana pembangunan tol Demak-Tuban yang melintas di Kabupaten Kudus panjang ruasnya mencapai 8,3 kilometer. Total ada 4 kecamatan yang dilewati terdiri atas 13 desa. Total tapak proyek tol yakni seluas kurang lebih 58,2 hektare.
13 desa yang dilewati yakni Desa yang ada di Kecamatan Jati yaitu Jetiskapuan dan Loram Wetan. Untuk Kecamatan Jekulo yang dilewati yakni Desa Bulungkulon, Bulungcangkring, dan Sadang.
Kemudian Kecamatan Mejobo rencananya bakal melintas di Desa Jojo, Kesambi, dan Temulus. Di Kecamatan Undaan tol rencananya bakal melintas di Desa Karangrowo, Ngemplak, Undaan Lor, Undaan Tengah, dan Wates.
Masih Berlapis-lapis
Proyek pembangunan tol Demak-Tuban masih butuh proses berlapis-lapis.
Saat ini, konsultan proyek tersebut tengah menginventarisir sejumlah usulan. Di antaranya usulan yang disampaikan oleh Bupati Kudus perihal exit tol dan rest area.
Tim konsultan lingkungan proyek tol Demak-Tuban, Fauziah Hernarawati, mengatakan, rencana pembangunan fisik tol Demak-Tuban prosesnya masih cukup panjang.
Saat ini pihaknya masih menampung usulan dari berbagai pihak.
Setelah itu, masih ada studi kelayakan, studi land acquisition anda resetlement action plan (Larap).
Tahap ini akan menganalisis dampak sosial ekonomi akibat pengadaan tanah dalam proyek tol.
"Setelah itu ada pembebasan lahan, studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), setelahnya baru mulai proses pembangunan," kata dia.
Jika memang cepat bermacam lapis proses tersebut, maka tidak sampai lima tahun sudah mulai proses pembangunan fisik tol.
Pengalaman yang diketahuinya, proses pembangunan tol ruas Pemalang-Batang itu butuh waktu dua tahun dari awal sampai tahap pembangunan fisik.
Kemudian ruas Surabaya-Mojokerto butuh waktu lima tahun dari tahap awal sampai mulai tahap pembangunan fisik.
"Kalau konstruksi seperti pemalang batang 2 tahun. Surabaya mojokerto karena masalah tanah itu 5 tahun. Itu proses dari awal. Kalau cepat tidak sampai 5 tahun," kata dia.
Kemudian, untuk rencana tol Demak-Tuban, proses pembangunan fisik akan dilakukan setelah studi Amdal rampung. Bisa saja itu terjadi pada 2023 atau 2024.
Dalam proyek pembangunan acap kali menemui kendala saat pembebasan tanah. Untuk itu, Fauziah, mengatakan, proses pembebasan lahan itu tidak ada ganti rugi. Yang ada ganti untung.
"Jangan sampai membuat masyarakat tidak bermanfaat. Jangan sampai sebelum ada proyek sama sesudah ada proyek ini menurun. Tidak boleh. Harusnya meningkat. Jangan sampai seperti itu," kata dia.
Tol Bawen-Jogja
Pembebasan lahan pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen sebesar 65,64 persen hingga akhir Juni 2023.
Sedangkan untuk progres konstruksi Seksi 1 Junction (JC) Sleman-Banyurejo mencapai 31,31 persen.
Direktur Utama PT JJB (anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk) selaku pengelola Jalan Tol Yogyakarta-Bawen , A.J. Dwi Winarsa menjelaskan secara keseluruhan trase Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dibagi menjadi 6 seksi dengan total panjang jalan tol 76,3 kilometer.
"Pembangunan jalan tol akan tetap memperhatikan aspek historis dari Keraton Yogyakarta dan situs-situs cagar budaya serta purbakala yang berada di wilayah Yogyakarta," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/7/2023).
Sesuai dengan target dan prioritas pembangunan di proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, pekerjaan konstruksi yang saat ini menjadi prioritas adalah konstruksi untuk Seksi 1 JC Sleman-Simpang Susun (SS) Banyurejo sepanjang 8,8 kilometer dan Seksi 6 SS Ambarawa-JC Bawen sepanjang 6,3 Km.
Adapun konstruksi untuk kedua seksi ini ditargetkan rampung pada Kuartal IV 2024 yang nantinya akan beroperasi terlebih dahulu.
"Untuk seksi 6 SS Ambarawa-JC Bawen nantinya akan terkoneksi dengan Jalan Tol Semarang-Solo. Setelah itu, progres konstruksi akan dilanjutkan pada tiga seksi lainnya yaitu Seksi 2 SS Banyurejo-Borobudur, Seksi 3 Borobudur-SS Magelang dan Seksi 4 SS Magelang-SS Temanggung," ungkapnya.
Dia menjelaskan, Seksi 5 SS Temanggung-SS Ambarawa sepanjang 21,4 kilometer akan menjadi seksi terakhir yang menjadi prioritas konstruksi dan akan melengkapi pengoperasian Jalan Tol Yogyakarta-Bawen secara penuh.
Hal ini menyesuaikan rencana alokasi dana pembebasan lahan dari Pemerintah serta menimbang kondisi geografis yang berupa perbukitan sehingga PT JJB akan melakukan pembangunan terowongan (tunnel) sepanjang 500 meter di seksi ini.
Sebagai informasi, jalan Tol Yogyakarta-Bawen tergabung dalam Proyek Strategis Nasional untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan infrastruktur.
Jika sudah beroperasi penuh, perjalanan dari Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya akan menjadi lebih cepat, dari sebelumnya memakan waktu sekitar 3 jam menjadi hanya 1,5 jam.
Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat melancarkan distribusi barang dan jasa, pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas khususnya di sisi selatan Pulau Jawa.(*)
Melalui Program Speling, Pemprov Jateng Terus Upayakan Pemerataan Layanan Kesehatan |
![]() |
---|
Rahasia Filosofi 4 Batik Khas Jawa Tengah, dari Sogan Keraton Solo hingga Merah Lasem Rembang |
![]() |
---|
Diresmikan Gubernur Ahmad Luthfi, Masyarakat Apresiasi Perbaikan Jalan Bumiayu–Salem |
![]() |
---|
PGRI Kota Semarang Tolak Guru Jadi Pencicip MBG: Nyawa Kok Dicoba-coba! |
![]() |
---|
Perbaikan Jalan Wiradesa-Kajen Capai 45 Persen, Gubernur Luthfi: Jalan Jateng 94 Persen Mantap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.