Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Stikes Telogorejo Semarang

Cegah Stunting Pada Anak

Stunting ( pendek ) adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang cukup lama

|
Editor: Editor Bisnis
IST
Apa Itu Stunting ? 

Disusun Oleh Ns. Rusmiyati, S.Kp. M.Si. Med (Dosen D-3 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang)

Apa Itu Stunting  ?

Stunting ( pendek ) adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak pada anak usia dua tahun.Stunting yang terjadi pada tahap awal kehidupan atau usia dini dapat menyebabkan dampak merugikan bagi anak, baik dalam jangka pendek atau jangka Panjang. Khususnya, jika gangguan pertumbuhan dimulai pada 1000 HPK ( Hari Pertama Kehidupan yang dihitung sejak konsepsi ) hingga usia dua tahun, pada dasarnya stunting pada balita tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dilakukan Upaya untuk perbaikan gizi guna meningkatkan kualitas hidupnya. Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamila.

4 Gejala Stunting yang Harus Diwaspadai
4 Gejala Stunting yang Harus Diwaspadai (IST)

Apa Ciri – ciri anak Stunting ?

Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda
Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anakseusianya
Anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya
Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda /kecil untuk seusianya

Ns. Rusmiyati, S.Kp. M.Si. Med (Dosen D-3 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang)
Ns. Rusmiyati, S.Kp. M.Si. Med (Dosen D-3 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang) (IST)

Pencegahan stunting yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut :

Memenuhi kebutuhan Gizi sejak Hamil
Tindakan yang relative ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Ibu yang sedang mengandung agar selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau petugas Kesehatan ( bidan atau perawat ).

ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, disarankan agar ibu tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang masih sangat rentan.

Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI Sehat.
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan keatas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan – makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO merekomendasikan  fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati – hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter

Terus Memantau tumbuh kembang Anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari Tinggi dan Berat badan anak. Bawa anak secara berkala ke posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

Selalu Jaga Kebersihan Lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, termasuk diare terutama kalua lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tank langsung meningkatkan peluang stunting.  Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunded, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya ( bertubuh pendek / kerdil ) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia – usia produktif. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved