Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ekonomi

Cerita UMKM Pati Bangkit dari Keterpurukan Pasca Covid-19, LPS Bantu Jaga Eksistensi

Agus Atha Suharto (32) mengenang 2020 sebagai tahun yang sangat berat. Terlebih saat itu, ia merupakan pengusaha yang baru merintis bisnis EO

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Muhammad Olies
Istimewa/Dok Pribadi
Kolase foto Agus Atha Suharto (32), pelaku usaha jasa penyelenggara acara (event organizer), saat sedang menangani suatu acara. 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Agus Atha Suharto (32) mengenang 2020 sebagai tahun yang sangat berat. Terlebih saat itu, ia merupakan pengusaha yang baru merintis bisnis jasa penyelenggara acara (Event Organizer).

Pandemi Covid-19 di Indonesia sedang "galak-galaknya". Kegiatan yang melibatkan banyak orang dilarang oleh pemerintah. Tidak ada konser, tidak ada festival, tidak ada pameran, bahkan tidak ada resepsi pernikahan. Artinya, tidak ada acara yang membutuhkan jasa EO. Keran bisnis EO seret, bahkan buntu.

Atha bahkan harus menjual sejumlah aset usaha untuk tetap bertahan.

Namun, pada akhirnya, kepada mereka yang sabar dan mau berusaha, Tuhan pasti memberi jalan keluar dari setiap masalah. Seiring waktu, pandemi mereda. Pemerintah pun secara bertahap melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat.

Lewat skema pemulihan ekonomi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di mana Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) punya peranan penting di dalamnya, Atha pun bisa melanjutkan napas bisnis hingga mampu bangkit dari keterpurukan saat pandemi.

Baca juga: Industri Manufaktur Furnitur Tanah Air Tumbuh Positif Pasca Pandemi Covid-19

Baca juga: Pandemi Mereda, STB Catat Semester I 2023 Ada 1 Juta Orang Indonesia Berwisata ke Singapura

 

Berikut kisahnya.

Peran KSSK dalam Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Sebagai bagian dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) punya peran penting yang tidak bisa dimungkiri dalam pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Dukungan LPS yang tergabung dalam KSSK terhadap sektor perbankan menjadi bagian dari kebijakan untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Dalam hal ini, LPS bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimplementasikan kebijakan sesuai kewenangan masing-masing.

Keempatnya sama-sama memberikan keyakinan pada perbankan untuk menyalurkan kredit pembiayaan, menjaga kinerja perbankan, mendukung likuiditas industri perbankan, serta menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.

Hal tersebut dikutip TribunJateng.com dari Siaran Pers nomor 1/KSSK/Pers/2022 yang dimuat di laman resmi LPS pada 2 Februari 2022.

Lewat KSSK, pemerintah melakukan penjaminan kredit demi meyakinkan perbankan untuk mendorong kinerja dunia usaha lewat penyaluran kredit.

Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tak terlepas dari skema pemulihan ekonomi ini. Agar tidak kolaps akibat pandemi Covid-19, UMKM yang notabene punya peranan penting dalam perekonomian nasional disokong lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) perbankan.

Stabilitas perbankan serta inklusi keuangan yang diwujudkan oleh LPS membuat pelaku UMKM tidak ragu mengakses jasa keuangan perbankan. Walhasil, pada 2021, KUR sebesar Rp284,9 triliun tersalurkan pada 7,51 juta debitur.

Baca juga: Indonesia dan China Bersiap Hadapi Pandemi Baru Benarkah?

Kisah Pelaku Usaha Event Organizer di Pati Bangkit dari Pandemi

Agus Atha Suharto (32) merupakan pelaku usaha jasa event organizer yang beruntung bisa bangkit dari pandemi Covid-19 lewat skema pemulihan ekonomi yang telah diuraikan di atas.

Pada 2020 Pandemi Covid-19 menerpa Indonesia. Imbasnya bagi sektor usaha yang Atha jalani betul-betul luar biasa.

"Benar-benar nol event waktu itu. Tidak ada acara sama sekali. Ada beberapa kontrak yang terpaksa batal. Padahal saya sudah keluar biaya operasional untuk penambahan alat. Bahkan ada yang sudah kontrak, saya sudah bayar DP vendor, tapi batal. Akibatnya saya rugi puluhan juta," ujar dia, Senin (15/5/2023).

Baru mulai merintis usaha pada 2018, kerugian puluhan juta tentu membuat Atha terpukul. Atha sampai harus menjual aset berupa alat-alat elektronik yang belum lama dia beli.

"Tahun 2020 itu saya sampai terpaksa jual-jual alat elektronik, antara lain TV dan AC Portable," ungkap dia.

Dengan berupaya sabar, Atha berhasil melewati kesulitan itu. Pada 2021 dia bisa bernapas lebih lega. Bisnisnya mulai berdenyut lagi.

"Tahun 2021 event-event hidup lagi walaupun memang masih dibatasi acara indoor. Termasuk tata cara event wedding dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions-red.) juga dibatasi. Setelah banyak EO yang kolaps, alhamdulilah ada kelonggaran lagi. Kemudian saya ambil KUR dari BRI sebesar Rp50 juta," ujar dia.

Pinjaman modal Kredit Usaha Rakyat itu, lanjut Atha, dia fokuskan penggunaannya untuk mengurus legalitas usaha EO miliknya yang bernama Narasi Antarkata (Instagram: @narasiantarkatamedia). Sisa uang modal ia gunakan untuk menambah properti usaha.

"Event pascapandemi kebanyakan wedding. Begitu mulai ada kelonggaran, dalam satu bulan rata-rata saya dapat 2-3 kali event wedding. Pertengahan 2022 baru ada event outdoor lagi," ucap dia.

Kini, Atha mengendalikan bisnis EO bersama sang istri, Nuratus Suraida. Bisnis EO ini memang sejak awal dia dirikan bersama sang istri.

Perlahan namun pasti, EO yang ia jalankan bersama istri kian besar dan makin mendapat kepercayaan publik. Beberapa acara besar mereka tangani.

Awal Mei 2023 ini mereka mengerjakan rangkaian acara ulang tahun ke-17 sebuah rumah sakit swasta dengan acara puncak konser Yeni Inka. Kemudian Agustus 2023 ini, mereka juga mendapat kepercayaan untuk menangani rangkaian acara Hari Jadi Ke-700 Kabupaten Pati serta ajang promosi kebudayaan Festival Giri Samudra.

Kisah Atha menjadi satu contoh kecil keberhasilan skema pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 yang dilakukan oleh kuartet Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS yang tergabung dalam KSSK. (mzk)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved