Lagi-lagi Kemunculan Baliho Prabowo-Gibran, Gerindra Sebut Bukan Ulah Pengurus Partai

TRIBUNJATENG.COM - Sebuah baliho berukuran besar dengan gambar Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, telah dipasang di dekat Bundaran Patung Tirosa Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemasangan baliho ini menjadi perbincangan hangat di wilayah tersebut.

Baliho tersebut terlihat menjulang tinggi, ditempatkan tepat di samping sebuah gedung bertingkat yang masih dalam tahap pengerjaan. Dalam pantauan pada Selasa (5/9/2023), baliho ini menjadi sorotan warga setempat.

Pada baliho tersebut, tertera Prabowo sebagai calon presiden dan Gibran sebagai calon wakil presiden. Di bagian atasnya, terpampang tulisan yang menegaskan dukungan masyarakat NTT untuk keduanya. Prabowo tampil elegan dengan setelan jas hitam, dasi merah, dan peci hitam, sementara Gibran mengenakan baju putih dengan peci hitam.

Baca juga: Golkar Berikan Pembekalan Kader dan Bersiap Memenangkan Prabowo di Pilpres 2024

Namun, hingga berita ini ditulis, belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas pemasangan baliho tersebut. Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Kupang, Isidorus Lilijawa, mengonfirmasi adanya baliho tersebut. Namun, dia mengaku tidak mengetahui pihak yang melakukan pemasangan.

"Kemungkinan baliho itu dipasang sekitar tiga atau empat hari yang lalu," ujar Isidorus saat diwawancarai oleh Kompas.com pada Selasa (5/9/2023) malam.

Pihak Gerindra menegaskan bahwa mereka menghargai pemasangan baliho tersebut sebagai ekspresi kerinduan masyarakat terhadap sosok Prabowo. Isidorus juga menegaskan bahwa pengurus Partai Gerindra Kota Kupang tidak terlibat dalam pemasangan tersebut.

"Kalau pengurus partai sih tidak. Setahu saya, itu bentuk ekspresi kerinduan masyarakat terhadap figur Pak Prabowo untuk menjadi Presiden RI," kata Isidorus.

Dia bahkan menyampaikan kegembiraannya jika Prabowo berpasangan dengan Gibran, menganggapnya sebagai perpaduan dua generasi yang memiliki potensi untuk mendorong kemajuan Indonesia.

Dalam konteks politik, Isidorus menekankan bahwa segala kemungkinan bisa terjadi, dan semua partai masih terus menjalani proses penentuan calon presiden dan calon wakil presiden. "Toh mekanisme partai dan komunikasi politik seputar capres dan cawapres masih sangat dinamis," tegasnya.