Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Niat Liburan Berujung Bencana, Kisah Hani Jadi Korban Kapal Terbalik Saat di Labuan Bajo

"Sedih banget, kiburan di labuan bajo yg awalnya indah harus berakhir begini," tulis Hani memulai kisahnya.

Penulis: Awaliyah P | Editor: galih permadi
TIKTOK
Niat Liburan Berujung Bencana, Kisah Hani Jadi Korban Kapal Terbalik Saat di Labuan Bajo 

Niat Liburan Berujung Bencana, Kisah Hani Jadi Korban Kapal Terbalik Saat di Labuan Bajo

TRIBUNJATENG.COM - Viral di TikTok kisah seorang wanita yang menjadi korban kapal terbalik ketika liburan di Labuan Bajo.

Kisah ini dibagikan oleh pengguna TikTok dengan nama @hani19731.

Dalam kisahnya, ia menceritakan niat liburan yang berujung bencana.

"Sedih banget, kiburan di labuan bajo yg awalnya indah harus berakhir begini," tulis Hani memulai kisahnya.

Meski tragedi kapal terbalik ini sudah terjadi dua bulan yang lalu, Hani masih terbayang bagaimana suasana saat itu.

"Kejadiannya di bln juli yg lalu udah sekitar 2 bln. tp baru berani cerita karena ga tahan selalu sedih kalo lihat video ini, keinget lagi peristiwa itu," tulis Hani.

Hani mengatakan bahwa saat kejadian, ia baru berhasil naik ke permukaan setelah tenggelam bersama kapal yang terbalik.

"Di sini aku berhasil naik kepermukaan setelah tenggelam bersamaan dgn kapal terbalik."

Rasa panik tak bisa disembunyikan, Hani segera memanggil-manggil anaknya.

Begitu juga anak Hani yang berteriak mencari keberadaan ibunya.

"Aku mulai teriak2 manggil anakku. anakku juga teriak2 manggil aku. peristiwa yg ga pernah bisa dilupakan," terang Hani.

Hani kemudian menjelaskan kronologi kapal yang ia tumpangi terbalik.

Mulanya, kemudi kapal rusak. Setelah itu kapal lain yang membawa penumpang turis mencoba membantu kapal yang dinaiki Hani.

"Awalnya kapal yg kami tunggangi rusak kemudinya.

Dibantu ditarik sama kapal lain yg isinya kebanyakan turis dr malaysia.

katanya karena arusnya kuat jadi kapal terbalik."

Hani juga menjelaskan ia ada bersama 10 turis lain di kapal yang terbalik tersebut.

Akibat insiden kapal terbalik, Hani mengalami luka-luka akibat benturan benda-benda yang ada di kapal.

"di kpl yg terbalik itu ada 10 org turis termasuk aku, suami dan anakku.

alhamdulillah semua selamat walaupun luka2 akibat benturan benda2 yg ada di kpl," ujar dia.

Hani juga takjub kepada awak kapal yang sigap menanggapi insiden kapal terbalik.

Bahkan awak kapal yang lain ikut berdatangan membantu.

"Salut sama awak kapalnya cepat tanggap. awak kpl lain jg bantuin semua mereka berdatangan ga tau dr mana. mashaa Allah persaudaraan mereka keren bang," puji Hani.

Hani menuturkan bahwa ia ikhlas atas musibah yang terjadi.

Baginya, tidak ada yang perlu disalahkan karena kapal terbalik murni karena musibah.

"Kita semua ikhlas, ga ada yg harus disalahkan.

Ga ada yg ingin celaka. semua sudah takdir Allah.

Bersyukur kami msh diberi umur panjang," tandas Hani.

  

  

Insiden Kapal Terbalik di Labuan Bajo Juli 2023

Dilansir Tribunjateng.com dari Kompas.com, kabar tragis tenggelamnya Kapal Wisata KLM Teman Baik di perairan Pink Beach, Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu malam, 22 Juli 2023, menghebohkan banyak orang.

Kapal yang mengangkut sembilan wisatawan asal Malaysia ini menjadi pusat perhatian bukan hanya karena insiden dramatisnya, tetapi juga karena masalah izin berlayar yang mencuat ke permukaan.

Menurut Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli (KBPP) KSOP Labuan Bajo, Maxianus Mooy, Kapal KLM Teman Baik GT 30 berangkat tanpa memiliki izin berlayar yang sah dari pihak Syahbandar.

Hal ini menciptakan kebingungan mengenai legalitas perjalanan kapal tersebut.

Maxianus menjelaskan bahwa kapal ini berangkat dari Labuan Bajo pada tanggal 19 Juli 2023 menuju Pulau Komodo dan sekitarnya, meskipun telah melakukan clearance out secara online pada Mei 2023.

Menurut Maxianus, kapal ini memiliki sejarah yang cukup lama di wilayah tersebut dan dimiliki oleh orang setempat.

Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa beberapa dokumen terkait perizinan telah kedaluwarsa atau tidak diperbarui.

Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang peraturan perlayaran dan perlindungan wisatawan.

Pihak berwenang menduga bahwa pihak kapal mungkin telah melanggar undang-undang pelayaran karena berlayar tanpa memiliki Surat Persetujuan Berlayar (SPB).

Pelanggaran semacam ini sangat serius dan dapat berdampak buruk pada keselamatan penumpang serta lingkungan perairan.

Oleh karena itu, tindakan hukum akan diambil sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

Keberuntungan berpihak pada sembilan wisatawan asal Malaysia yang menjadi penumpang Kapal KLM Teman Baik tersebut, karena semuanya berhasil dievakuasi dengan selamat dari perairan Pink Beach.

Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya memastikan bahwa semua kapal wisata mematuhi peraturan keselamatan dan perizinan yang berlaku.

Insiden tragis ini juga memberikan pelajaran berharga bagi seluruh industri pariwisata, bahwa keamanan dan kelayakan kapal harus menjadi prioritas utama. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved