Terdampak Musim Kemarau, Produksi Ikan Budidaya di Jateng Mencapai 264,9 Ribu Ton Lebih

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Provinsi Jateng dilanda kemarau sejak beberapa bulan lalu.

Kondisi tersebut berdampak terhadap cadangan air di sejumlah titik.

Tampungan air beberapa waduk dan embung di Jateng juga mengalami penurunan debit.

Iman Kadarusman, Kabid Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Jateng, juga membenarkan adanya penyesuaian debit air di sejumlah waduk.

Dikatakannya, ada laporan di wilayah Sukoharjo di mana sejumlah embung mengalami penyusutan air.

Meski demikian, kondisi tersebut belum berdampak pada produksi ikan air tawar secara signifikan.

“Sebagian langkah antisipasi,  kami sudah bersurat ke pembudidaya ikan air tawar, bupati hingga walikota di seluruh Jateng,” paparnya, Jumat (8/9/2023).

Dalan edaran dan sosialisasi tersebut, diterangkan Iman, Dinas Perikanan dan Kelautan menyarankan agar pembudidaya ikan di waduk atau embung mengurangi kepadatan ikan di karamba.

Selain itu, pembudidaya ikan air tawar juga diminta memberikan pakan secara efektif.

“Artinya pembudidaya harus benar-benar memberikan pakan dengan takaran pas dengan kepadatan ikan di karamba,” terangnya.

Hal tersebut bertujuan agar sisa pakan tidak menyebabkan pengendapan dan penyusutan debit air.

Sementara untuk pembudidaya di kolam-kolam air tawar, ia berharap bisa lebih selektif membudidayakan ikan yang bisa hidup di air dengan debit tak terlalu banyak.

Ia juga menerangkan produksi perikanan budidaya di Jateng yang menunjukkan pergerakan setiap semesternya.

Di mana produksi perikanan budidaya pada semester 1 2022 di angka 264,2 ribu ton.

Jumlah tersebut meningkat pada semester 2 tahun 2022 dengan 281,7 ribu ton.