Tribunjateng Hari ini
Pasar Johar Layak Destinasi Wisata Berkonsep One Stop Experience, Yogi Berharap Ada Galeri Sejarah
Upaya menjadikan Pasar Johar sebagai destinasi wisata sejarah dan kuliner dinilai masih kurang maksimal.
Penulis: Moh Anhar | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Upaya menjadikan Pasar Johar sebagai destinasi wisata sejarah dan kuliner dinilai masih kurang maksimal.
Menurut Yogi Fajri, pemerhati sejarah sekaligus seorang pengelola tur Bersukaria Walk mengatakan, keberagaman menu kuliner khas Semarang di Johar perlu lebih diperkuat agar wisatawan bisa merasakan pengalaman utuh.
“Pasar Johar ini kan ikon kota, tapi kalau hanya jualan seperti pasar biasa, wisatawannya nggak akan merasa ada bedanya. Kuliner khas seperti es gempol, bandeng presto, atau soto Semarang seharusnya makin ditonjolkan. Itu yang membuat Johar hidup dan beda,” kata Yogi, Sabtu (27/09/2025).
Menurutnya, kuliner itu pusaka non-ragawi.
"Dengan menyajikan hidangan-hidangan khas Semarang di Johar, wisatawan bisa merasakan one-stop experience: belanja, makan, sekaligus belajar sejarah,” ujar Yogi.
Yogi menilai peran komunitas sejarah dan walking tour sangat penting dalam menjaga narasi Johar.
Para pemandu tur, sebutnya, adalah pihak yang secara rutin membawa wisatawan untuk singgah di pasar bersejarah itu.
“Kalau komunitas jalan kakinya semakin dikenal dan aktif, otomatis kunjungan ke Johar juga meningkat,” ujarnya.
Dari perspektif tur jalan kaki, Yogi menilai hampir seluruh bagian Johar layak dijadikan titik singgah.
Setiap lorong menyimpan lapisan cerita dari geliat perdagangan, jejak arsitektur kolonial, hingga kehidupan sosial warga.
Agar tidak hanya jadi pasar belanja, ia mendorong adanya galeri sejarah atau bahkan museum mini di dalam kawasan Johar.
“Bayangkan kalau pengunjung bisa belanja sekalian belajar sejarah Johar lewat pameran artefak. Itu akan jadi pengalaman yang utuh,” ucapnya.
Baca juga: Pasar Johar Sepi, Komisi B DPRD Kota Semarang Dorong Digitalisasi dan Integrasi Wisata Kota Lama
Strategi Branding
Untuk strategi branding, Yogi menekankan perlunya pembeda yang jelas antara Pasar Johar dan pasar tradisional lain.
Ia mencontohkan, adanya sudut yang menghadirkan jasa unik, seperti tukang reparasi jam kuno, penjual cenderamata khas Semarang, atau lapak busana tradisional.
“Kalau ada spot-spot ikonik begitu, Johar akan lebih mudah dikenang wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.