Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Bolehkan Langsung Memasukkan Baju Kena Najis ke Mesin Cuci? Berikut Panduan Sesuai Syariat Islam

Bolehkan mencuci baju yang terkena najis ke mesin cuci lalu mencucinya?nNajis yang dimaksud bisa berupa air kencing bahkan dan lainnya

Editor: muslimah
reader digest
Ilustrasi mesin cuci. 

TRIBUNJATENG.COM - Bolehkan mencuci baju yang terkena najis ke mesin cuci lalu mencucinya?

Najis yang dimaksud bisa berupa air kencing bahkan dan lainnya

Cara mencuci sesuai syariah Islam penting dipahami.

Karena baju tersebut biasanya juga kita gunakan untuk beribadah seperti sholat.

Yuk simak  penjelasan lengkap Buya Yahya.

Baca juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Kecil dan Pohon Sahabi, 1.400 Tahun Berlalu, Kini Pohon Itu Masih Hidup

Mencuci merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia guna menjaga kebersihan diri.

Salah satunya yakni mencuci pakaian yang dikenakan sehar-hari.

Pakaian yang kita kenakan biasanya terkena noda bahkan najis saat melakukan kegiatan baik di dalam dan di luar rumah.

Najis merupakan sesuatu hal yang kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah.

Najis juga dapat berarti jijik atau kotoran.

Nah, selama ini jika kita asal saja dalam mencuci pakaian yang terkena najis, maka simak cara mencuci khususnya di mesin cuci berikut ini.

Ternyata mencuci pakaian yang terkena najis memiliki cara sesuai syariat.

Lantas, bagaimana cara mencuci pakaian yang terkena najis di mesin cuci?

Berikut ini penjelasan Buya Yahya yang dibagikan melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV.

"Bagaimana ada yang bilang kalau nyuci itu membilas sabunnya harus dengan air mengalir apa benar? Bagaimana kalau menggunakan mesin cuci?," tanya seorang jemaah.

"Mencuci dengan mesin cuci, membilasnya dengan air mengalir, ini harus paham dulu bahwa mensucikan baju dari kena najis uru sebetulnya sangat sederhana," terang Buya Yahya.

"Tidak seruwet yang dibayangkan oleh ibu-ibu di kampung, mengguyurinya tidak harus tiga kali, kadang-kadang kan ada mengguyurnya tiga kali penuh dibuang lagi, penuh dibuang lagi, sudah begitu suaminya tidak mau membantu apalagi nimba repotlah dia," sambung Buya Yahya.

Buya Yahya pun menjelaskan cara membersihkan dan mensucikan kain yang terkena najis yang pertama harus diperhatikan yakni najis itu musti ada bentuknya atau tidak di dalam baju tersebut.

Kalau ada bentuknya tolong diambil supaya nanti tidak menyebar kemana-mana.

Kemudian, setelah itu kita harus tahu air yang kita gunakan itu air yang banyak atau sedikit.

Air yang banyak itu adalah air yang mencapai dua kullah atau kurang lebihnya 216 liter.

Beda kalau kita mencuci baju di kolam atau di danau, bahkan sungai bebas, terserah mau diguyurkan atau dicelupkan sama, karena airnya banyak.

"Kalau airnya banyak nggak ada masalah baju yang terkena najis anda masukkan ke sungai, lalu anda bersihkan, anda angkat asalkan tidak ada sisa-sisa najisnya maka itu sudah suci kalau airnya banyak," terang Buya Yahya.

Tapi kalau airnya sedikit dan tidak sampai dua kullah bagaimana?

Misalnya kita hanya memiliki air yang sesuai ukuran ember timba.

"Maka ingat jika airnya sedikit, maka jangan salah baju jangan dimasukkan ke dalam air, tapi hendaknya airnya yang datang," jelasnya.

Lantas bagaimana dengan mencuci di mesin cuci?

"Artinya kalau anda mencuci di mesin cuci biarkan baju dahulu, masukkan ke mesin cuci, baru air didatangkan, jadi air dimasukkan," tambahnya.

"Kemudian untuk menjadikan air itu suci cukup yang penting airnya menggenang, menjangkau semua baju, kemudian digoyang-goyang sedikit, lalu diambil bajunya asalkan najisnya sudah tidak ada maka baju ini sudah suci," jelas Buya Yahya.

Bagaimana Mengurus Jenazah Waria? Dimakamkan Secara Pria atau Wanita? Ini Penjelasan Buya Yahya
Bagaimana Mengurus Jenazah Waria? Dimakamkan Secara Pria atau Wanita? Ini Penjelasan Buya Yahya (tribunnews)

Buya Yahya juga menambahkan biarpun ternyata airnya berubah warna, maka dibuang saja.

"Jadi artinya mensucikan baju itu sangat mudah kalau ingat jika airnya itu adalah air yang sedikit hanya timba yang isinya 10 sampai 15 liter, maka jangan salah, airnya ditaruh dulu, sambil keran kecil, setelah penuh maka bajunya dimasukkin, maka akan menjadi najis semua dalam mazhab kita Imam Asy-Syafi'i," tutur Buya Yahya.

Terkait hal ini jadi jika baju kena najis dimasukkan akan merusak air.

Tapi caranya, jika anda memakai mesin cuci, mesin cuci adalah paling menampung 25 liter, artinya tidak akan menjadi air banyak mesin kecil.

Maka hendaknya baju yang terkena najis tadi dengan dibersihkan dulu najis-najisnya, kemudian dimasukkan ke mesin cuci baru air didatangkan.

Setelah air didatangkan, tidak harus meluber atau tumpah, untuk menjadikan suci cukup.

Kemudian setelah air menggenang cukup menjangkau semua bagian baju digoyang sedikit saja, kemudian airnya dibuang sudah beres.

Namun, bagaimana jika airnya diberi dengan sabun?

"Maka kalau ingin memberi sabun, sabun itu merusak air.

Air sedikit kalau terkena sabun maka air tersebut menjadi tidak mensucikan, membersihkan iya.

Tapi tidak bisa mensucikan, maka waspada," terang Buya Yahya.

"Sabun jangan anda berikan di awal basuhan, akan tetapi sabun baru anda berikan kalau memang terbukti baju itu suci," tambahnya.

"Sederhana, jadi baju yang anda letakkan di mesin cuci anda tuangkan air, setelah anda tuangkan air yang penting menggenang anda goyang-goyang, kemudian anda buang airnya sudah suci," jelasnya.

"Kemudian setelah itu baru anda kasih air lagi, baru setelah itu dikasih sabun, karena saat ini anda tidak mensucikan lagi tinggal membersihkan," sambungnya.

"Setelah anda kasih sabun suka-suka anda mau dibilas nggak dibilas terserah, karena baju sudah suci, kemudian masalah pembilasannya suka-suka, tidak harus air mengalir karena apa? Baju sudah suci," tambahnya.

Namun, terkait hal ini Buya Yahya mengingatkan jika masih ada najis, kemudian diberi sabun berarti najisnya diperbanyak.

Sebab air yang kena sabun dan berubah karena sabun itu menjadi air yang tidak mensucikan lagi.

Biar pun semula suci tidak mensucikan, kalau terkena najis menjadi najis semuanya.

Sehingga setelah disucikan lalu air dibuang, kalaupun tidak dibuang misalnya baju bekas terkena kencing yang tidak ada bekasnya.

Taruh di mesin cuci, kemudian dikasih air, sete;ah digoyang-goyang begitu sudah suci, kemudian airnya gimana?

Asalkan airnya tidak berubah warnanya, air itu tidak akan berubah tinggal kasih sabun saja setelah itu.

Tapi kalau ternyata airnya berubah menjadi kuning, artinya kotoran manusia yang menyebar.

"Artinya bajunya sudah dibersihkan, lalu dimasukkan ke mesin cuci dan dikasih air, kemudian anda goyang-goyang dan anda lihat sudah bersih, maka airnya di dalamnya namanya musta'mal kalau sudah terpisah, kalau belum tidak akan menjadi musta'mal," terangnya.

"Maka air tersebut bisa dikasih sabun karena proses pensuciannya sudah, tinggal sekarang proses pembersihannya, kemudian anda kasih sabun dan digoyang-goyang lalu dibuang dan kasih air lagi," tuturnya.

"Ini yang perlu dipahami bagaimana kita mensucikan najis, ada fikih praktis yang membahasnya, tapi kalau memulai dari awal masalah fikih poraktis akan nyambung," tukasnya.

(Sripoku.com)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved