Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Dijanjikan Kerja di Dubai dengan Gaji Besar, Ternyata Mawar Dibawa ke Negara Ini, Kerja Online Scam

Mawar (29) asal Jakarta menceritakan pengalaman pahitnya menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)

Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
Freepik
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mawar (29) asal Jakarta menceritakan pengalaman pahitnya menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Janji manis seseorang dengan tawaran menggiurkan menjerumuskan Mawar.

Ia pun bekerja beberapa tahun di dunia online scam atau penipuan online.

Mawar bercerita banyak saat ditemui Tribunjateng.com di Gedung Muria, BPSDMD Provinsi Jateng, Jumat (15/9/2023) siang.

Ia mengatakan awal mula terjerumus ke online scam lantaran ditawari oleh teman dari temannya yang ada di Bali.

Baca juga: Kurang Dari 4 Bulan, 1,6 Ribu Warga Jateng Jadi Korban Perdagangan Orang, Ini Modus Para Pelaku

Baca juga: Warga Colo Kudus Gelar Tradisi Budaya Guyang Cekathak, Ritual Doa Meminta Hujan

Komunikasi dengan orang tersebut juga dilakukan tanpa tatap muka alias melalui telpon.

Awalnya Mawar ditawari bekerja ke Dubai dengan persyaratan yang sangat mudah.

“Syaratnya hanya paspor wisata dan di sana akan digaji besar. Waktu itu lowongannya untuk telemarketing kecantikan,” paparnya.

Saat paspor Mawar jadi, ia kembali berkomunikasi dengan orang yang menawarinya pekerjaan.

Secara mendadak, ia diberi informasi bahwa Mawar tak bisa berangkat ke Dubai namun ke Thailand.

Hal itu mengejutkannya, namun ia tak berprasangka buruk lantaran pihak yang berkomunikasi dengannya kenal dengan teman akrabnya.

“Sebenarnya saya agak mamang dan mau menolak, tapi dibujuk. Katanya Thailand gajinya juga besar dan bisa pulang dua bulan sekali,” ucapnya.

Tawaran tersebut akhirnya diterima oleh Mawar, ia juga mengaku sangat tergiur denga bujukan tersebut.

Ia pun berangkat melalui Bandara Soekarno Hatta beberapa waktu lalu.

Namun Mawar mendarat di Bangkok.

Di Bangkok, Mawar menginap selama tiga hari.

“Dari Thailand saya dibawa lagi ke Myanmar, di sana saya curiga karena lokasi yang saya tempati kurang layak untuk ditinggali,” katanya.

Di lokasi tersebut, Mawar dipekerjakan untuk online scam.

Ia pun tak bisa berbuat apa-apa lantaran lokasi tersebut berada di wilayah konflik.

Bahkan Mawar mengatakan banyak militer khusus dan kelompok pemberontak yang acapkali hilir mudik di sekitar tempat ia bekerja.

“Cukup lama saya di sana, akhirnya saya menghubungi KBRI dan menceritakan apa yang saya alami,” terangnya.

Proses evakuasi Mawar pun tergolong tak mudah, lantaran terkendala dengan kondisi politik di lokasi Mawar bekerja.

Tapi Mawar tak putus asa, ia terus berkomunikasi dengan KBRI agar ia keluar dari tempat tersebut.

Waktu itu saya telpon KBRI lalu berkomunikasi untuk keluar dari camp tempat saya bekerja. 

“Akhirnya KBRI bekerjasama dengan kementerian di Myanmar dan Thailand. Saya pun di antar oleh seseorang ke suatu titik, dari tempat itu saya dijemput oleh KBRI,” kata Mawar.

Ia menambahkan, tak hanya satu atau dua orang yang ikut bekerja untuk online scam namun ada belasan.

Belasan orang terebut akhirnya dijemput KBRI dan bisa pulang bersama Mawar.

“Teman saya ada 4 orang dan di tempat lainya ada 9. Kalau total ada 13 orang yang bisa pulang bersama saya,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved