Berita Nasional
Rais Aam PBNU Minta Warga NU Sabar Tunggu Instruksi PBNU Soal Pemilu 2024
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Miftachul Akhyar, berharap agar warga NU bersabar soal isu pencalonan presiden pada Pemilu 2024.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Miftachul Akhyar, berharap agar warga NU bersabar soal isu pencalonan presiden pada Pemilu 2024.
Hal itu ia sampaikan pada pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU, Senin (18/9/2023), di Pondok Pesantren Al Hamid Putra, Cilangkap, Jakarta Timur.
"Sepertinya ada yang dinanti, instruksi menghadapi tahun politik. Kira-kira disampaikan atau enggak ya?" ucap Miftachul berseloroh disambut tawa hadirin.
"Saya kira bisa disimpan dulu masalah ini, sabar," ia melanjutkan.
Miftachul menyinggung bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI belum menetapkan calon presiden yang akan berkontestasi.
KPU RI bahkan belum menetapkan tanggal pasti pendaftaran capres-cawapres, namun kemungkinan besar hal itu dibuka pada 10-16 Oktober 2023.
"KPU belum menetapkan calon-calonnya kenapa kita tergesa-gesa," ucap Miftachul.
Sembari bercanda, ia mengajukan usul agar musyawarah nasional dan konferensi besar ini agar diselenggarakan lebih sering.
"Bila perlu satu tahun dua kali, atau (tiap) satu bulan. Nanti dalam rangka instruksi PBNU untuk umat, apa instruksi itu kalau sudah dekat dengan coblosan," kata mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca juga: Gus Yahya: NU Tidak Akan Pernah Jauh-jauh dari Bapak Ir H Joko Widodo
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, menilai bahwa ucapan Miftachul soal instruksi jelang Pemilu 2024 hanya gurauan.
Ia menegaskan, sejak awal NU secara kelembagaan tidak akan partisan ke dalam kubu politik praktis tertentu.
"Itu (ucapan Miftachul) kan hanya untuk ngegoda orang," kata Yahya enteng ditemui selepas pembukaan.
Ia menyampaikan, para kiai secara pribadi memang dapat saja mendeklarasikan dukungannya terhadap calon tertentu pada Pemilu 2024.
Namun, lagi-lagi ia tegaskan, sikap parai kiai itu tidak mewakili NU. "Itu hak politik," tegas Yahya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rais Aam NU Minta Nahdliyin Sabar soal "Instruksi" terkait Pemilu 2024
Kabar Gembira! Tarif Listrik PLN Per 1 Oktober 2025 Dipastikan Tetap, Daya Beli Masyarakat Terjaga |
![]() |
---|
PLN Pasang Tiang Listrik di Lahan Warga Tanpa Izin, Bisakah Digugat? |
![]() |
---|
Eks Anggota DPRD Wahyudin Pamer Gaji Pertama Setelah Dipecat, Rp200 Ribu dari Angkut Semen dan Arang |
![]() |
---|
Kelakuan Oknum ASN Bapenda Kota Bandung Berakhir Pemecatan, Tilap Uang Pajak Rp321 Juta |
![]() |
---|
Tragedi Suami Bunuh Istri di Jakarta, Leher Dijerat Tali Saat Duduk, Pemicunya Perselingkuhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.