Berita Semarang
DLH Kota Semarang Perbanyak Kampung Iklim agar Semarang Tak Semakin Panas
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang memperbanyak program kampung iklim (proklim).
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang memperbanyak program kampung iklim (proklim).
Pembentukan kampung proklim ini dalam rangka adaptasi mitigasi perubahan iklim yang cepat. Upaya adaptasi dan mitigasi perlu dilakukan agar Semarang tak semakin panas.
Kepala DLH Kota Semarang, Bambang Suranggono mengatakan, ada 106 kampung iklim di ibu kota Jawa Tengah. Pihaknya menginisiasi kampung iklim ini sesuai keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kegiatan kampung iklim berupa adaptasi perubahan iklim meliputi penanaman pohon peneduh, tanaman keras, hingga buah-buahan.
Warga yang mengalami kekurangan sumber air mencari solusi agar kebutuhan air tetap terpenuhi.
Selain adaptasi, lanjut Bambang, mitigasi bersifat pencegana juga dilakukan.
"Tanaman-tanaman yang mati menyebabkan sumber air berkurang. Mereka menyulam tanaman yang mati," sebutnya, usai penyerahan penghargaan dan apresiasi Proklim, di GOR Merah, Jalan Bukit Beringin Ngaliyan, Kamis (21/9/2023)
Dengan adaptasi dan mitigasi ini, Bambang mengatakan, akan menjadikan oksigen di Kota Semarang bertambah serta mengurangi polusi udara. Dia mencontohkan, suhu udara di Gunungpati atau Mijen sangat jauh berbeda dengan di Semarang Timur dalam ham yang sama. Di Mijen, indeks kualitas udara masih dalam rata-rata 42. Sedangkan, di wilayah Semarang bawah bisa mencapai 57 bahkan 80.
"Makanya, dari sisi Dinkes kalau di bawah dianggap perlu perhatian, utamanya bagi orang yang rawan ISPA. Maka, kami dorong terus untuk menambah tanaman," paparnya.
Menururnya, tidak menutup kemungkinan program kampung iklim bisa diterapkan di Semarang bawah. Dia mencontohkan, Tambakrejo menjadi proklim kategori utama. Warga disana mampu melakukan adaptasi dengan sangat bagus.
"Mereka bangun taman toga, tabulapot, dan berbagai macam tanaman. Ada 800 jenis tanaman," sebutnya.
Dari 106 kampung iklim, pihaknya telah mendaftarkan 89 kampung iklim ke proklim utama. Delapan kampung terseleksi. Lima diantaranya lulus pemeringkatan utama yaitu Gondoriyo, Karangturi, Pudak payung, Wates, dan Tambakrejo
"Di Semarang, ada satu yang sudah lestari, lebih tinggi dari utama yaitu Pedhalangan," sebutnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap, dampak elnino tidak menimbulkan dampak yang luar biasa di Semarang.
Dia memastikan, kebutuhan air bersih bisa terpenuhi. Diperkirakan stok air aman hingga Desember nanti.
Beli Emas di Bawah Rp10 Juta Kini Bebas Pajak, Simak Aturan Terbaru yang Disahkan Pemerintah |
![]() |
---|
Jejak Adipati Pati di Semarang: Kisah Turmanto Juru Kunci di Tengah Rimbunnya Gunungpati |
![]() |
---|
SMKN 9 Semarang Siap Bersaing dalam ACC 2025 Tingkat Nasional |
![]() |
---|
KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 637 Ribu Penumpang Selama Juli 2025 |
![]() |
---|
Ini yang Dilakukan Wali Kota Semarang SIkapi Polemik Julian Boga Siagian Diusir Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.