Kebakaran Lereng Merbabu
Titik Api Kebakaran di Lereng Merbabu Padam Sejak Jumat Pagi
Titik api di lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali sudah padam sejak Jumat (22/9/2023) sekira pukul 09.00 WIB.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI – Titik api di lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Boyolali sudah padam sejak Jumat (22/9/2023) sekira pukul 09.00 WIB.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Suratno mengatakan lahan yang terbakar diperkirakan kurang dari dua hektare.
Luasan kebakaran itu berada Dukuh Ngangrong dan Guwolelo, Desa Ngangrong, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali.
Baca juga: Kobaran Api di Gunung Merbabu Masih Terlihat, Ini Upaya Petugas Gabungan di Basecamp Rempala

Suratno mengatakan sejak dilaporkan terbakar pada Kamis (21/9/2023) sore. Pihaknya langsung menuju lokasi untuk melakukan pemantauan dan penanganan hingga petang.
Karena keterbatasan penerangan, pemadaman pada malam hari diberhentikan. Hingga pukul 05.00 WIB, pihaknya bersama stakeholder terkait kembali meninjau titik api.
"Pukul 09.00 WIB saya mendapatkan laporan titik api sudah tidak terlihat. Memastikan itu, diterjunkan tim memantau dari jalur darat tidak ada api," kat Suratno kepada Tribunjateng.com.

Untuk memantau ini, Suratno mengatakan pihaknya menerjunkan 60 personil dari sejumlah instansi dan relawan. "Dari hasil penanganan di lapangan didapat hasil bahwa luasan yang terbakar kurang dari dua hektare," imbuhnya.
Dalam pemadaman api di lereng gunung Merbabu tersebut, Suratno mengatakan tim menggunakan air bersih dari pipa yang menuju Desa Ngangrong.
Penyaluran air di desa tersebut dikatakannya sempat terganggu, karena pemadaman ini. Namun saat ini sudah kembali normal.
Meski sudah padam, Suratno mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemantauan hingga esok hari. Untuk memastikan pemadaman tuntas.
"Kami sampai saat ini sampai besok pagi masih melakukan pemantauan, untuk memastikan bahwa pemadaman telah tuntas," imbuhnya.
Mengantisipasi adanya kebakaran, Suratno mengaku pihaknya telah membuat sekat api tiga meter dari batas luasan area terbakar.
Sementara untuk penyebab kebakaran, Suratno menjelaskan adanya kemarau panjang. Cuaca panas diperkirakan dapat mengaduk gesekan antar pepohonan ataupun ranting yang mengakibatkan percikan api.
"Untuk penyebab sementara ini karena kemarau panjang. Cuaca yang panas menghasilkan gesekan pepohonan ataupun ranting," katanya.
Ia mengatakan, titik api tersebut berada di tebing yang cukup tinggi sehingga sedikit kemungkinan adanya aktivitas manusia di titik api tersebut.
Meski telah padam, pihaknya berharap masyarakat tetap waspada dan meningkatkan kehati-hatian apabila terjadi kebakaran dan bisa teratasi. (uti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.