Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Mengenal Sosok Frans Pangkey, Mantan Pasukan Cakrabirawa Yang Dikenal Kebal Peluru

Kisah Frans Pangkey (80) mantan pasukan Cakrabirawa yang dikenal kebal peluru hingga diusir dari pasukan.

|
Editor: raka f pujangga
Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Frans Pangkey, mantan anggota Cakrabirawa saat berada di rumahnya 

Para perwira yang diculik itu adalah Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R Soeprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S Parman, Brigjen DI Panjaitan, dan Brigjen Sutoyo Siswomiharjo.

Yani gugur akibat ditembak oleh para penculik di kediamannya.

Sedangkan Kapten Czi (Anumerta) Pierre Tendean yang menjadi ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution ikut diculik.

Sedangkan Nasution berhasil menyelamatkan diri.

Mereka yang diculik itu dituduh membentuk kelompok Dewan Jenderal dan hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno.

Para korban kemudian dibawa ke daerah Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, kemudian dieksekusi.

Jasad mereka dibuang ke dalam sebuah sumur.

Mereka kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi.

Wawancara terakhir

Sebelum menjadi korban G-30-S, Ahmad Yani ternyata sempat meladeni awak media pada pagi harinya.

Pada saat itu Yani dan sejumlah perwira tinggi TNI Angkatan Darat menghadiri upacara penyerahan tanda penghargaan Sam Karya Nugraha di kapal Tampomas, seperti dikutip dari surat kabar Kompas edisi 12 Oktober 1965.

Yani saat itu menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad).

Pangkatnya ketika itu letnan jenderal.

Dalam upacara itu Yani bertindak sebagai inspektur upacara.

Tidak ada yang pernah menyangka kalau Yani dan sejumlah perwira tinggi TNI AD yang hadir pada kegiatan itu akan menjadi korban peristiwa berdarah tersebut.

Selepas upacara, Yani dan sejumlah perwira tinggi beristirahat sejenak.

Akan tetapi, tidak lama kemudian Yani menyambangi para jurnalis yang diberi tugas meliput upacara itu.

Yani kemudian mempersilakan para wartawan mengajukan pertanyaan kepadanya.

"Jullie boleh tanya apa saja. Akan tetapi jangan tanya soal Angkatan Kelima," kata Yani.

Para jurnalis kemudian mengajukan berbagai pertanyaan kepada Yani.

Jenderal lulusan Korps Pembela Tanah Air (PETA) itu kemudian menceritakan pengalamannya saat terlibat dalam operasi menumpas Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di Sulawesi Utara.

Bahkan Yani sempat menyapa jurnalis kantor berita Antara yang sempat meliput operasi itu.

"Jij dulu pernah ikut operasi sama saya di Manado bukan," ujar Yani.

Itulah kenangan terakhir para jurnalis dalam mewawancarai Yani sebelum peristiwa berdarah tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Kisah Frans Pangkey, Eks Cakrabirawa Kebal Peluru dari Minahasa Sulawesi Utara, Begini Masa Tuanya

Sumber: Tribun Manado
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved