Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

34 Murid SD Keracunan Jajanan Aci Mini, 1 Tewas, Ini Penjelasan Dinkes KBB

Puluhan murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, keracunan jajanan aci mini (cimin).

Sutterstock via Kompas.com
Ilustrasi keracunan makanan 

TRIBUNJATENG.COM - Keracunan massal terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar).

Puluhan murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, keracunan jajanan aci mini (cimin).

Dari 34 orang korban, tinggal 2 orang siswa yang masih harus menjalani perawatan medis di Puskesmas Saguling.

Baca juga: Konsumsi Daging Anjing Mati, 11 Orang Keracunan, 1 Korban Berusia 9 Tahun Tewas

"Hari ini sampai pukul 11.00 WIB, pasien yang dirawat itu hanya sisa dua siswa lagi.

Semoga besok sudah bisa pulang," kata Kepala Puskesmas Saguling, Jumat (29/9/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Siswa yang mengalami keracunan massal saat menjalani perawatan di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).
Siswa yang mengalami keracunan massal saat menjalani perawatan di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023). (Tribuncirebon.com)

Dia mengatakan, pihaknya akan tetap mengawasi kondisi kesehatan para korban meski mereka kini telah dibolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.

"Tentu pasti dipantau, baik yang masih dirawat jalan maupun yang sudah pulang setelah perawatan.

Jadi kami akan memastikan kondisi mereka benar-benar pulih sepenuhnya," ujar Burhan.

Hasil penyelidikan polisi

Setelah kejadian yang menewaskan satu orang siswa itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan, mulai dari mengambil sampel cimin, meminta keterangan sejumlah korban, dan memeriksa penjual cimin di SDN Jati 3, TA (74).

"Penjual (cimin) sudah kami pulangkan, tapi dia wajib lapor sambil menunggu hasil pemeriksaan sampel dari Labkesda keluar," ucap Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Luthfi Olot Gigantara, Sabtu (30/9/2023).

Luthfi menyampaikan, pihaknya saat ini belum bisa membeberkan hasil pemeriksaan terhadap penjual cimin karena harus menunggu hasil uji laboratorium terlebih dahulu.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan KBB dan sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan sampel cimin itu keluar," ungkapnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kepada korban, Luthfi menjelaskan, mereka merasakan sejumlah gejala setelah mengonsumsi cimin yang dijual di lingkungan sekolah.

"Dari pemeriksaan korban, mereka membenarkan sempat mengonsumsi jajanan berupa cimin yang dibeli di depan sekolah atau tempat mereka mengadakan kegiatan," jelasnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved