Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

LIPSUS Prostitusi Online di Semarang : PSK Layani Pria Hidung Belang di Kamar Kos atau Hotel

Sekarang ini prostitusi online makin menjamur. Pekerja seks perempuan (PSP) menjajakan dirinya sendiri dengan blak-blakan siap melayani pria hidung

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
Tribunnews
Ilustrasi PSK Online 

Pihaknya mempersilahkan masyarakat mengadukan praktik-praktik tersebut melalui Satuan Wilayah bisa Polsek maupun Polres.

"Penanganan kasus berapa di tahun ini perlu kami cek, yang jelas memang kami pernah menangani kasus prostisusi online tetapi masih perorangan bukan kelompok, misal ada temuan masyarakat laporkan segera ke kami nanti ditindaklanjuti," katanya.

Kebutuhan Ekonomi

Para pekerja seks perempuan (PSP) di Kota Semarang terjun ke dunia prostitusi online punya latar belakang dan alasan berbeda-beda. Namun demikian, mayoritas karena desakan kebutuhan ekonomi sehingga mereka terjerumus menjajakan diri.

Seperti dialami seorang perempuan di kota Semarang yang menjadi PSP akibat ditipu seorang lelaki. Sebelumnya, ia merupakan perempuan biasa yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).

Namun, selepas mengenal seorang pria, ia diperdaya sehingga terpaksa menjadi PSP.

"Kami dapat aduan PSP tersebut pada September ini. Ia tak hanya ditipu tetapi alami pula kekerasan, diselingkuhi, hingga akhirnya terjerumus menjadi PSP, sekarang dia bekerja sebagai PSP online lewat aplikasi Wechat," kata Paralegal Officer Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM), Nurul Safaatun, Kamis (28/9/2023).

Ia menceritakan pula terdapat seorang perempuan yang terpaksa bekerja menjadi PSP lantaran ditinggal suaminya yang tak bertanggung jawab. PSP tersebut harus menghidupi lima anaknya sedangkan tidak memiliki keahlian dan berlatar pendidikan rendah.

"Mereka ketika ingin bekerja kerja formal pasti ditanyakan pengalaman dan ijazah. Dia itu ibu rumah tangga, ijazah SD mau kerja apa, tidak punya bakat keahlian," terangnya.

Ketika PSP sudah bekerja di lokalisasi kemudian tempat tersebut ditutup, mereka kini banyak yang beralih ke prostitusi online. Diakui Nurul, banyak perempuan PSP mengandalkan aplikasi online dan dating apps untuk mencari pelanggan.

Aplikasi tersebut dinilai lebih aman, bebas dari penertiban oleh aparat lantaran tempat praktik tidak diketahui oleh masyarakat umum.

"Di jalanan ada tawar menawar membuang waktu. Di online tidak habiskan waktu. Lebih privat lebih mudah," katanya.

Sulit Ditracking

Tetapi praktik prostitusi online menyulitkan para tenaga medis dan tim penjangkau untuk edukasi kesehatan Infeksi Menular Sex (IMS). Mereka menjadi susah ditracking lantaran tidak terorganisir.

"Misal semua kos-kosan kita cek penghuninya. Pemilik kos tentu keberatan, takut kosnya tak laku," bebernya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved