Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Program PINTAR

Menyelamatkan Kesehatan Mental Guru Perempuan

Guru perempuan memiliki kondisi kesehatan fisik dan mental yang lebih rendah serta tingkat stres terhadap pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan gur

Editor: abduh imanulhaq
Istimewa
Gucaring di SDN Gajahmungkur 03 dipimpin guru perempuan 

Oleh: Dian Marta Wijayanti, M.Pd. Kepala SDN Gajahmungkur 03 Kota Semarang dan Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation

KESEHATAN mental pada guru perempuan sangat urgen untuk diselamatkan. Hasil penelitian Elizabeth (2022) dalam jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal Psycology of Science and Profession) menyatakan bahwa guru perempuan memiliki kondisi kesehatan fisik dan mental yang lebih rendah serta tingkat stres terhadap pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan guru laki-laki.

Penelitian serupa yang dilakukan oleh Ozamiz-Etxebarria (2021) juga menunjukkan bahwa tingkat kecemasan guru tingkat SD dan SMP lebih tinggi dibanding guru yang berada di tingkat perguruan tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perbedaan kondisi kesehatan mental guru berdasarkan tingkat pendidikan juga dapat dipengaruhi oleh usia, jumlah anak yang dimiliki, atau stabilitas pekerjaan.

Dian Marta Wijayanti, M.Pd. Kepala SDN Gajahmungkur 03 Kota Semarang
Dian Marta Wijayanti, M.Pd. Kepala SDN Gajahmungkur 03 Kota Semarang (IST)

Data di atas selaras dengan Our World in Data 2019 menyatakan bahwa perempuan Indonesia lebih banyak terkena gangguan kesehatan mental daripada laki-laki. Gangguan kesehatan mental itu meliputi kecemasan, depresi, bipolar, skizofrenia, hingga perilaku makan berlebihan. Beberapa gangguan yang diidap oleh perempuan ini sangat berbahaya ketika mereka tidak mampu mengontrol dirinya dalam menjalankan ktivitas sehari-hari.

Seperti kisah tragis salah satu mahasiswi universitas negeri yang diduga bunuh diri di salah satu mall terbesar di Kota Semarang. Dilansir dari salah satu media mainstream tertanggal 10 Oktober 2023, korban jatuh akibat bunuh diri dengan cara melompat. Hasil olah TKP telah menemukan kartu identitas berupa KTP, Kartu Pelajar Mahasiswa, dan Kartu Indonesia Pintar. Ditemukan pula pada tubuh korban secarik kertas berbahasa Inggris yang jika diartikan “Ma, maaf karena tidak menjadi sekuat yang mama inginkan. Aku punya hadiah untukmu, dikirim dari kosnya hani. Aku berharap aku bisa memberikan itu sendiri kepadamu, maaf. Terima kasih selalu memikirkanku, peduli kepadaku dan maaf jika aku selalu membuatmu sedih. Aku mencintaimu, selalu. Jangan lupa berdoa buat aku ya???? Sekali maaf nih, aku nyerah …”

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia

Pada Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, yang jatuh pada tanggal 10 Oktober, kita menyadari semakin meningkatnya kebutuhan bantuan bagi jiwa-jiwa yang mengalami kesulitan. Kesehatan jiwa adalah sebuah keadaan di mana seseorang dapat berkembang dalam aspek fisik, mental, spiritual, dan sosial. Mereka memiliki kesadaran akan potensi diri, mampu mengatasi tekanan, serta bersifat proaktif dalam memberikan kontribusi positif bagi komunitasnya. Jiwa sehat ditandai dengan perasaan sehat dan bahagia; dapat menerima orang lain sebagaimana adaya; mampu mengghadapi tantangan hidup; dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

“World Mental Health Day” dipilih sebagai tema dalam peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun 2023. Melalui peringatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan mendorong tindakan yang melindungi kesehatan mental termasuk pada guru perempuan.

Mempertahankan Kesehatan Mental

Semakin banyaknya tugas yang harus diemban oleh para guru, baik dalam hal administrasi maupun dalam menjalankan tuntutan profesi, mengharuskan kita untuk lebih memperhatikan kesehatan mental mereka. Hal ini terutama berlaku bagi guru perempuan yang harus menghadapi peran ganda, tidak hanya sebagai pendidik di sekolah, tetapi juga sebagai ibu rumah tangga ketika kembali ke rumah. Untuk menjaga "kewarasan" mental mereka, ada beberapa langkah yang dapat diambil.

Pertama, penting untuk bersedia berbicara tentang keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya. Terlalu introvert dapat menjadi berbahaya, karena menahan masalah dan amarah dalam diri dapat merusak kesehatan mental. Jangan biarkan kemarahan itu meluap kepada orang-orang yang tidak bersalah, termasuk peserta didik.

Kedua, melakukan kegiatan sesuai minat dan kemampuan. Seringkali kita dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang sebenarnya di luar kemampuan. Namun karena alasan kepatuhan pada atasan, kita memaksakan diri untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Padahal pekerjaan yang dilakukan itu cukup menjadi beban dalam pikiran. Maka perlu adanya kemampuan untuk berkomunikasi dengan atasan jika memang tugas yang diterima terlalu berat untuk dijalankan sendiri. Begitu pula dengan atasan juga perlu memperhatikan kemampuan guru dan tidak mengedepankan ego.

Ketiga, menenangkan pikiran dengan relaksasi. Emosi bisa datang dengan tiba-tiba dan kepada siapa saja, termasuk guru. Ketika emosi negatif itu muncul sebagai dampak dari masalah maka perlu segera diatasi. Salah satunya adalah dengan merelaksasi pikiran. Ada banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk relaksasi. Di antaranya adalah mendengarkan musik, melihat anak-anak yang sedang bermain, menata pot-pot bunga di depan kelas, atau melihat ikan-ikan yang berenang bebas di kolam. Meskipun sejenak namun hal tersebut mampu menenangkan pikiran.

Keempat, No overthinking. Terlalu banyak berpikir hanya akan membuat kita tidak nyaman dengan diri sendiri. Ketakutan akan hal-hal yang belum tentu terjadi hanya akan membatasi kemajuan. Seperti misalnya ketakutan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka atau ketakutan karena kemampuan pemanfaatan teknologi informasi yang kurang. Rasa takut itu justru akan membelenggu kita dan tidak berani untuk maju.

Kelima, selalu berpikir positif. Berpikir positif adalah cara termudah untuk mengurangi beban hidup. Karena dengan berpikir positif, kita terlepas dari amarah, kecurigaan, dan kekecawaan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved