Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

RS Indonesia di Gaza Penuh Jenazah, Kamar Mayat Sudah Overload

Situasi terkini di Rumah Sakit Indonesia di jalur Gaza, Palestina membeludak. Kamar jenazah di rumah sakit dipenuhi korban akibat serangan dari rudal-

|
Editor: m nur huda
MER-C
Imbas serangan balasan Israel atas Hamas, rumah sakit Indonesia di jalur Gaza turut menjadi sasaran roket. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Situasi terkini di Rumah Sakit Indonesia di jalur Gaza, Palestina membeludak. Kamar jenazah di rumah sakit dipenuhi korban akibat serangan dari rudal-rudal Israel.

"Mayat-mayat sudah meluap sampai kamar jenazah ruang RS Indonesia tidak bisa lagi menampung daripada mayat. Mayat-mayat pun diletakan di luar RS," kata Presidium MER-C Henry Hidayatullah menceritakan situasi terkini Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza Palestina, Selasa(10/10).

Ia menuturkan, membeludaknya korban akibat perang membuat RS Indonesia kini tak lagi bisa menangani pasien dengan baik. Terlebih lagi kamar mayat yang sudah penuh.

Mayat-mayat yang seharusnya ditaruh di tempat yang layak, kini diletakan di luar RS.

Henry menyebut, dalam kondisi normal atau tidak perang, kebutuhan alat kesehatan, dokter maupun perawat tinggi, apalagi kini di tengah ketegangan ini.

"Secara ilustrasi dalam kondisi normal dengan situasi blokade kondisi kebutuhan tinggi. Apalagi situasi begini banyak korban," ungkapnya.

"Demikian pula korban luka-luka tinggi sehingga perlu resource SDM maupun alkses dan obat-obatan," sambung Henry.

Karena itu, MER-C Indonesia memandang perlu untuk mengirimkan tim kemanusiaan ke Gaza Palestina. Oleh karena itu, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan perwakilan RI DI Kairo unuk memfasilitasi kiriman bantuan ini ke Gaza.

"Kami minta Kemlu Pemerintah membantu sesegera mungkin relawan untuk segera ke Gaza," tuturnya.

Ketua Tim dan juga Presidium MER-C Faried Thalib mengatakan, secara umum RS Indonesia masih bisa beroperasi penuh selama 3-4 bulan ke depan.

"RS ini didesain sejak awal untuk bisa beroeprsi walau tidak ada suplay. Makanya basement berfungsi untuk menyimpan supporting deposit yang dilengkapi dua genset besar," kata dia.

"Inshaallah RS ini tetep beropersional tapi tetap perlu bantuan dalam kondisi normal sudah kewalahan menangani penduduk Gaza, karena kondisinya terkurung, terblokade belasan tahun. Mudahan MER-C betul-betul optimal beri bantuan, meski masuk saja sulit," terang Farid.

Minta Bantuan

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi meminta bantuan Palang Merah Internasional (ICRC) untuk melakukan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Gaza. Dalam komunikasi yang berlangsung kemarin, Menlu Retno meminta dukungan langsung ICRC.

"Menlu Retno sudah berkomunikasi langsung dengan Presiden Palang Merah Internasional di Jenewa, Mirjana Spoljaric (hari ini). Dalam komunikasi tersebut Menlu Retno meminta dukungan bagi evakuasi WNI dari Jalur Gaza," ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lalu Muhammad Iqbal.

Lebih jauh, Menlu Retno juga mendesak agar ICRC ikut mendorong upaya penghentian kekerasan yang dilanjutkan dengan penerapan koridor kemanusiaan.

Berdasarkan pemutakhiran data terakhir, saat ini terdapat 45 WNI di Palestina. Dengan rincian 10 WNI berada di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat.

Selain 45 WNI itu, terdapat 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel. "Pemerintah Indonesia telah menyusun rencana kontigensi evakuasi WNI dengan beberapa skenario situasi. Saat ini Pemerintah, melalui KBRI Amman, KBRI Beirut dan KBRI Kairo sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengevakuasi WNI yang berada di wilayah Palestina, khususnya 10 orang WNI yang berada di Jalur Gaza," terang dia.

Diketahui, militer Israel terus melancarkan serangan udara di Jalur Gaza usai serangan mendadak yang dilakukan kelompok Hamas. Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan, jumlah korban tewas saat ini meningkat menjadi 687 orang, seiring Israel menggempur target-target Hamas selama tiga hari berturut-turut.

Rumah sakit di Gaza telah menerima 787 korban jiwa dan 3.727 lainnya terluka sejak Israel melancarkan gelombang serangan udara setelah serangan besar-besaran terhadap Israel yang dilancarkan Hamas pada Sabtu (7/10) lalu.

Kemudian ada 4.000 orang yang terbunuh di Gaza, dan 2.600 orang di Israel. Angka-angka ini telah dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina, dan layanan medis Israel.

Banyaknya korban tewas membuat rumah sakit kewalahan. Terlebih pada Senin malam, Israel terus membombardir Jalur Gaza, menghantam bangunan tempat tinggal warga Palestina.

Kementerian Kesehatan Palestina dan WHO telah menyerukan koridor kemanusiaan untuk memastikan masuknya bantuan medis mendesak ke rumah sakit di Gaza.

Pengepungan sebagai Kejahatan Perang

Pengepungan yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap warga Palestina disinyalir bertujuan untuk membuat penduduk Palestina kelaparan. Hal ini disebut sebagai kejahatan perang berdasarkan undang-undang PBB.

Sementara itu di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan tim keamanan nasional mereka untuk membantu Israel dalam konflik yang terjadi dengan pasukan Hamas, Palestina.

Joe Biden juga memastikan segala kebutuhan Israel dalam perang ini bisa terpenuhi. Ia menyebut AS tidak akan tinggal diam kepada siapapun pihak yang memusuhi Israel dan mengambil keuntungan atas peperangan ini.

"Dunia sedang menyaksikan. Saya juga telah melakukan kontak dengan Raja Yordania berbicara dengan anggota Kongres, mengerahkan tim keamanan nasional saya untuk terlibat dengan rekan-rekan Israel mereka, militer ke militer, intelijen ke intelijen, diplomat ke diplomat, untuk memastikan Israel memiliki apa yang mereka butuhkan," kata Joe Biden dikutip dari AP.

Satu diantara bantuan AS untuk Israel yakni dengan mengirimkan sejumlah kapal dan pesawat militer. Termasuk pengerahan Kapal Induk USS Gerald R. Ford ke Mediterania Timur yang berdekatan dengan wilayah Israel pada Minggu (8/10).

Kapal Induk USS Gerald R. Ford merupakan kapal induk milik Angkatan Laut AS terbaru dan tercanggih yang ditenagai dengan tenaga pembangkit listrik tenaga nuklir membuat kapal ini bisa bergerak lebih cepat. Kapal ini punya kapasitas tampung 90 pesawat, dan kendaraan tempur tanpa awak di atasnya, serta dilengkapi persenjataan sistem baru.

Sistem pelontar untuk meluncurkan jet tempur dari atas pesawat menggunakan tenaga elektromagnetik menggantikan sistem katapel uap.Kapal Induk USS Gerald R. Ford yang diarahkan menuju Israel untuk membantu melawan Palestina ini mengangkut 5.000 awak dan personel serta beberapa jet tempur seperti F-35, F-15, F-16 dan A-10.(Tribun Network/dan/rin/ap/wly/tribun jateng cetak)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved