Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Siswi Dibully di Tegal

Angkuhnya Kepala SMP Ihsaniyah Tegal Soal Kasus Bully di Sekolahnya: Tidak Boleh, Ini Rumah Saya

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ihsaniyah di Kota Tegal, Jawa Tengah, menjadi sorotan publik setelah menolak memberikan klarifikasi terkait

Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Fajar Bahruddin Achmad
SMP Ihsaniyah Kota Tegal tempat siswi dibully teman sekelas dan digertak dipaksa mengaku mencuri uang oleh Wali Kelasnya sendiri. 

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ihsaniyah di Kota Tegal, Jawa Tengah, menjadi sorotan publik setelah menolak memberikan klarifikasi terkait dugaan perundungan yang menimpa salah satu siswi di sekolah tersebut.

Bahkan, kepala sekolah, yang dikenal dengan nama Andri Apriudin, menolak untuk bertemu dengan sejumlah wartawan yang mencoba mengkonfirmasi di lingkungan sekolah.

"Tidak boleh, ini kan rumah saya.

Jadi saya berhak menolak," kata Andri sambil masuk ke salah satu ruangan dan meninggalkan wartawan.

Kasus perundungan terhadap siswi SMP kelas VII di Tegal berinisial PJ telah menjadi perhatian publik.

Perundungan tersebut diduga dimulai setelah hilangnya uang iuran kelas sebesar Rp 1,95 juta.

Kejadian ini membuat siswi yang diduga menjadi korban perundungan enggan masuk ke kelas.

Pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah Andri Apriudin, menolak memberikan klarifikasi atau komentar terkait peristiwa tersebut.

Tindakan ini telah memunculkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan orang tua dan masyarakat yang meminta tanggapan dan tindakan yang tegas terkait dugaan perundungan di sekolah.

Orangtua PJ, Misrotun (43) mengatakan, anaknya menjadi sasaran perundungan secara verbal dengan dituduh mencuri uang iuran buat jaket kelas. 


Mulanya, mereka satu kelas sepakat membuat jaket untuk acara outbound sekolah, masing-masing anak dikenakan iuran Rp 150 ribu. 


Anaknya sudah melunasi uang iuran tersebut. 


Lalu pada senin awal Oktober, anaknya sakit sehingga tetap berada di dalam kelas saat salat zuhur berjamaah. 


Malamnya, bendahara yang mengumpulkan uang itu melaporkan kalau uang iuran buat jaket hilang sebanyak Rp 1.950.000. 


"Dari kejadian itu, anak saya dibully satu kelas, dituduh mengambil uang. Sampai anak saya terpojokan," kata Misrotun sesuai menemui pihak sekolah, Senin (16/10/2023).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved