Berita Pati
Awas Candikala! Siswa SDN Badegan 02 Pati Tampilkan Lakon Bermuatan Pesan Moral Jangan Lupa Waktu
Cerita-cerita tutur Jawa banyak ditampilkan dalam rangkaian program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) oleh Disdikbud Pati.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PATI – Cerita-cerita tutur Jawa banyak ditampilkan dalam rangkaian program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati.
Seperti halnya dalam pementasan yang dibawakan siswa SDN Badegan 02 Margorejo, Pati, Rabu (18/10/2023).
Lakon tersebut menceritakan anak-anak yang asyik bermain cublak-cublak suweng dan berbagai permainan tradisional lain.
Baca juga: Seniman Patung Kudus Budi Utomo Dukung Putusan MK : Banyak Anak Muda Akan Tertarik Politik
Di tengah keseruan permainan itu, datanglah tokoh Mbah Kakung dan Mbah Putri.
Kehadiran mereka disambut hangat oleh anak-anak karena membawakan kudapan gethuk hangat.
Anak-anak langsung berebut makanan itu. Oleh Simbah, mereka kemudian diingatkan untuk tidak berebut.
Muncul wejangan bahwa segala sesuatu harus dibagi merata dan tak perlu ada kerakusan.
Tak terasa, hari beranjak petang, Simbah mengingatkan agar anak-anak segera pulang.
Mbah Putri mengingatkan agar anak-anak tak bermain lewat waktu magrib.
Jika larangan itu dilanggar, akan ada Candikala yang mengintai.
“Namanya anak-anak, muncul rasa ingin memberontak. Mereka menganggap itu takhayul dan tetap nekat untuk melanjutkan bermain,” ujar Beni Dewa, sutradara pertunjukkan tersebut.
Anak-anak memilih bemain dolang delik atau petak umpet. Gendhis, salah seorang anak kalah dan ditinggal bersembunyi teman-temannya. Siapa sangka apa yang diperingatkan Simbah benar terjadi.
“Gendhis akhirnya digondol (diculik) Candikala. Simbah yang khawatir lantaran cucunya tak juga kembali akhirnya pergi mencari,” tambah Beni.
Saat tahu cucunya diculik, Simbah kemudian mengajak anak-anak lain untuk berdoa bersama.
Mereka juga mencari Gendhis dengan memainkan tongtek.
Beruntung, doa mereka dikabulkan. Gendhis ditemukan.
“Saat itulah Simbah Putri kembali mengingatkan bahwa segala pesan orangtua memiliki maksud baik,” terang Beni menjelaskan pesan moral pementasan ini.
Kepala SDN Badegan 02, Sri Kasih, mengatakan bahwa cerita ini sengaja diangkat demi mengingatkan kembali cerita luhur yang pernah diajarkan orang-orang tua dahulu.
Hal ini menurutnya selaras dengan tujuan pendidikan karakter.
“Mereka diingatkan untuk tetap ingat waktu dalam bermain. Semua ada batasannya. Selain itu juga ada nilai luhur lainnya seperti untuk rukun dengan teman, berbagi, dan tidak rakus,” terang dia.
Baca juga: Kota Semarang Siap Gelar Festival Wayang Orang Indonesia 2023
Sekretaris Disdikbud Kabupaten Pati Paryanto menjelaskan, GSMS kali ini melibatkan 23 sekolah dan pelaku berbagai kesenian, mulai dari ketoprak, tari, barongan, hingga teater.
Ada pula pameran lukisan yang merupakan hasil dari pembelajaran GSMS.
“Sebagai puncaknya nanti juga akan ada pentas kolaborasi dari beberapa sekolah dengan menggabungkan sejumlah kesenian,” tandas dia. (mzk)
Petani Desak Bupati Pati Sudewo Keluarkan Rekomendasi Pengajuan TORA 7,3 Hektare di Pundenrejo |
![]() |
---|
Suara Semar dari Lereng Kendeng: Jerit Petani Pati yang Tanah dan Airnya Dirampas Tambang |
![]() |
---|
Janji Bantuan Stimulan Gagal Panen untuk Petani Pati Oleh Jokowi Sejak 2023 Belum Cair hingga 2025 |
![]() |
---|
Lelah Menunggu Bantuan Puso Rp 45 Miliar: Petani Korban Banjir Pati Geruduk BNPB |
![]() |
---|
Ini Alasan Gerindra Tidak Bisa Usulkan Pemecatan Bupati Pati Sudewo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.