Belum Resmi Mundur atau Dipecat, PDIP Diduga Sengaja Gantung Status Gibran
jika Megawati memecat Gibran dari keanggotaan PDIP, maka dikhawatirkan dianggap membuka 'front' perselisihan dengan Presiden Jokowi.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan diperkirakan tidak akan terburu-buru mengambil tindakan terhadap Gibran Rakabuming Raka, yang telah resmi diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai bakal cawapres Prabowo.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro. Menurut dia, saat ini PDI Perjuangan memahami posisi Gibran yang merupakansatu kader mereka kuat secara politik.
Sebab, Gibran yang masih menjabat sebagai Wali Kota Solo didukung sosok ayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), para pendukungnya, dan pendukung sang ayah, serta partai politik pengusung Prabowo yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Sedangkan PDI Perjuangan bersama partai politik mitra koalisinya juga mengusung capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri jauh-jauh hari sudah memperingatkan supaya kadernya tidak bersikap mendua menjelang pemilu. Bahkan, ia mengancam kader yang bermanuver di luar ketetapan partai dalam menghadapi pemilu.
Agung menuturkan, jika Megawati memecat Gibran dari keanggotaan PDI Perjuangan, maka dikhawatirkan dianggap membuka 'front' perselisihan dengan Presiden Jokowi.
"Karena jika itu dilakukan, maka tak terelakkan 'konflik' terbuka antara Istana dengan PDIP," ujarnya, saat dihubungi, Senin (23/10).
Ia menyebut, sikap PDI Perjuangan yang belum menyampaikan keputusan apapun terkait dengan status Gibran kemungkinan sedang menghitung dampak politik terhadap mereka.
Di sisi lain, PDI Perjuangan belum mendapatkan momen untuk menyampaikan sikap politik terhadap Gibran.
Agung berujar, satu faktor yang menyebabkan hal itu karena opini publik pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan syarat batas usia capres-cawapres yang kontroversial dan dianggap menguntungkan Gibran dinilai terlalu elitis dan belum dipahami oleh masyarakat luas.
"Sehingga untuk 'melawan' istana, energi PDIP belum cukup solid, menimbang kehadiran Gibran turut membelah kekuatan partai berlambang banteng itu," bebernya.
Agung memperkirakan, PDI Perjuangan yang tengah berupaya meraih kemenangan beruntun sejak pemilu 2014 sangat mempertimbangkan berbagai hal terkait apakah akan memutuskan nasib Gibran sebagai kader.
"Artinya mengemuka opsi moderat, di mana mengambangkan soal ini lebih utama, agar kepentingan partai dalam mencapai hattrick bisa diraih," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, penunjukan Gibran menjadi bakal cawapres Prabowo masih menimbulkan tanda tanya publik. Sebab, pria berusia 36 tahun itu sama seperti ayahnya, yakni merupakan kader PDI Perjuangan.
Selain itu, hingga kini belum ada kepastian perihal status Gibran di PDI Perjuangan selepas dideklarasikan oleh KIM sebagai bakal cawapres, apakah mengundurkan diri atau dipecat.
PDI Perjuangan pun sama sekali belum memberikan keterangan mengenai status kadernya itu, sementara pria yang menjabat sebagai Wali Kota Solo tersebut juga tak banyak memberikan penjelasan. (Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.