Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Stunting Jadi Perhatian Para Pelaku Ekonomi

Penanganan stunting tidak bisa lepas dari pemberdayaan pelaku UMKM, karena stunting terjadi sejalan dengan tingkat ekonomi masyarakat daerah.

Editor: Vito
Tribunnews/Lendy Ramadhan
(Dari kiri ke kanan) Plh Ketua Umum Kadin Indonesia Yuki Nugrahawan Hanafi, Direktur Pemeberitaan TribunNetwork Febby Mahendra Putra, dan Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara berjabat tangan saat sesi foto bersama di kantor TribunNetwork, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Pusat, Selasa (25/10). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Masih tingginya kasus stunting atau gagal tumbuh anak terus menjadi perhatian berbagai pihak. Selain pemerintah, para pelaku ekonomi pun kini bahu-membahu dalam mengatasi masalah itu.

Plh Ketua Umum Kadin Indonesia, Yuki Nugrahawan Hanafi mengatakan, penanganan stunting tidak bisa lepas dari pengaruh tingkat pemberdayaan pelaku UMKM.

Menurutnya, dua hal itu berkaitan erat, karena stunting terjadi sejalan dengan tingkat ekonomi masyarakat daerah.

“Penanganan stunting dan peningkatan kewirausahaan menjadi dua hal untuk kita mencapai Indonesia Emas 2045,” katanya, dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Selasa (24/10).

Ia pun menegaskan pentingnya kolaborasi kerja besar dengan tematik Kadin di kepengurusan yang dipimpin Arsjad Rasjid. “Inklusif, tapi juga harus progresif sesuai dengan perkembangan,” ujarnya.

Yuki menuturkan, Kadin Indoensia memiliki empat pilar utama dalam mendorong penurunan angka stunting sekaligus meningkatkan pelaku UMKM.

Keempat pilar itu yakni penanganan masalah kesehatan, keberlanjutan (sustainability), kewirausahaan atau UMKM, serta konsolidasi internal.

Sebagai induk organisasi dunia usaha, dia menambahkan, Kadin mencoba inline dengan pemerintah dalam pengentasan stunting, di mana sudah ada Perpres No. 72/2021.

Hal itu sangat mendukung, memfasilitasi, sekaligus menciptakan pelaku UMKM untuk dapat naik kelas.

Dalam hal ini, Yuki menyatakan, Kadin telah memiliki program khusus untuk memberdayakan UMKM yang disebut Wiki Kewirausahaan, sebagai wadah agar bagaimana mana mereka terkoneksi dengan dunia luar.

Bahkan, pihaknya juga sudah menandatangani MoU dengan satu negara agar bisa mengekspor produknya. 

Dia menambahkan, persoalan stunting itu bisa diselesaikan dengan cara gotong royong. “Ini luar biasa-lah, menjadi tanggung jawab kita bersama. Tanggung jawab kita sama-sama bisa mencapai target. Dan saya setuju dimulai dari diri kita sendiri,” bebernya.

Dengan pengalaman Kadin pada saat Covid-19 dan masuk dalam penanganan stunting, Yuki mengungkapkan, kolaborasi pentahelix menjadi langkah yang harus diambil.

Kadin Indonesia pun meyakini target pemerintah menurunkan angka stunting 14 persen di 2024 bisa dicapai.

“Persoalan stunting ini kan bukan dimensi ekonomi semata, tapi ini juga sangat luas, ada budaya di sana, ada politik ideologi juga. Menurut saya, kita harus punya komitmen di sana, dan UMKM menjadi kunci menyelesaikan stunting,” paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved