Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hasto Sebut PDIP Merasa Sedih dan Perih Ditinggalkan Jokowi

Kesedihan itu muncul seiring dengan berembusnya isu hubungan PDI Perjuangan dengan keluarga Presiden Jokowi yang memburuk.

Editor: Vito
Istimewa
Presiden Jokowi bersama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuanbgan Hasto Kristiyanto menyebut bahwa partainya kini merasa sedih dan perih.

Kesedihan itu muncul seiring dengan berembusnya isu hubungan PDI Perjuangan dengan keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memburuk.

Apalagi, kini putra sulung Jokowi sekaligus Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, telah menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Sementara itu, putra bungsu Jokowi sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, sudah menyatakan mendukung pasangan Prabowo-Gibran di pilpres.

Pernyataan serupa juga diucapkan menantu Jokowi sekaligus Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang lebih memilih mendukung Prabowo-Gibran.

Padahal, seperti diketahui, PDI Perjuangan bersama sejumlah partai, meliputi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai bakal capres-cawapres, dan sudah mengarahkan para kadernya untuk mendukung pasangan itu.

Hasto menuturkan, banyak kader PDI Perjuangan yang tidak percaya bahwa Jokowi telah meninggalkan partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.

"Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," katanya, lewat keterangan tertulis, Minggu, (29/10), dikutip dari WartakotaLive.com.

Ia berujar, PDI Perjuangan selama ini telah mencintai Jokowi dan memberikan privilege atau keistimewaan kepada Presiden beserta keluarganya.

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga. Namun, kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi," bebernya.

Hasto menyebut, PDI Perjuangan berharap peristiwa itu tidak terjadi. Akan tetapi, takdir berkata lain. "Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," tukasnya.

Menurut dia, PDI Perjuangan awalnya memilih bungkam, tetapi pada akhirnya berani menyampaikan perasaan sedihnya. "Itu wujud rasa sayang kami. Pada awalnya kami memilih diam," ujarnya.

"Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Mohamad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dll, beserta para ahli hukum tata negara, tokoh prodemokrasi, dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," ucapnya. (Tribunnews/Febri Prasetyo)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved