Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Wonosobo

Sentra Pandai Besi Krasak Wonosobo Produksi Berbagai Alat Pertanian, Segini Penghasilan Para Empu

Sebanyak 60 orang di Desa Krasak, Kecamatan Mojotengah berprofesi pembuat alat besi atau masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Empu

Penulis: Imah Masitoh | Editor: muslimah
Pemdes Krasak
Pandai besi di Desa Krasak sedang membuat alat pertanian. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Sentra Pandai Besi Krasak, Wonosobo memproduksi berbagai macam alat pertanian.

Sebanyak 60 orang di Desa Krasak, Kecamatan Mojotengah berprofesi pembuat alat besi atau masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Empu.

Pengurus Sentra Pandai Besi Krasak, Rofiqul Huda menyampaikan, pembuat alat besi dan logam di Desa Krasak masih eksis hingga sekarang meskipun jumlahnya menurun.

"Sekarang 60 orang Desa Krasak jadi pandai besi. Merosot 30 persen dibandingkan tahun 2010 lalu," ungkapnya kepada tribunjateng.com, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Asal-usul Uang Rp 350 Juta yang Ditebar Pria Telanjang Dada di Jalanan, Ini Penjelasan Keluarga

Hal ini dikarenakan cukup banyaknya anak muda yang tidak tertarik dengan profesi pandai besi.

Tidak banyak yang tahu profesi pandai besi terbilang cukup menjanjikan bila ditekuni dengan sungguh-sungguh.

Penghasilan per hari dapat mencapai kisaran 300-500 ribu rupiah.

Profesi ini juga tidak terikat dengan waktu.

Rata-rata Empu bekerja selama 17 hari dalam sebulan dari pukul 08.00 pagi hingga 14.00 siang.

Satu Empu dalam sehari biasanya dapat membuat hingga 10 buah alat pertanian jenis sabit.

Berbagai macam alat pertanian yang dibuat seperti cangkul, sabit, pisau, keris dan lain sebaginya.

"Setiap empu biasanya memiliki karyawan yang membantu pekerjaannya jumlahnya berbeda-beda yang nanti mempengaruhi jumlah produksinya," ucapnya.

Bahan baku yang digunakan berasal dari rongsok atau barang bekas yang diperoleh dari berbagai wilayah.

Harga yang dijual pun bervariasi mulai dari harga termurah seperti pisau 6 ribu rupiah hingga keris mencapai harga 35 juta rupiah.

Kualitas alat yang dibuat biasanya ditentukan oleh petani sendiri setelah memakainya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved