Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ikappi Prediksi Harga Beras Masih Tinggi hingga 2024

fenomena El Nino berpengaruh pada produksi padi/beras, sehingga untuk memenuhi stok dalam negeri, pemerintah menugaskan Bulog melakukan impor.

Editor: Vito
TRIBUN JATENG / Desta Leila Kartika
Pemilik Toko kelontong Dua Paman, Rustiah, terlihat sedang melayani konsumen yang membeli beras di tempatnya. Berlokasi di Dukuh Peleman, Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Sabtu (5/8/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ketersediaan beras sebagai komoditas pangan utama masyarakat terus menjadi sorotan, menyusul proyeksi masih terjadinya fenomena cuaca ekstrem El Nino hingga tahun depan.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri menilai harga beras masih berpotensi tinggi pada tahun depan.

Menurut dia, impor tambahan yang tidak sepenuhnya didapatkan menjadi satu kemungkinan harga beras masih betah di atas harga pokok pembelian (HPP) yang ditetapkan pemerintah.

Pasalnya, dia menambahkan, adanya perubahan iklim yakni El Nino berpengaruh pada produksi padi/beras. Sehingga untuk memenuhi stok dalam negeri, pemerintah menugaskan Bulog melakukan impor.

"Harga beras terus naik, sampai hari ini yang premium saja sudah ada di harga sekitar Rp 15.000 lebih, untuk medium sudah Rp 13.200. Ini memang susah dihindari, karena produksi sedang hancur," katanya, dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/11).

Meski masih akan ada panen di Desember, ia menyebut, tidak akan maksimal lantaran dampak dari adanya El Nino.

Oleh karenanya, dengan kondisi iklim yang mempengaruhi produksi dan impor tambahan yang belum maksimal, pemerintah perlu melakukan antisipasi.

Belum lagi, Abdullah menuturkan, dengan tahun politik nanti permintaan beras akan naik. Sehingga, antisipasi dari pemerintah, baik dari produksi dan harga beras harus dilakukan. "Ada potensi kenaikan (tahun depan-Red) walaupun sedikit," ujarnya.

Namun dari ketersediaan, ia menyatakan, beras masih ada di pasaran, meski saat ini belum bisa dikatakan melimpah di pasaran.

"Kalau ketersediaan melimpah akan mempengaruhi harga. Tapi jika barang ada tapi ngga terlalu banyak, akan mempengaruhi psikologis harga jadi tinggi," jelasnya.

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rachmi Widiriani mengungkapkan, tahun depan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) akan mengutamakan dari produksi dalam negeri.

Namun jika dari dalam negeri masih belum mencukupi, ia berujar, impor akan menjadi opsi pemerintah dalam memenuhi target stok beras pemerintah.

"Jika tidak mencukupi, maka dilakukan pengadaan dari luar negeri. Bulog sudah mendapatkan penugasan tersebut agar tidak terlambat jika terjadi sesuatu yang dapat mengganggu stabilitas pasokan dan harga beras. Untuk jumlah dan waktu kedatangan beras impor tentu saja harus terukur sesuai kebutuhan, agar tidak mengganggu produksi dan harga gabah petani," bebernya.

Sudah tidak naik

Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui, harga beras belum bisa mengalami penurunan secara drastis. Namun, menurutnya, yang terpenting adalah saat ini harga beras tidak kembali mengalami kenaikan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved