Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Brutalnya Orang Tua Siswa di Kendari Aniaya Bocah SD, Kepala Dibenturkan ke Tembok hingga Pendarahan

Kejadian tragis menimpa seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara

Editor: muh radlis
zoom-inlihat foto Brutalnya Orang Tua Siswa di Kendari Aniaya Bocah SD, Kepala Dibenturkan ke Tembok hingga Pendarahan
IST
Ilustrasi

TRIBUNJATENG.COM - Kejadian tragis menimpa seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), yang mengalami pendarahan di kepala akibat dianiaya oleh teman sekelas dan bahkan orangtua teman tersebut.

Siswa berinisial A (9), yang saat ini sedang berada di kelas 4 SDN, kini harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Santana Kendari.

Peristiwa penganiayaan terhadap anak tersebut terjadi pada Jumat (3/11/2023) lalu, ketika A tengah bermain dengan teman-temannya di sekolah. Saat seorang temannya terjatuh, insiden tersebut memicu tindakan agresif, di mana teman A tersebut memukulnya pada bagian dada. Meskipun situasi sempat didamaikan oleh guru, orangtua teman berinisial K menerobos masuk ke dalam kelas dan mencari A.

"Dia pegang kepalanya anakku terus dia hantam ditembok, setelah kejadian itu anakku sudah tidak sadar," ungkap Ningsih, ibu korban, saat menceritakan peristiwa tersebut.

Pada Senin (13/11/2023), korban tiba-tiba mengeluarkan darah dari mulutnya, menandakan dampak serius dari penganiayaan yang dialaminya.

"Kemarin dia ke sekolah, keluar lagi darah terus kita bawa mi di rumah sakit.

Hasil pemeriksaanya dokter karena mengalami benturan di kepala makanya harus dirawat, inap," kata Ningsih.

Kapolsek Kandai, AKP Slamet Raharjo mengatakan, pihaknya tengah melakukan penyelidikan atas kasus dugaan penganiayaan siswa yang dilakukan orangtua siswa lainnya.

Pihaknya telah menerima laporan dari orangtua korban berinisial ZI.

"Iya, sudah datang seorang ayah bersama anaknya yang mengaku telah dianiya di dalam sekolahnya, dan yang melakukan penganiayaan adalah orangtua dari siswa lain," ungkap Slamet.

Slamet mengatakan, saat orangtua korban melapor kejadian itu, pihaknya baru memasukan aduan dengan tujuan untuk membuka peluang adanya musyawarah antara kedua belah pihak.

Sebab, jika satu sekolah, biasanya mereka menyelesaikannya dengan kekeluargaan.

"Karena melihat kondisi korban yang sudah masuk ke rumah sakit dan laporan orangtua pendarahan hidungnya, kita tingkatkan menjadi laporan polisi," terang dia.

Slamet menerangkan, pihaknya telah mengambil keterangan dari orangtua korban.

Dalam waktu dekat, tambah dia, akan memanggil terduga pelaku penganiayaan untuk menjalani pemeriksaan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siswa SD di Kendari Tak Sadarkan Diri Usai Dianiaya Orangtua Siswa Lain"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved