Berita Bola
PSSI Akan Libatkan Skuad Tim Nasional untuk Berkompetisi di Elite Pro Academy, Format Berubah
Sebagai wadah pembinaan pemain usia dini, EPA akan dimaksimalkan untuk melahirkan pemain-pemain tim nasional usia muda
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Anggota Exco Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Muhammad, memastikan format penyelenggaraan kompetisi usia muda Elite Pro Academy (EPA), pada musim depan bakal mengalami perubahan demi mengakomodasi kebutuhan pembentukan tim nasional.
Menurutnya, sebagai wadah pembinaan pemain usia dini, EPA akan dimaksimalkan untuk melahirkan pemain-pemain tim nasional usia muda.
Pihaknya tengah menyiapkan rencana untuk menyediakan ruang bagi tim nasional agar bisa berkompetisi secara berkelanjutan.
“Jadi, saat ini peserta EPA berjumlah 18 tim yang dibagi menjadi tiga grup. Per tahun depan, kami ingin menambah masing-masing dua tim untuk EPA U-16 dan U-18. Dua tim ini kita anggap sebagai Timnas A dan Timnas B,” ucap Muhammad, Senin (20/11/2023).
Baca juga: Alasan Gilbert Agius Tak Banyak Tambah Pemain Baru PSIS Semarang Saat Bursa Transfer Liga 1
Sehingga, lanjut dia, EPA U-16 dan U-18 nantinya akan diikuti sebanyak 20 tim yang akan dibagi menjadi dua pool, yakni barat dan timur. Setiap pool akan terdiri dari satu tim nasional.
"Siapa yang mengisi pemain tim nasional? Ya para pemain EPA itu sendiri,” lanjutnya.
Muhammad menjelaskan, setiap putaran akan ada proses trial bagi para pemain. Nama-nama yang memperlihatkan kualitas di kompetisi akan mendapatkan kesempatan bergabung dengan tim nasional yang berkompetisi di EPA. Selain itu, tim nasional ini nantinya juga akan menerapkan sistem promosi dan degradasi.
“Harapannya, Timnas Indonesia U-16 dan U-18 ke depannya tidak akan kesulitan untuk mencari pemain dan menggelar pemusatan latihan jangka panjang. Sebab, para pemain ini sudah terbiasa berkompetisi,” jelasnya.
Pemusatan latihan (TC) jangka panjang sebetulnya bukan cara yang efektif untuk membina pemain usia muda. Sebab, kata lelaki yang akrab disapa Mamed itu, pembinaan pemain menjadi tanggung jawab klub, bukan federasi.
“Kami berharap, klub-klub bisa mulai membina pemain. Termasuk kemarin saat workshop EPA, saya mengingatkan kepada klub bahwa kami di sini untuk membina pemain, bukan mencari juara,” tuturnya.
Dengan demikian, penyelenggaraan EPA akan menjadi program yang sangat penting. Hal ini terbukti dari proses pembentukan Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2023 yang dilakukan melalui proses seleksi terbuka.
“Masih ada banyak pemain yang belum kita lihat. Sebab, kita harus melihat pemain dari kompetisi. Pemain Timnas Indonesia U-17 saat ini mayoritas berasal dari Piala AFF U-16 2022. Akhirnya kita menggelar seleksi terbuka,” jelasnya.
“Hal ini dilakukan karena kita tidak punya kompetisi. Sebelumnya kan Elite Pro Academy dan Soeratin sempat tidak digelar. Itulah sebabnya Timnas Indonesia U-17 ini kesulitan mencari pemain yang rutin berkompetisi,” tandasnya. (*)
Kehilangan 3 Pilar Kunci, Persijap Jepara Tetap Bidik Poin Penuh dari Persik Kediri |
![]() |
---|
Tendangan Keras Hokky Caraka Jadi Penentu Kekalahan Persijap Jepara 1-2 Atas Persita Tangerang |
![]() |
---|
2 Gol Gustavo dan 1 Gol Saiful Bawa Elang Jawa Taklukkan Macan Muria di Kudus |
![]() |
---|
Sosok Zulfahmi Arifin, Pemain Asal Singapura Yang Perkuat Persis Solo |
![]() |
---|
Pemain Berkewarganegaraan Serbia Dikabarkan Merapat ke Persiku Kudus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.